-Dua puluh-

59 10 0
                                    

Vinka menutup mata saat seseorang pelayan telah mengoleskan berbagai macam make up di wajah nya saat ini.

Vinka merasakan dingin setiap olesan nya. Entah apa merek make up itu membuat vinka terasa seperti dikompres es batu.

"Mbak, masih lama ya?" Tanya vinka yang sudah tidak sabar melihat bagaimana wajah nya nanti.

"Iya nona. Mungkin 15 menit lagi" Balas si pelayan itu membuat vinka menghela nafas.

Lima belas menit berlalu yang terasa sangat lama bagi vinka. Pelayan tersebut lantas tersenyum saat semua wajah vinka sudah tampil sempurna.

"Cantik banget non!" Ujar alya setelah vinka keluar dari bilik ruangan nomor 3 tersebut.

"Masa sih?" Tingkat ke penasaran vinka naik hingga 100% sekarang.

"Iyaa, kaya artis Korea"

"Hah?! Ga mungkin lah. Ada kaca enggak disini? Aku mau liat wajah ku" Pinta vinka memelas kepada alya.

Vinka sempat bingung saat diruangan nomor 3 tadi. Disana tidak terlihat kaca satu pun, padahal itu kan ruangan make up.

"Maaf vin. Tapi kata tuan kevin tadi, kamu engga boleh diperlihatkan sedikit pun penampilan nya kecuali tuan kevin duluan yang melihat penampilan kamu" Jelas alya yang sukses membuat vinka melongo.

"Loh kok gitu sih?" Vinka menyun mendengar penjelasan alya yang dibilang tidak masuk akal.

"Ya aku juga gatau. Yasudah kita sekarang kita sekarang ke ruangan nomor 4 ya non"

"Kebiasaan deh mbak, panggil aja vinka. Kan udah kenalan tadi"

Keduanya tertawa bersama lalu akhirnya pergi ke ruangan nomor 4.

"Ayo vin saya antarkan ke ruangan nomor empat" Ajak alya dan langsung diangguki oleh vinka.

Seiring berjalan menuju ruangan itu, vinka celingak-celinguk memandangi lorong seperti lorong kamar hotel yang terlihat tidak terlalu terang.

"Mbak, kita masih lama ya?" Tanya vinka yang sudah menempuh 20 langkah lebih untuk sampai ke sini.

"Bentar lagi kok vin, 5 langkah lagi. Itu udah kelihatan" Balas alya seraya menunjuk suatu ruangan yang berada di paling pojok serta berada di tengah-tengah lorong.

"Oke"

Mereka berdua sudah sampai di suatu ruangan yang tidak terlalu besar. Pintu sudah bertuliskan bahwa ini ruangan dress VIP 04.

"Mbak gak masuk lagi?" Tanya vinka kepada alya yang dari tadi hanya diam saja.

"Masuk kok, kebetulan ini juga bagian dari saya. Ayo masuk vin" Alya membuka pintu secara perlahan. Terlihat ruangan terang menerang serta dilengkapi oleh lampu-lampu kecil di setiap sudut nya.

"Woahh, bagus banget" Puji vinka senang melihat ruangan seperti toko baju tersebut.

Banyak dress dress yang disimpan di lemari kaca. Mulai dari yang panjang hingga pendek. Dress nya pun terlihat bagus-bagus dan mengilap, seperti dress yang belum pernah dicoba atau disentuh alias masih sangat baru.

"Mbak, ini dress nya dijual atau diapain? Kok bisa banyak banget" Ucap vinka sembari memilih-milih dress yang digantung.

"Biasanya banyak yang sewa vin, terus kalo mau beli juga bisa. Sekalian langsung dipake juga" Jawab alya tersenyum.

"Ohh, pantes banyak banget baju nya"

Vinka melihat-lihat dress-dress itu dengan mata berbinar. Coba aja dress ku sebanyak ini. Batin vinka.

"Ayo vin kita keruang ganti. Aku udah nyiapin satu dress khusus buat kamu" Ujar alya menarik tangan vinka dan mendorong nya masuk di sebuah ruang ganti khusus.

5 menit berlalu tetapi vinka belum juga keluar dari ruang ganti.

"Vin! Cepetan, kok lama banget sih" Panggil alya setengah berteriak kepada vinka agar bisa mendengar.

"Bentar mbak. Aku lagi masang resliting nya. Susah banget" Balas vinka tak kalah kuat suaranya.

3 menit berlalu dan akhirnya vinka keluar dengan tampilan yang benar-benar bikin semua orang terbelak kaget.

.......

Kevin dari tadi menunggu vinka sembari mondar-mandir di lobby gedung tersebut.

Sesekali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.

Waktu sudah menunjukan pukul 11.56.

Berarti vinka sudah 2 jam lebih berada di dalam ruangan-ruangan satu hingga empat.

"Lama sekali ternyata" Ucap kevin pelan.

Drap

Drap

Drap

Suara langkah kaki menarik perhatian kevin untuk mendongak menatap siapa yang datang di arah kiri.

Seorang wanita berpenampilan WAH! Datang dengan langkah oleng. Seperti orang yang tidak nyaman memakai sebuah sandal yang termasuk sangat tinggi.

"Vinka?" Ucap kevin memastikan bahwa yang ia lihat adalah orang yang tadi bersama nya di sini.

"Aaaa!" Suara lengkingan vinka berhasil membuat kevin melangkah lebar ke arah nya yang hendak jatuh karena menggunakan high heels yang sangat tinggi.

Untung nya kevin segera menangkap tubuh mungil vinka serta langsung menggendong nya ala brydle stle yang tampan dan memesona.

Kevin mendudukan vinka yang tampak meringis kesakitan dengan tungkai nya.

"Sakit vin?" Tanya kevin khawatir dan langsung melepas high heels yang dipakai vinka.

Tampak tungkai yang mulus menjadi merah padam akibat high heels yang vinka saja tidak pernah memakai nya hingga seumur hidup.

"Aduhh sakit vinnn" Pekik vinka karena kevin memijat tungkai nya dengan lembut. Tapi malah terasa sakit di vinka.

"Biar sembuh" Kevin segera memijit dengan kuat dan itu membuat vinka berteriak kencang. Mengundang perhatian orang-orang yang sedang ada di lobby.

"Udah kan? Ga sakit kagi?" Tanya kevin dan segera memakai kan lagi high heels vinka dengan rapi.

Vinka menggerakkan kaki nya perlahan lalu mengagguk senang karna kaki nya tidak terasa sakit lagi.

"Engga sakit lagi! Wah hebat sekali kamu kevin. Selain jadi penyanyi, kamu juga ahli dalam pijit memijit. Kenapa kamu ga jadi tukang pijit aja?!" Pertanyaan bodoh yang dilontarkan vinka membuat kevin melongo mendengar nya.

"Ada-ada saja. Yasudah sini biar aku gendong aja sampai ke mobil" Ujar kevin dan segera menggendong vinka tanpa mendengar dulu balasan apa yang akan vinka katakan.

"E-eh.... Le... Lepasinn kevin!!!!"
Vinka menggoyang kan kaki nya ala orang yang sedang berenang.

"Diemm"

"Engga mau!!! Lepasin!!! Aku bisa jalan sendiri uwaaaaa" Vinka memukul dada kevin sangking malu nya dilihat oleh semua orang di lobby maupun orang-orang di parkiran tersebut.

•••

Ini pict vinka guys yang tadi abis di dandan nin!

Ini pict vinka guys yang tadi abis di dandan nin!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanya Sebatas PenggemarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang