24. Pertanyaan Semu

638 91 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.

Divote dulu ya sebelum baca, sebagai apresiasi juga. Terus dikomen juga biar aku semakin semangat dan Yoongi semakin nakal dan tsundere lucu gitu.

kan nakal kan! Komen makanya yuk

Enjoy!

.

.


Sebenarnya gertakan gigi di pagi hari bukanlah hal yang patut Yoongi lakukan kendati perasaannya memang sedang gusar. Tumpukan desakan instrumen di atas piano dan tumpukan map di atas meja kerja di agensi sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi Yoongi untuk dengan senang hati mengumpat di pagi hari. Satu atau dua umpatan agaknya bisa melapangkan dada walau hanya bertahan beberapa menit sebelum birainya kembali melontar decak protes.

Hidup di dunia entertaiment, walau berada di balik layar, Yoongi jelas juga harus mengikuti setiap persaingan yang tercipta antara satu publik figure dengan publik figure lainnya, terutama di bidang musik. Takut dengan indeks intelegensi Yoongi yang hampir melebihi hirarki jenius di bidang musik, bukannya menghindar, beberapa agensi tanpa segan memasang tanggal yang nyaris sama dengan penyanyi yang Yoongi produseri. Kali ini yang Yoongi produseri adalah seorang penyanyi wanita yang memiliki suara super indah. Setelah mengeluarkan pengumuman akan comeback, secara ajaib beberapa agensi langsung menginformasikan informasi yang sama. Agaknya ingin secara langsung membandingkan musik siapa yang paling bagus dan yang terjual dengan salinan terbanyak.

Yoongi sebenarnya tidak masalah dengan persaingan secara terang-terangan ini, demi Tuhan. Toh, Yoongi tidak perlu risau karena kelewat optimis tidak akan ada yang bisa mengalahkan musiknya. Masalahnya adalah, agensi tempat Yoongi bekerja malah semakin mendesak Yoongi untuk memeras otak lebih keras, memaksa untuk menciptakan musik yang melewati kata berkualitas. Pening sekali.

Itu adalah permasalahan pertama yang membuat Yoongi mengeluarkan seluruh isi kebun binatang tepat di jam sepuluh pagi. Permasalahan kedua adalah ponsel yang kini sedang Yoongi cengkram erat.

Waktumu masih panjang, jadi bersenang-senanglah.

Itu adalah rentetan pesan yang Yoongi terima pagi ini.

Astaga, di satu sisi Yoongi ingin memuja pada tuhan karena pesan itu dirinyalah yang membaca pertama kali, di satu sisi ingin rasanya Yoongi membanting ponsel tersebut hingga remuk karena isi pesannya sukses membuat Yoongi ingin mengeluarkan seluruh persediaan pistolnya dan tanpa segan menembaki orang yang berani berjalan di depan matanya.

Lagian, kenapa juga Trisha meninggalkan ponselnya?

Berdecak, Yoongi meraih jaket denim berwarna army yang tergantung di balik pintu. Sepertinya Yoongi ingin menyelesaikan semua map yang bertumpuk di agensi saat ini. Mungkin juga melakukan pertemuan dengan sang direktur agar diberi tenggat waktu sedikit lebih lama untuk desakan pekerjaan yang disodorkan padanya, atau mungkin bertemu dengan beberapa penari yang membutuhkan musiknya atau bisa juga bertemu dengan Jungkook maupun Jaehyun atau siapapun itu, yang pasti Yoongi hanya ingin ke agensi saat ini juga. Melakukan banyak pekerjaan atau hanya sekedar menekan tuts-tuts pianonya.

Langkah Yoongi terhenti tepat di samping kandang Holly, menunduk melirik ponsel yang tanpa sadar masih setia digenggamannya.

"Haera? Apa Trisha masih mengajar?"

--

"Tidak, maksudku aku hanya—"

Helaan napas dari pria berkepala empat menghentikan ucapan Trisha. Menggigit pelan birainya sembari menunduk singkat. Menyelami diri di dalam ruangan yang memiliki intensitas ketegangan yang luar biasa, Trisha berusaha mengutarakan keberatannya. Raja dalam dunia musik Korea Selatan—begitu orang menyebutnya, ditakuti dan dijadikan ancaman sekaligus motivasi bagi agensi lain. Lee Daehwi, seseorang legendaris yang mendirikan agensi tempat Trisha bekerja. Orang berkepribadian keras, tegas dan mampu membuat siapapun menciut di hadapannya—sekalipun itu Min Yoongi yang memiliki tingkat ketidakpedulian yang tinggi.

PALETTE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang