FOLLOW DULU SEBELUM BACA
"Aku tidak senang berbagi, Trisha."
"Kau senang, Yoon? Oh tentu! Kau, kan, tidak punya hati! Bajingan sepertimu memang suka melihat orang menderita."
Menghindar dari Park Jimin dan terjebak di dalam kukungan Min Yoongi. Mung...
Ini panjang banget jadi jangan lupa tinggalkan komentar ya. Aku maksa hihi—vote juga ya, ini wajib!
🌚🌚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pemanasan dulu sebelum baca yang panas-panas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pusingkan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua mini mini yang bikin pening. Meresahkan
Enjoy.
.
.
Dentuman suara musik dan perputaran lampu berwarna-warni tidak menyurutkan keinginan Yoongi untuk menegak brandy miliknya. Turut menghiraukan kehadiran wanita berbaju minim yang sibuk berusaha menggoda dengan sesekali menggesekkan bagian dada pada lengan Yoongi yang dibaluti coat hitam. Bisnis, seperti biasa. Tidak jauh-jauh demi mendapat kesepakatan sekalian penghilang stres, begitu kata para pria yang bersetelan sama dengan Yoongi.
Yoongi berdesis pelan saat tenggorokan serta perutnya digeluti oleh rasa panas dari minuman yang baru saja diteguknya oneshoot. Mengangguk kecil saat salah satu pria berusia dua tahun di atasnya menanyakan pendapat Yoongi mengenai kemajuan industri musik selanjutnya. Agaknya menghiraukan saat Yoongi hanya mengangguk tanpa peduli dengan apa yang tadi ia katakan. Larut malam, suasana semakin panas. Barangkali alkohol sudah bertumpuk di dalam lambung Yoongi karena sedari tadi disosong tanpa henti, menyingkirkan sejenak keberadaan kafein yang biasanya berkuasa. Pertemuan ini harusnya sudah berakhir setengah jam yang lalu tapi Yoongi menolak untuk pulang. Terlanjur nyaman dengan keadaan terkecuali dengan wanita yang kini mulai mengusap pahanya sensual.
