4. Her

933 121 4
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share!

Enjoy.

Enjoy bacanya dan nonton konsernya. Semangat buat kalian menghadapi Min Yoongi yang avsftquwksn!1?1

.

.

Yoongi reflek berdesis sesaat setelah melihat Trisha yang bergerak tidak nyaman diranjangnya. Menekan sedikit kuat gelas americanonya lalu menutup pintu dengan perlahan setelah menunduk singkat pada salah seorang perawat. Berusaha hening walau berjalan dengan tempo biasa, Yoongi menuju meja yang empat hari ini menjadi hak miliknya. Menggeser kursor laptopnya lalu melirik pada pojok bawah. Pukul sepuluh lebih dua belas menit.

Menghela napas, Yoongi menyesap americanonya setelah memastikan bokongnya duduk dengan sempurna. Melirik ke arah pribadi yang tampak terlelap tidak nyaman. Tidak bisa meringkuk harus terus terlentang, mungkin merasa pegal. Tatapan Yoongi bergulir ke arah sarapan yang masih tertutupi plastik wrap, belum tersentuh sebab sang empunya masih sibuk berkecimpung di dunia mimpi.

"Menyusahkan," gumam Yoongi diiringi decakan. Tangannya meraih buku kecil berserta pena, membukanya lalu meneliti dalaman buku yang berhias tinta acak-acakan. Coretan lirik. Ada yang berbahasa kasar dan mustahil ditemukan kata-kata manis bertajuk glukosa. Khas Min Yoongi yang memang blak-blakan dan realistis.

Agaknya, Yoongi berpikiran ingin menyempatkan waktu terlebih dahulu untuk melanjutkan merevisi lirik buatannya sebelum Trisha bangun dan kembali berceloteh meraup basa-basi. Namun menunda sebab tubuh Yoongi merasa gerah bukan main karena sedari kemarin siang tidak sempat atau lebih tepatnya dilanda rasa malas hanya untuk sekedar membersihkan tubuh. Lebih memilih menjamu rangkaian intrumennya dibanding menyadari uapan panas dari tubuh. Sekiranya berkecimpung dibawah tetesan air yang mengalir dari lubang-lubang shower bisa membantu Yoongi untuk menemukan ide dan ilustrasi baru.

Menyesap kembali americanonya, Yoongi memilih bangkit untuk mengambil perlengkapan mandi yang tersimpan acak di dalam tas yang tergelak di atas sofa. Sial, sepertinya semesta tidak bisa membiarkan Yoongi menikmati waktu tenangnya barang sejenak hari ini. Selalu saja ada yang mengganggu. Kali ini diganggu oleh kehadiran seorang gadis yang mengintip di balik jendela kecil di pintu. Menatap Yoongi seakan memanggil.

Menghela napas, Yoongi berdecak dan mengacak rambutnya singkat sebagai pelampiasan rasa jengkel. Melirik ke arah Trisha sejenak, sebelum melangkahkan kakinya mendekati pintu. Pelan dan tidak berisik. Pun membuka pintu dengan teramat berhati-hati tanpa bersuara.

"Ada keperluan apa?" tanya Yoongi sesampai di luar ruangan. Menatap dari atas hingga ke bawah meneliti penampilan pribadi di depannya dengan pandangan kelewat datar tanpa minat. Masih jengkel sebab acara mandinya tertunda.

Gadis itu menggigit birai bawahnya sejenak. Matanya sedikit meliar pertanda gugup. Pria di depannya tampak sangat menyeramkan walau sejujurnya penampilannya cukup menggemaskan, berbalut kaus hitam kebesaran dengan wajah khas bangun tidur dan rambut yang acak-acakan. Namun pesona visual yang menggemaskan itu sirna karena tatapan kelewat dingin yang dilemparkan sukses membuat tenggorokannya sedikit tersendat. Menggulir lidah membasahi birai bagian bawah, gadis itu berdeham sejenak sebelum membuka suara, "A-apa aku bisa bertemu dengan Trisha?"

Mata Yoongi menyipit. "Kau siapanya?"

Mulut gadis itu terbuka namun kembali tertutup membuat satu alis Yoongi menukik. Tipikal orang yang ingin mengakui sesuatu namun perlu berpikir. "Temannya," jawab gadis itu.

Yoongi berdeham singkat. Merasa skeptis dengan jawaban pribadi tersebut, tidak ada bedanya dengan yang berucap juga merasa skeptis dengan jawabannya sendiri. Baiklah, dua orang tersebut sama-sama meragukan diri masing-masing. Awalnya, sebelum mata Yoongi menangkap gelang berantai tipis berwarna perak yang melingkar nyaman dikulit pualam gadis itu. Keraguan Yoongi menghilang begitu saja. Terkekeh samar, satu ujung birai Yoongi lantas tertarik meutas senyum miring.

PALETTE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang