17. Ibu Dokter Dan Mas Pengacara.
Memasuki kamarnya kembali. Lisa menutup pintu rapat-rapat, punggung cewek itu menyender di daun pintu, perlahan Lisa merosot ke lantai dengan tatapan kosong. Tak berselang lama, senyumnya mengembang hingga pipi gembulnya ikut bertambah bulat.
Di aktifkan ponselnya, menatap foto Jungkook lamat-lamat dengan tatapan berbinar.
"Lo kenapa sih kadang cuek kadang manis? gue 'kan jadi tambah suka sama lo!" ujarnya dramatis.
Bangkit dari lantai. Kemudian beralih ke tempat tidur, Lisa menghempaskan tubuhnya ke atas sana dengan tangan yang bergerak keatas-bawah guna menikmati kasur empuknya. Matanya terpejam, mengingat ucapan Jungkook di depan rumah tadi yang sukses meninggalkan banyak sekali rasa senang di benaknya.
Mendudukan tubuhnya kala kembali mengingat satu hal, tatapannya tertuju pada paper bag yang sempat ia taruh di lantai, paper bag pemberian Sunmi yang kemudian di antar langsung oleh Jungkook untuknya. Di gapainya benda tersebut, kemudian membukanya dengan sangat tak sabaran.
Sebuah dress?
Lisa menggantung dress tersebut ke udara, memerhatikannya cukup lama. Dress selutut dengan lengan yang tak pendek dan tak panjang, sesuai dengan ukuran bahunya. Berwarna putih soft, terkesan polos tapi terdapat sedikit manik di bagian ujungnya.
Senyuman Lisa lagi-lagi mengembang, ia membolak-balik dress tersebut guna mencari sesuatu. Hingga pandangannya menangkap sebuah kertas yang menggantung di sana, bukan label toko, bukan. Melainkan sebuah kertas catatan kecil dengan tulisan tangan di sana.
‘besok gue jemput, jam 6. Dressnya harus di pake, biar gak malu-maluin.’
Lisa senang, benar-benar senang. Namun ada sepercik rasa kesal juga saat membaca kata-kata itu.
"Biar gak malu-maluin, Di kira gue gak bisa dandan apa?" gumamnya dengan bibir yang mengerucut sebal. Sedetik kemudian raut kesenangannya itu tergantikan dengan wajah kebingungan.
"Ini beneran tante Sunmi gak sih yang ngasih?"
Lisa mengedikan bahunya acuh, di peluknya dress tadi sangat erat. Perlahan tubuhnya ambruk ke atas tempat tidur, mata Lisa terpejam, tak melepas dress itu dari pelukannya. Sepertinya malam ini Dress tersebut akan menemani tidurnya.
***
Sudah siap dengan dress pemberian Sunmi, memandangi bayangannya sendiri di depan cermin, wajah mulusnya kini sedikit di terlapisi polesan cream, juga sedikit bantuan Liptint di bibirnya. Lisa menopang dagu di atas meja rias, tersenyum-senyum sendiri membayangkan Jungkook.
Cewek itu mengalihkan pandangannya ke arloji berwarna putih yang melingkar manis di tangan kirinya, sudah Jam 6. Jungkook belum datang?
Beringsut dari meja rias kemudian keluar dari kamar, suasana rumah begitu sepi. Terdengar dengkuran keras yang keluar dari kamar Alexandra. Nana dan Heesun pastinya masih bergelut dengan bantal masing-masing. Sepertinya hanya Lisa saja yang bangun sepagi ini.
Di bukanya pintu utama, hingga mendapati Jungkook yang sudah siap di atas motor. Demi apapun, cowok itu benar-benar tampan, pakaiannya cukup simpel, jaket hitam dengan kaos berwarna putih, celana yang juga berwarna hitam sebagai bawahannya.
Mendengar langkah kaki yang menghampiri membuat Jungkook mendongak.
"Kamu udah dateng, kok gak ngabarin?"
"Gue udah ngabarin, lo nya aja yang kagak On,"
"Eh iya, kuota ku abis, hehe." Lisa menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...