13. Siapa Dia?
Serbuan tetes air berjatuhan dari langit mendung, perlahan berubah dalam hitungan detik menjadi hujan deras dengan terpaan angin yang begitu menusuk kulit. Sejak pagi tadi memang cuacanya terlihat tak baik, hingga mengharuskan para guru untuk mempersilahkan muridnya kembali ke rumah masing-masing.
Semua murid tentunya senang bisa pulang ke rumah lebih cepat, terlebih lagi Lisa. Cewek bersurai ombre yang baru menginjak usia tujuh belas tahun itu tengah melakukan kegiatan favoritnya— ngintilin Jungkook.
Namun sebelum benar-benar melaksanakan kegiatan favorite-nya itu, ia harus menghadapi Bona terlebih dahulu, cewek itu tengah menyorotnya dengan tatapan tajam, dendam masih membekas jelas dibenaknya saat kembali mengingat bagaimana brutalnya Lisa ketika menjambaknya beberapa waktu lalu.
Lisa tak mau kalah, ia balas menatap Bona begitu sengit. Beda halnya dengan Jungkook yang nampak duduk menyender sembari menggusak rambut ke belakang. tak jauh dari Lisa, ada Jennie yang menatap Bona dan Lisa secara bergantian dengan wajah cengo.
"Well ... gue kira ada yang harus ngasih penjelasan," Jennie memecah keheningan sembari mencuri-curi pandang pada Jungkook.
Hening setia menyapa mereka.
Hingga Bona menggebrak meja dihadapannya tanpa aba-aba, membuat kedua orang itu menoleh ke arahnya, terkecuali Lisa yang memang sedari tadi tengah menaruh atensi pada cewek bersurai cokelat tersebut. "Gak adil!"
"Gak adil apanya?" tanya Jennie tak paham.
"Lisa jambak rambut gue! Rambut gue!" Bona menunjuk rambutnya yang berantakan dengan raut penuh kekesalan. "Kenapa gue gak boleh balas perbuatannya?!"
"Lo berani?" tanya Jennie menantang dengan penuh keyakinan. Ia yakin segenap jiwa dan raga, Bona tak memiliki cukup keberanian untuk balas menjambak rambut Lisa. Terakhir kali berusaha melawan, kakinya dibuat terkilir hingga membengkak dan harus absent sekolah selama beberapa hari, si pelaku tak lain dan tak bukan pasti Lisa.
Bona mengerjap-ngerjap, bingung harus membalas ucapan Jennie seperti apa. "Gue ...." cewek itu mengalihkan pandangan ke arah Jungkook. "Jung ... kamu kok diam doang sih?!"
Jungkook mendongak dengan sebelah alis terangkat. "Terus, mau lo apa? Gue jambak rambut Lisa?"
"Y-ya ... gak gitu juga, seenggaknya kamu ngebela aku, yang jadi korban tuh aku lho!" jawab Bona sedikit terbata, nampak sangat jelas ia menghindari tatapan dari Lisa dan Jungkook yang bersamaan tertuju ke arahnya.
"Lisa gak mungkin ngejambak lo kalo lo gak mancing-mancing emosi." Jennie menyidekapkan kedua tangan didepan dada, tanpa perduli pada delikan tajam yang ditunjukan Bona untuknya.
"Gue gak mancing-mancing, Lisa nya aja yang bego! pake salah paham segala!" tukas Bona tak terima, Lisa yang mendengarnya sontak membulatkan mata penuh kesal, ia ikut berdiri hingga tinggi mereka sejajar, raut wajahnya seakan siap mencakar kulit Bona sekarang juga.
"Lo ngatain gue bego?!"
"Ada yang bisa jelasin?" Jennie kembali menyahut, kali ini titik fokusnya berada pada Jungkook. Sedari tadi cewek itu memberi kode pada Jungkook, namun sang empu belum juga mau menjelaskan setiap inci dari inti permasalahan kesalahpahaman ini.
"Sa." Bima menarik lengan Lisa untuk ikut duduk disampingnya.
Lisa yang masih dirundung rasa kesal hanya mampu memberontak kecil, setelah itu ia menurut untuk duduk di samping Jungkook, jarang-jarang lho Jungkook mau bersikap lembut seperti ini.
"Kenapa? kamu mau ngebelain dia kayak kemarin?"
Jungkook menghela nafas sejenak. "Gue gak ngapa-ngapain sama Bona."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...