24. Papa Jungkook.

5.9K 841 10
                                    

24. Papa Jungkook.

"Ngomongin apa lo sama Taehyung?"

Lisa tersentak, cewek yang tengah berjalan menuju ke dapur itu menghentikan langkahnya, kemudian berbalik ke arah Nana yang tengah menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. Raut tegas yang di tunjukan Nana tak membuat Lisa gentar, ia justru merasa aneh dengan pertanyaan yang di layangkan saudari tirinya itu.

"Ngomongin apa? Gak jelas banget sih lo!" cetus Lisa.

"Gak usah pura-pura bego deh! Gue liat sendiri ya kalo lo emang ngedeketin Taehyung waktu di sekolah tadi!"

"Oh, lo liat ya?" tanya Lisa begitu santai, satu alisnya terangkat ke atas dengan tatapan remeh, berusaha memancing amarah Nana.

"Gue peringatin ke elo! Jangan deketin Taehyung lagi atau lo bakal kena akibatnya!" tunjuk Nana tepat di depan wajah Lisa dengan sorotan tajam. Lisa tersenyum sinis, ia terkekeh, terkesan mencemooh.

"Lo sama Taehyung gak ada hubungan apa-apa. Jadi lo gak ada hak buat ngelarang gue." Lisa tersenyum puas. Di singkirkannya telunjuk Nana dari wajahnya sangat kasar.

Nafas Nana nampak memburu dengan kilatan amarah di matanya yang begitu jelas, berusaha menahan emosi. "Denger ya! Taehyung itu punya gue!"

"Oh, lo suka sama Taehyung?"

"Iya!" jawab Nana begitu sarkas.

"Kalo lo mau, ambil aja. Gue juga gak ada niatan mau deketin dia." yang di katakan Lisa itu memang jujur, ia memang tak ada niat untuk mendekati Taehyung, kedekatan di antara mereka hanya sebatas sahabat, lagi pula ia lebih memilih setia pada Jungkook.

"Gue pegang kata-kata lo!"

Lisa mengedikan bajunya acuh, ia berbalik dengan jari tengah yang mengacung ke udara, tak perduli dengan Nana yang tengah mencak-mencak tak jelas di belakang sana.

***

"Jenn." panggil Lisa seraya melangkahkan kakinya memasuki kamar Jennie, cewek itu sedang berkunjung ke rumah sahabatnya saat ini. Rumah Jennie memang selalu sepi, Hyolin----Mama Jennie selalu pulang malam sebab sibuk mengurus caffe, sedangkan Papanya, Honsuk berada di luar kota mengurusi bisnis keluarga.

"Masuk ngucapin salam kek, udah kayak setan banget ya lo!"

Lisa menyengir, hingga menampakan deretan giginya yang rapih. "Kata nyokab lo, gue boleh kok nganggep rumah ini kayak rumah gue."

"Ya tapi, tau diri dikit kek."

Tak ada sahutan dari Lisa, cewek itu hanya terkikik geli kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas tempat, tepat di samping Jennie.

"Si Nana suka lho sama Tata."

Jennie yang sedang sibuk mengetikkan keyboard laptopnya menoleh ke arah Lisa.
"Seriusan lo?"

"Serius lah, orang dia sendiri yang ngelabrak gue." Lisa menggerakkan tangannya, menggapai sebuah rubik yang terletak di atas nakas.

"Dia ngelabrak lo?"

"H'm, dia marah-marah karena Tata deketin gue."

"Banyak juga ya yang suka sama Tata." gumam Jennie dengan bibir yang mengulum ke dalam.

Refleks, Lisa mendudukkan tubuhnya dan menatap dalam wajah Jennie. "Kenapa? Lo juga suka sama Tata?"

"Dih, ya kali gue suka sama dia, gue udah punya cowok btw," kilah Jennie, cetus.

"Lo udah punya cowok? Kok gak bilang ke gue sih?"

"Emang harus gue ngasih tau ke elo? Lo 'kan bukan pacar gue."

Lisa mendelik kesal. "Ya, tapi siapa?"

"Banyak, ada Cha Eun Woo, Park Bo Gum, Lee Min Ho, Song Jong Ki, Choi Min Ho, Lee Seung gi." mendengar jawaban dari Jennie membuat Lisa memutar bola matanya malas.

"Mati di kasur lo!"

***

Sunmi menghampiri sofa yang tengah di duduki Jungkook, Jinseo, juga Eric--suaminya. Wanita itu duduk tepat di samping Eric, membiarkan Jinseo ikut berbaring di dekatnya dengan menjadikan pahanya sebagai bantalan.

"Gimana hubungan kamu?" pertanyaan yang di ajukan dari mulut Sunmi untuk Jungkook membuat Eric mengernyitkan dahinya heran.

"Hubungan apa?"

"Bang Jungkook udah berani macarin anak orang." sahut Jinseo membuat Jungkook memutar bola matanya malas.

"Gue sama dia gak ada hubungan apa-apa, gak usah sok tau lo bocah!"

Sunmi menoleh ke arah Eric dengan kekehan kecil, melihat tingkah Jungkook yang begitu cuek sama seperti Papanya membuat wanita itu sedikit mengenang masa lalu.

"Lho? Siapa? Kok Papa gak tau?"

"Namanya Lisa, anaknya tuh cantik, sopan lagi," jelas Sunmi, melempari senyum jahilnya ke arah Jungkook, membuat anak pertamanya itu memutar bola matanya malas.

"Kalo lo gak mau sama dia, mending di kasihin ke gue." Jinseo menaik-turunkan alisnya,

"Lo bocah, mau ngasih makan apa ke Lisa?" pertanyaan bernada cetus itu tak membuat Jinseo merasa gentar, ia justru semakin gencar ingim menggoda Kakaknya.

"Ngasih makan cinta yang ada kepastiannya, emang kayak lo? Ngegantungin mulu, cuih."

"Emang siapa yang ngegantungin?"

Jinseo mendengus, jika di suruh memilih siapa yang akan menjadi Kakaknya, maka ia tak akan memilih Jungkook, Kakaknya itu begitu buruk dalam segala hal, beda dengan dirinya yang mempunyai banyak kelebihan.

"Yang di omongin Jinseo ada betulnya lho, Jung."

Jungkook menoleh lagi ke arah Sunmi. Mamanya itu nampak menahan tawa melihat pertengkaran mereka. "Bener apanya? Jinseo mau nikahin Lisa gitu?"

"Bukan bego!" cetus Jinseo membuat Jungkook mendengus kesal.

"Maksud Mama tuh gini, kamu gak boleh ngegantungin Lisa mulu, wanita itu butuh kepastian, kalo kamu gini mulu nanti Lisa di ambil orang, Jinseo aja mau sama dia, apa lagi cowok lain."

"Bagus, itu tandanya Lisa bukan jodoh Jungkook." jawab Jungkook begitu santai, membuat Sunmi dan Jinseo saling melempar pandangan kesal.

"Tau karma gak lo? Nanti kalo udah kena karma, gue yang bakal ketawa paling kenceng," ledek Jinseo

"Sifatnya mirip banget sama kamu." bisik Sunmi tepat di dekat telinga Eric, membuat pria yang berstatus sebagai suaminya itu terkekeh pelan.

"Kapan-kapan Lisa di bawa ke sini, kenalin ke Papa," mendengar penuturan Eric, Jungkook hanya menghela nafas.

"Nggak usah tunggu kapan-kapan, kenapa gak besok aja? Besok hari sabtu, emang Papa gak bisa ambil cuti lebih cepat gitu?"

Eric tersenyum menanggapi Sunmi. "Terserah Mama aja."

"Kasih tau ke Lisa buat jaga mata, pesona gue tuh bisa bikin silau," ujar Jinseo begitu bangga.

Jungkook memijit pelipisnya pelan, cowok itu bangkit dari posisi duduknya, menatap ketiga orang di hadapannya ini satu persatu.

"Tergantung kalo dia ada waktu."

#Bersambung

Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang