38. Sakit Yang Sebenarnya.
Aku menyukai segala tentangmu, karaktermu, aktifitasmu, dan keluargamu. Tapi, tidak dengan sifatmu, yang sering menghilang tanpa kabar, juga meninggalkan rasa rindu yang terasa hambar.
-Lusiana Brianka
***
Lisa merebahkan tubuhnya ke tempat tidur, matanya menerawang ke langit-langit kamar yang terlihat tinggi, setelah berhari-hari menginap di rumah Jennie ternyata mampu membuatnya merasa rindu dengan suasana kamarnya yang tenang ini. Ia meraba-raba sisi tempat tidurnya yang kosong guna mencari ponsel yang sempat ia hempaskan di sana.
Di bukanya roomchat kemudian melihat segala pesan yang ia kirimkan pada Jungkook, ternyata belum juga mendapat balasan oleh cowok itu, jangankan dibalas, dibaca pun belum. Ia benar-benar rindu, tidakkah cowok itu mengerti tentang perasaannya?
Ceklek ....
Pintu kamar terbuka, Lisa mendundukkan tubuhnya, menatap Heesun yang tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah dinginnya seperti biasa.
"Enak ya kamu, numpang di rumah saya malah enak-enakan rebahan di kamar." ujar wanita itu begitu sinis seraya menyilangkan kedua tangannya kedepan dada.
"Mesin cuci rusak, sedangkan pakaian Cheers Nana harus di pake besok. Kamu tau 'kan apa tugas kamu sekarang?" lanjutnya lagi.
Lisa menghela nafas sangat kasar, ia beranjak dari tempat tidurnya tanpa menjawab pertanyaan dari Heesun, kali ini ia akan menuruti perintah dari Mamanya itu, sebab ia sudah kehabisan tenaga untuk melawan lagi.
Jika saja ia tidak berada dalam mode lelah untuk bertengkar, mungkin ia akan menolak perintah Heesun mentah-mentah.
***
Menyesal, satu kata itu seakan mewakili keadaan Lisa. Awalnya ia mengira akan mencuci satu pakaian saja, itupun pakaian cheers Nana, namun siapa sangka ternyata banyak pakaian cheers dari anggota lain yang menumpuk sempurna di hadapannya, menunggu di cuci olehnya.
Sepertinya Nana memang sengaja menjahilinya seperti ini, benar-benar tak lucu. Lisa berdecak beberapa kali, sebelum ia benar-benar menyentuh pakaian-pakaian tersebut kemudian mulai mencucinya.
"Cuci yang bersih! Gue sama temen-temen gue harus perfect banget besok, gak boleh ada noda sedikitpun." ujaran bernada sinis itu terlontar dari mulut seorang cewek yang sedari tadi menatap tajam ke arah Lisa. Sembari menyeruput coklat hangat yang di buatkan Heesun, Nana menyempatkan diri untuk menganggu aktifitas Lisa.
Lisa sempat merasa bingung pada kedua wanita itu, mengapa mereka sangat membencinya? Apa ia pernah berbuat salah? Lisa dan Nana adalah saudari tak se-ayah, lalu mengapa Heesun lebih memerhatikan Nana dari pada Lisa yang notabenenya juga anak kandung dari wanita itu?
Ding dong ...!
Suara bell yang berbunyi dari pintu utama membuyarkan lamunan Lisa, cewek itu menengok ke belakang, ia tak melihat keberadaan Nana lagi di sana, mungkin saudarinya itu beranjak untuk membukakan pintu bagi sang tamu.
"Taehyung?!" seru Nana begitu semangat, tanpa aba-aba, ia segera mengapit lengan cowok itu kemudian mengajaknya masuk kedalam.
Sedangkan Taehyung sendiri hanya mengikuti cewek itu, tak ada penolakan darinya, ia tersenyum simpul ketika Nana mulai mendekatinya lagi.
"Kamu ngapain kesini? Mau ngajak jalan? Atau mau ketemuan doang nih?"
Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Lisanya ada?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...