25. Wallpaper

6.1K 856 36
                                    

25. Wallpaper.

"Aduh, Jung. Aku harus ngomong apa ke Papa kamu?" pertanyaan itu sudah berulang kali terlontar dari mulut Lisa. Sekarang ini, ia dan Jungkook sudah berposisi tepat di kediaman keluarga Jeon, atau lebih tepatnya Jungkook lah yang berjalan di depan, sedangkan Lisa mengekor di belakang.

"Terserah isi pikiran lo," jawab Jungkook, acuh tak acuh.

Tangan Lisa bertautan erat di bawah sana, mengeluarkan banyak keringat dingin karena gugup akan di pertemukan dengan kedua orang tua Jungkook, sebenarnya ia tak terlalu gugup pada Sunmi, sebab ia sudah bertemu dengan wanita itu sebelumnya.

Yang menjadi keresahan baginya adalah Eric, papa Jungkook. Ia senang akan di pertemukan dengan Eric, dengan begitu ia jadi lebih mudah untuk mendapatkan hati kedua orang tua Jungkook, namun ia juga gugup, karena ini adalah kali pertamanya untuk bertemu langsung dengan calon Papa mertuanya.

"Nanti kalo dia nanya-nanya, gimana?"

"Tinggal di jawab, lo punya mulut 'kan?"

"Tapi kalo dia nanya tentang hubungan kita, aku harus jawab apa?"

Jungkook mendengus kesal, ia berbalik ke arah Lisa dengan wajah datar tanpa ekspresi seperti biasa. Tangan cowok itu terangkat, mendorong pelan jidat Lisa menggunakan telunjuknya.

"Menurut lo hubungan kita kayak gimana?"

Cewek di hadapannya ini nampak terdiam sejenak, berusaha untuk berpikir.

"Gak tau." jawab Lisa dengan nada lirih juga kepala yang tertunduk.

"Kenapa gak tau?"

Lisa mendongak dengan sirat kekecewaan yang begitu jelas dari sorot matanya. "Karna hubungan kita ini emang gak pasti, temen bukan, pacar juga bukan."

"Terus aku harus jawab apa?" lanjutnya lagi.

Jungkook menarik sudut bibirnya, senyuman tipis yang tak dapat di pandang mata.

"Jawab aja, calon."

Jantung Lisa berdetak sangat cepat tanpa bisa di komando. Cewek itu menunduk saat merasakan pipinya yang ikut terasa panas, berusaha menutupi semburat merah di pipinya. Jungkook selalu saja bisa membuatnya sesenang ini.

Namun tak berselang lama, raut kesenangannya itu sirna, tergantikan dengan wajah kebingungan.

"Wait, calon? Calon apaan?"

Jungkook tersenyum, sikap malu-malu Lisa membuatnya terlihat menggemaskan. "Terserah, lo pengennya jadi calon apa?"

"Calon istri." jawab Lisa cepat.

Cowok di hadapannya ini mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. "Boleh."

"Serius, boleh?" tanya Lisa, memastikan.

"Yang penting bukan calon istri gue."

"Tuh 'kan, kamu nyebelinnya dateng lagi!"

Jungkook terkekeh pelan. Ia kembali menghadap ke depan, melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tadi tanpa memperdulikan Lisa yang tengah memberenggut kesal di belakang sana.

Cowok itu menekan-nekan bell rumahnya beberapa kali, hingga terdengar suara nyaring seorang wanita dari dalam yang tengah menyuruh mereka untuk menunggu. Hingga pintu utama terbuka, menampilkan Sunmi yang tengah memakai celemek berwarna merah muda dengan rambut yang di cepol asal-asalan.

"Eh, udah dateng ya. Yuk masuk." Sunmi menarik tangan Lisa dan membawanya pergi tanpa memperdulikan Jungkook yang baru mau mengucapkan salam.

Beda dengan Lisa yang senangnya bukan main saat di perlakukan manis oleh Sunmi, ia sedikit menengok ke belakang guna melihat keadaan Jungkook di belakang sana, Jungkook nampak memutar bola matanya malas saat Lisa dengan jahil mengedipkan satu matanya ke arah cowok itu.

Sweet Struggle [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang