41. Kacau, lelah, kecewa.

6.6K 813 27
                                    

41. Kacau, Lelah, Kecewa.

"Lo kenapa gak bilang sama gue?" pertanyaan yang tiba-tiba saja terlontar dari mulut Lisa membuat Jennie menoleh dengan raut terkejut, cewek itu menetup lokernya kemudian menghadap ke arah Lisa.

"Bilang apa?"

"Emang harus banget ya gue nunggu penjelasan dari orang lain daripada penjelasan dari sahabat gue sendiri." Lisa memejamkan matanya, kedua tangannya bertautan hingga tissue yang berada digenggamannya kini sudah mulai lecek.

"Lo ngomong apa sih, Lisa?"

"Lo suka sama Taehyung, 'kan?"

Jennie tertegun dengan raut terkejut, cukup lama ia terdiam berusaha berpikir jawaban apa yang akan ia berikan pada Lisa. "Lo tau darimana?"

"Gue butuh penjelasan dari lo Jenn, kenapa lo nyembunyiin hal ini dari gue, gue sahabat lo, gue suka sama Jungkook, dan orang pertama yang gue kasih tau itu elo, tapi kenapa lo sendiri gak ngasih tau ke gue tentang perasaan lo ke Taehyung? Kita ini sahabatan gak sih?"

Jennie menggelengkan kepalanya pelan seraya menggerakan tangannya, menggenggam lembut telapak tangan Lisa, namun respon yang di berikan Lisa sukses membuatnya tak percaya, Lisa menepis tangannya, meski dengan cara lembut, tapi sorot matanya seakan menunjukan kekecewaan yang teramat besar.

"Lo tau selama ini Taehyung sering deketin gue 'kan? kenapa lo gak kasih tau ke gue? Kenapa lo gak bilang kalo lo tuh diam-diam nyimpen rasa sakit di belakang gue? Lo nganggap gue apa?" tuntut Lisa sembari memundurkan tubuhnya.

"Gue cuman gak mau persahabatan kita hancur hanya karna satu cowok, gue bakal ngubur perasaan gue ini, Lisa."

Lisa menunduk dengan tawa hambar yang terdengar pilu, ia kembali mendongak, menatap wajah Jennie yang tengah memerhatikannya penuh kekhawatiran. "Udah? Perasaan lo udah kekubur? Atau masih ada?"

"Belum," lirih Jennie.

Lagi-lagi Lisa tertawa. "Lo bikin gue merasa bersalah tau gak, lo nyimpen rahasia di belakang gue, lo tau? Gue kecewa gak di anggap sama lo."

Lisa membalikan tubuhnya, kemudian berjalan pergi meninggalkan Jennie tanpa menengok kebelakang barang sedikitpun, bahkan teriakan Jennie yang tengah memanggil-manggil namanya tak dihiraukan olehnya, ia mengelus pelan kedua lengannya dengan kepala tertunduk menahan guratan kecewa di dalam sana, tepat dihatinya.

"Jenn, bangun." lelaki bertubuh jangkung mengguncang pelan tubuh Jennie membuat sang empu tersadar, cewek itu mendongak sembari mengucek pelan matanya.

"Eh, iya pak?"

"Kamu capek banget ya? Ya udah, kamu pulang aja duluan, biar sisanya saya saja yang kerjakan."

Jennie mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, ruangan yang terbilang cukup luas dengan banyaknya rak-rak besar berisikan buku-buku yang berjejer rapih, bukankah tadi ia berada diruang loker? Mengapa sekarang ia berada di perpustakaan?

"Jennie? Kamu gak apa-apa?"

Jennie kembali menengok ke arah lelaki yang membangunkannya tadi, lelaki tampan dengan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya, Pak Yixing, guru muda yang tengah menjalin hubungan dengan Bu Sandara.

"Eh iya pak, saya gak apa-apa kok."

"Kamu kayak capek gitu, mending kamu pulang terus istrahat."

"Bapak yakin bisa nyelesaiin ini sendiri?"

Pak Yixing menautkan kedua alisnya. "Kamu ngeraguin saya?"

"Hehe, gak dong pak, bapak jangan baperan gitu dong," Jennie menyengir. "Saya balik duluan ya pak." lanjutnya lagi, ia mendapat anggukan dari Yixing, kemudian berlalu dari sana setelah sebelumnya menggapai tas ranselnya yang sempat ia taruh di kursi sebelah.

Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang