11. Siapa?
"Mau ngomong apa lo!" Jungkook datang, membekap mulut Jinseo rapat-rapat, tak membiarkan adiknya itu berbicara yang tidak-tidak pada Lisa.
"Ab– mmmm ...!"
"Masuk!"
Cowok itu menggeret tubuh Jinseo secara tak manusiawi, mendorongnya masuk ke dalam rumah kemudian mengunci pintu, di mana di dalam sana terdapat Jinseo yang tengah menerikai namanya.
Lisa mengernyitkan dahinya heran dengan sikap mencurigakan dari kakak beradik itu. "Emang, Jinseo mau ngomong apa?"
Tak ada jawaban dari Jungkook, cowok itu mengedikkan bahunya acuh, kemudian berjalan melewati Lisa dan menghampiri motor yang sempat ia parkir di depan rumah.
"Naik, tunggu apa lagi?" tanya Jungkook saat melihat Lisa yang terdiam dengan posisi yang sama di teras, memilin ujung roknya.
"Aku, naik taxi aja deh."
Jungkook menghela nafas sejenak.
"Naik," ujarnya tak bisa di bantah lagi.
***
Mempererat jaket tipis di tubuhnya, berulang kali Lisa mengelus pergelangan yang terasa mengigil terkena angin malam, rintik hujan terasa berjatuhan menyentuh kulit kepalanya.
Perlahan, berubah menjadi hujan deras yang turun membasahi jagat raya. Motor Jungkook menepi di sebuah cafetaria, singgah berteduh menunggu hujan mereda.
Jungkook mengambil duduk di dekat jendela, membiarkan Lisa untuk ikut duduk di hadapannya. Cewek berambut ombre itu terdiam, tanpa mengeluarkan sepatah katapun membuat Jungkook keheranan, tak biasanya Lisa menjadi pendiam seperti ini.
"Dari tadi diem,"
Lisa mendongakan kepalanya, menatap Jungkook dengan kedua alis yang terangkat, kebingungan. "Hm, apa?"
"Kenapa dari tadi diam?"
"Gak papah." jawabnya, kembali menundukkan kepala. Kejadian tentang di sekolah tadi masih membekas di benak Lisa, tentang bagaimana Jungkook berhasil menumbuk perasaannya dengan perkataan nyelekit, mengaitkan Lisa dan Bona.
Lisa sadar diri, siapa Jungkook dan siapa dia, tak ada hubungan apa-apa di antara mereka, itu lah mengapa ia sedari tadi memilih diam. meski pada kenyataannya iman cewek itu sempat tergoyahkan ketika berhadapan dengan Jungkook, pasalnya cowok itu terlalu tampan, mubadzir jika tak di tatap.
"Masih keinget tentang di sekolah tadi?"
Lisa tersentak mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Jungkook, cewek itu menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Aku gak pantes buat marah," jawabnya, ragu-ragu.
"Lo pantes marah sama gue,"
"A-apa?" tanya Lisa, tak percaya.
"Enggak," kilah Jungkook, terkesan cetus.
mendelik kesal, mendengar jawaban Jungkook yang kurang memuaskan itu membuat Lisa sedikit merasa kesal, bibir cewek itu perlahan mengerucut hingga membentuk buah cherry.
"Soal di sekolah tadi, gue gak serius."
Lisa membulatkan matanya sempurna. menatap sorot mata Jungkook mencoba mencari sebuah kebenaran di dalam sana. tapi cowok ini terlalu susah untuk di tebak, membuat Lisa sedikit kebingungan dengan maksud ucapan Jungkook.
"M-maksud kamu? Kamu suka sama aku? Eh, bukan, bukan. kamu beneran gak suka sama aku? Eh apa sih." Lisa berdecak sebal sendiri, cewek itu mengacak rambutnya karena gemas, terlalu gemas dengan lidahnya yang terasa kelu, tak mendukung suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...