16. Sweet Tsundere.
Keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk berwarna merah muda di tubuh semampainya. Lisa berjalan menghampiri lemari kayu yang sudah tua dan usang di pojok kamar, membukanya kemudian mencari pakaian apa yang akan di pakainya malam ini.
Hingga pilihannya jatuh pada sepasang piyama berwarna biru gelap dengan motif sakura. Setelah menyelesaikan ritual berpakaiannya, Lisa menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur, memejamkan mata sangat lembut agar perasaan resah yang tengah di rasakannya saat ini menghilang secara perlahan.
Berselang beberapa saat, ia mendudukan tubuhnya di atas tempat tidur. Bangkit, kemudian beringsut keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil segelas air untuk persiapannya malam ini, siapa tau saja ia kehausan saat tengah malam.
Langkah kaki cewek itu terhenti tepat di ruang keluarga kala mendengar suara tawaan Nana dan seorang wanita tua. Yup, Heesun dan Nana sudah pulang sore tadi, tapi Lisa tak tahu kalau Alexandra––Neneknya Nana juga ikut bersama mereka.
Suara panci beserta sendok wajan yang tengah beradu dari dapur membuat Lisa tahu kalau Heesun tengah memasak makan malam untuk mereka. Lisa menolehkan kepalanya, menatap keakraban antara Alexandra dan Nana.
"Kamu makin gede makin cantik yah, mirip banget sama Papamu." ujar Alexandra seraya mengusap pelan pipi Nana.
"Aku mah mirip sama Mama kali Nek." balas Nana, terkekeh.
"Iya, Mamamu juga cantik, tapi Papamu juga ganteng 'kan?"
Lisa tersenyum kecut menyaksikan Nana yang mendapat banyak kasih sayang bukan hanya dari Heesun, bahkan Neneknya juga sering memanjakan Nana. Beda sekali dengan dirinya yang menyedihkan ini. Sering kali, Lisa juga ingin mendapat kasih sayang seperti Nana, sayangnya takdir berkata lain, seakan kenyataan juga ikut menamparnya.
Ia tersadar kala tawa dari Nana dan Alexandra sirna, suasana seketika senyap. mereka nampak menatapnya dengan ekspresi yang susah untuk di deskripsikan.
"Lho? Dia siapa?" pertanyaan itu keluar dari mulut Alexandra saat melihat Lisa. Pasalnya, Lisa jarang sekali muncul di hadapannya, hampir tak pernah. Pernah waktu, saat Lisa dan Nana masih kecil, kehadiran Lisa tentunya tak di hiraukannya, jadi wajar saja ia sulit mengenali cewek itu, apalagi Lisa sudah beranjak dewasa sekarang.
"Dia anak pertamanya Mama, Nek." jawab Nana terkesan mencemooh.
"Oh, anak pertamanya Heesun yang waktu itu di bawa ke pesta ulang tahunmu ya?" Nana mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Alexandra.
"Nenek kira Heesun sudah membuang anak itu."
Lisa menundukkan kepala, berusaha menahan rasa perih kala mendengar ucapan Alexandra yang begitu menohok. Rasanya sesak, sungguh. Tapi Lisa bisa apa? Ia hanya menumpang tinggal di rumah Papa tirinya ini, ia sama sekali tak berhak untuk marah.
Mendengar suara kekehan yang terdengar dari mulut Nana, membuat Lisa tak tahan untuk berdiam diri di sana lebih lama lagi. Cewek itu memilih melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda untuk menuju ke dapur, dari pada perasaannya yang menjadi korban.
Memasuki area dapur, nampak Heesun yang tengah sibuk di dekat kompor. Lisa tersenyum kecut, kemudian menghampiri kulkas yang berada tepat di samping wastafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...