-Sembilan belas-

62 11 0
                                    

Sebuah mobil sport berwarna hitam pekat berhenti di suatu gedung yang berukuran besar dan juga bertingkat.

Vinka menyeringit heran mendapati kevin pergi dan langsung membukakan pintu untuk nya.

"Kan aku bisa sendiri kev" Ucap vinka seraya keluar dari mobil bak putri yang dibukakan oleh pengawal nya.

"Gapapa. Sekali-kali" Kevin tersenyum ke arah vinka membuat sang empu salah tingkah.

Keduanya masuk ke arah pintu utama. Dua bodyguard berbadan kekar langsung membukakan pintu dan mempersilahkan vinka dan kevin masuk.

"Ini tempat apasih kev" Tanya vinka yang sedari tadi mengamati tempat ber-ac ini.

"Duduk dulu" Kevin mempersilahkan vinka untuk duduk di sofa berwarna black-white yang pastinya berbahan empuk. Bahkan jauh dari kasur yang dimiliki oleh vinka.

"Oke. Jadi ini tempat apa!? Perasaan aku daritadi nanya ga dijawab terus ih" Desis vinka cemberut. Ia benar-benar kesal kepada kevin yang daritadi hanya membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting.

Kevin terkekeh lalu mengacak rambut vinka. "Ini salon"

"Hah? Ini salon? Kok engga mirip salon sih" Vinka menelusuri setiap sudut ruangan. Bahkan ini terlihat seperti kantor bukan salon.

"Iya. Ini salah satu salon terbesar di negara kita. Pemilik salon ini juga masih saudara aku" Terang kevin sejelas-jelas nya agar vinka mengerti.

"Ohhh" Vinka menganga lebar berbentukan huruf O. "Jadi ngapain kita mau kesini? Kamu mau potong rambut?" Lanjut vinka yang membuat kevin tepuk jidat.

"Engghh enggak lah" Sangkal kevin gelagapan.

"Terus?"

"Kamu mau gak jadi putri untuk sehari?" Tawar kevin kepada vinka. Dan vinka hanya mampu melongo tak mengerti apa arti ucapan dari kevin.

"Emm maksudnya?"

Plak plak plak

Suara tepuk tangan kevin mengundang satu pelayan datang dengan tergesa-gesa ke arah vinka dan kevin.

"Ada yang bisa dibantu tuan kevin?"
Tanya pelayan itu dengan sopan sembari menunduk bagai seorang pembantu yang sedang dimarahi oleh majikannya.

"Saya mau order paket VIP untuk vinka, teman saya"

Vinka menoleh heran kepada kevin.

VIP? Maksudnya apa? Batin vinka kebingungan.

"Baik tuan. Mari nona saya antarkan" Ucap si pelayan itu mengajak vinka untuk ikut bersama nya.

"Ha? Mau kemana? Kevin...." Vinka memelas minta dikasihani sekaligus diberi penjelasan karena vinka agak takut bersama seseorang asing.

"Dia gak jahat kok. Kamu ikut aja. Katanya mau jadi putri selama 24 jam" Kevin mendorong tubuh mungil vinka ke arah pelayan. Membuat vinka mau tak mau harus mengekor di belakang wanita pelayan tersebut.

Vinka dibawa ke suatu ruangan khusus yang bertuliskan 'Ruangan VIP'.

"Mbak, kita mau kemana?" Tanya vinka gelisah.

"Di sini non. Kita akan memulai dengan merendam di bath ub biar badan nona bisa menjadi bersih dan lebih cerah" Jelas si pelayan itu dengan tersenyum ramah.

"O-oh oke...." Vinka memilih menuruti nya daripada harus mendengar penjelasan panjang dari kevin.

"Ini non dipake terlebih dahulu" Pelayan wanita itu memberikan sebuah kain bercorak batik untuk dipakai vinka saat berendam nanti.

Hanya Sebatas PenggemarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang