06. Marah?
Terik matahari di siang hari sukses membuat para siswi SMA Rajawali menggigit jari karena gemas.
Bukan kepanasan karena udara, melainkan kepanasan saat melihat pemandangan di tengah lapangan.
Melihat peluh keringat yang membasahi wajah serta rambut Jungkook, begitu banyak tetesan keringat melewati rahang tegasnya hingga mampu membuat para siswi di sana harus mengipas wajah.
Jungkook sama sekali tak memperdulikan pekikan dari siswi yang kegirangan di belakang sana, titik fokus cowok itu berada di tepi lapangan, di mana di sana terdapat lima cowok yang sedang menertawainya, teman-teman terbangke yang pernah ada.
Beberapa menit yang lalu, sebuah insiden menimpanya, insiden tragis yang membuatnya harus di hukum untuk memandangi bendera berkibar seperti ini, terlambat masuk kelas.
Sebuah kerikil menyentuh jidatnya, cowok itu berdesis sebal, kemudian melirik melalui ekor matanya, tak jauh dari posisinya berdiri sekarang, Lisa terlihat menyengir sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Jungkook.
'Jungkook, bu Puspa udah pergi.' ucap Lisa tanpa suara, tapi gerak bibirnya dapat di baca oleh penglihatan Jungkook.
Jungkook menoleh ke kanan dan kiri, dan benar saja, Bu Puspa yang awalnya sedang mengawasinya kini sudah pergi entah kemana, kesempatan ini pun di manfaatkan cowok itu untuk berteduh di bawah pohon pelindung yang tak jauh dari sana.
Lisa berjalan, menghampiri Jungkook, tapi tak sampai ikut duduk di samping cowok itu, pasalnya ia sedang terburu-buru saat ini.
"Jung, aku bawain kamu roti sama air mineral, kamu pasti belum sarapan 'kan? Di makan ya, jangan di buang lagi, aku rela gak jajan demi beliin kamu ini."
Jungkook mendongak, menatap Lisa dengan alis rapihnya yang terangkat sebelah.
"Lo beneran gak jajan? Atau cuman nyari muka di depan gue?" Lisa mendengus kesal saat mendengar pertanyaan bernada sinis dari Jungkook.
Lisa berjongkok di hadapan cowok itu, menatapnya lamat-lamat tanpa ada rasa takut.
"lo fikir gue gak tau kalau selama ini makanan yang selalu gue beliin buat lo sering lo bagiin sama orang lain? Gue ngomong kayak gini juga biar lo hargain usaha gue buat beliin lo makanan."
"Emang gue pernah nyuruh lo buat beliin makanan?"
Lisa mengulum bibirnya karena merasa gemas dengan sikap cuek Jungkook, kesal benar-benar kesal, namun ia masih berusaha untuk tersenyum, meskipun terlihat sangat kecut.
"Kalau di perjuangin harus tau diri dikit." ujarnya sekilas, kemudian berlalu pergi meninggalkan Jungkook yang terdiam mematung.
Percayalah, bukan maksud Lisa untuk mengucapkan kata-kata pedas itu pada Jungkook. hanya saja, hari ini ia cukup kesal dengan kejadian di rumah tadi, belum lagi harus menghadapi sikap dingin Jungkook.
Ia sedang butuh pelampiasan, meski sudah menahannya sebisa mungkin.
"Lah? Si Lisa kenapa? Kayak kesel gitu." Jimin bersuara entah sejak kapan ia berdiri di belakang sana, cowok itu ikut duduk di samping Jungkook.
"Gak tau,"
"Gue saranin ke elo ya, jadi cowok jangan dingin-dingin amat, kasihan cewek-cewek yang deketin lo, mana bening semua anjir, sayang kalau di sia-siain."
"Segitu gak lakunya lo ya." Jimin mendengus kesal mendengar penuturan Jungkook yang cukup menyinggung.
"Gini-gini juga gue banyak yang naksir, emang perlu gue kasih bukti?"
Tak ada jawaban dari Jungkook, membuat Jimin semakin merasa kesal. Namun tak berselang lama ia kembali bersuara "Lisa kenapa ya? Kok mukanya mendadak nyeremin, biasanya juga kagak gitu."
Jungkook terdiam, menatap ke depan dengan tatapan menerawang, kembali teringat bagaimana ekspresi Lisa yang memang terlihat kesal di matanya, tat kala ia membenarkan ucapan Jimin bahwa untuk pertama kalinya Lisa terlihat begitu menyeramkan, meski tak sampai mengamuk, tapi tetap saja menyeramkan.
Apa segitu buruknya Jungkook hingga membuat kekesalan Lisa pecah begitu saja? padahal cewek itu termaksud kategori cewek yang penyabar, tapi kini? Lisa marah, dan penyebabnya adalah Jungkook.
"Wiihh ... ada roti, kok di anggurin? Buat gue ya?" Jimin terlihat heboh saat mendapati sebungkus roti dengan ukuran besar di samping Jungkook, tangannya bergerak bersiap untuk menggapai roti tersebut.
"Lisa ngasih ini buat gue, dan gue hargain pemberian dia." Jungkook mengambil alih roti itu, tak membiarkannya masuk ke dalam Jimin.
Cowok itu kemudian melahap roti tersebut hingga tak bersisa membuat Jimin melongo melihatnya.
"Kesambet apaan nih anak?" tanya Jimin pada dirinya sendiri, kemudian mengedarkan pandangannya ke seliling pohon yang mereka pakai untuk berteduh saat ini.
"Hiihh, serem juga kalau Jungkook beneran kesambet, pasti penunggunya nih pohon." Jimin bergidik ngeri, kemudian bangkit dan meninggalkan Jungkook yang tengah meminum air mineral pemberian Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]
FanficMenggenggam tangan seorang Jungkook itu rasanya sangat mustahil. Sifatnya yang begitu dingin terkadang membuat Lisa ingin berkata mundur. Hingga kejutan demi kejutan di dapat oleh Lisa dari Jungkook, Lisa tak pernah menyangka, lelaki bak prasasti hi...