Vinka menatap cermin dengan waktu yang terbliang lama. Sehingga, sang adik menggerutu di luar kamar dengan suara yang keras.
"KAK!! LAMA BANGET SIH!!!" Teriak Kamila heboh.
Vinka mengehela nafas panjang. "Iya sebentar mila.." Balas Vinka dengan suara parau.
Vinka membuka kenop pintu dengan gerakan pelan.
"Ayo kak! Kita ke rumah sakit buat ketemu kakak ganteng." Todong Kamila tepat saat Vinka membuka pintu kamar.
Vinka menggeleng lemah. "Lain kali aja ya mila, ini terlalu pagi"
Bagaimana mungkin Vinka bisa pergi menjenguk kevin jika saat pagi keluarga dari kevin akan menjaga nya. Apalagi sikap ayah kevin yang sangat tidak menyukai Vinka.
Kamila merengek. "Ayo kak, Ayo!!" Kamila menarik-narik tangan vinka agar melangkah.
"Mila.." Parau Vinka.
"Sudahlah Vin, kamu ke rumah sakit saja." Suara dari sebrang Sana membuat Vinka terbelak.
"Bunda?..."
Ratna Mendekati Vinka dan Kamila. "Iya, lebih baik kamu segera ke rumah sakit." Ucap Ratna sungguh-sungguh.
"Tapi bun.."
"Gak akan terjadi apa-apa. Percaya sama bunda."
Akhir nya Vinka hanya menurut. Setelah beberapa menit bersiap-siap di dalam kamar, Vinka keluar dengan pakaian seadanya. Yaitu kaos hitam longgar dan celana jeans yang sudah agak lusuh.
"Kalau ada apa-apa kamu telepon bunda ya. Ingat vin, jangan pernah takut dengan keluarga Kevin. Mereka juga manusia. Sama-sama makan nasi" Ujar Ratna dengan menyalimi Vinka.
"Iya bunda.."
Kedua kakak beradik itu pun pergi menuju rumah sakit untuk menjenguk kevin. Dengan taksi online yang sengaja Vinka pesan agar tidak menyulitkan jika ingin mencari transportasi di jalan raya.
❣❣❣
Drap
Drap
Drap
Disini lah Kamila dan Vinka berada. Di lorong rumah sakit yang besar dan sepi. Maklum, ini masih pagi dan untung nya jam jenguk sudah diperbolehkan.
Vinka menelusuri nama-nama ruangan dengan rasa yang gugup. Bagaimana jika nanti banyak dari keluarga kevin yang sedang berkunjung di ruangan tersebut? Vinka hanya takut jika Gerald akan menghina nya lagi di depan Kamila.
Vinka dan Kamila berhenti di depan pintu ruangan melati nomor 16. Pintu yang bercet kan silver dengan format VVIP.
"Ayo kak, kita masuk." Ajak Kamila tidak sabaran. Vinka mengagguk pelan, lalu segera menekan kenop pintu dengan gerakan pelan.
Ceklek...
Tidak ada siapapun. Kecuali Kevin yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Vinka mengehela nafas lega.
Keduanya masuk dengan perasaan tenang bersamaan dengan udara dingin yang menerpa kulit tubuh mereka yang berasal dari pendingin ruangan tersebut.
"Yaampun, kakak ganteng kenapa Kepala nya di perban?" Tanya Kamila tidak percaya seraya menyentuh plaster di Kepala kevin yang sudah ditembus oleh noda bewarna merah.
"Mila, jangan disentuh." Ingat Vinka yang was-was.
Kamila hanya tersenyum masam. Selama beberapa menit menjaga Kevin yang masih terbaring lemas, keduanya tak sengaja ketiduran di sofa akibat terlalu lama hanya melihat Kevin dari jauh. Terlebih lagi AC yang ada di ruangan itu membuat keduanya menjadi mudah mengantuk.
"Kak, mila ngantuk banget deh." Ucap Kamila seraya menguap lebar.
"Yaudah, Mila tidur aja. Sini" Vinka menunjuk sofa disamping nya.
Kamila mengangguk semangat, lalu segera berbaring di sofa tersebut dan terlelap.
Vinka pun juga begitu. Keduanya tidur dengan hening dan nyaman. Terlebih lagi, aroma Kevin yang membuat Vinka semakin nyaman di ruangan tersebut.
❣❣❣
Byurr.
"Hiks.... Kakak!!"
Vinka mengerjap beberapa kali sangking terkejut nya. Ia membuka mata nya dengan cepat lalu segera berdiri karena merasakan sesuatu basah di samping nya.
"Kamila?!!!" Teriak Vinka histeris. Vinka menoleh menghadap Chelsea yang sudah tersenyum bangga karna telah menyiram Kamila hingga basah kuyup.
"Kamu! Apa-apaan hah?!" Emosi Vinka sudah diubun-ubun. Dengan sekuat tenaga, Ia tidak ingin menendang perempuan kelewatan itu.
"Kenapa ha? Lo mau apa?"
Vinka mengepalkan tangan. Ia menghampiri adik nya yang sedang mengiggil.
"Mila, kita pergi ya dari sini." Vinka menarik tangan Kamila agar melangkah. Tapi suatu suara membuat langkah lebar itu terhenti.
"Vinka... Vinka.."
Anton, Gerald, Susi dan Chelsea tercengang.
Kevin, mengigau nama perempuan yang sangat mereka tak harapkan. Kecuali Susi yang sangat antusias mendengar Kevin yang mulai bangun dari koma nya.
Chelsea berdecih seraya melirik Vinka yang hanya mematung dari Belakang.
"Kevin, Kevin, bangun..." Susi mengelus rambut Kevin yang tertutup perban.
Chelsea berteriak kencang. "Tunggu apa lagi lo hah?! Pergi!" Usir nya kepada Vinka.
Vinka berbalik. Melepas gandengan tangannya dengan Kamila. Lalu segera berlari mendekati Kevin yang mulai menggerakan jari telunjuk nya.
"Kevin... Kevin... Bangun..." Parau Vinka sembari mengelus tangan Kevin.
Chelsea menggeram. Ia mendekati Vinka yang lancang karna mengelus tangan calon suami nya tersebut.
"Pergi lo!!" Chelsea menjambak rambut Vinka dengan keras sehingga sang empu meringis kesakitan.
"Sudah sea, sudah!!" Pekik Susi yang melihat perlakuan semena-mena dari Chelsea.
Chelsea kaget. "Enggak mommy, ini itu Vinka! Yang udah menyebabkan Kevin jadi seperti ini." Fitnah nya.
Sedangkan Anton dan Gerald tidak peduli. Mereka hanya sibuk memanggil dokter akibat Kevin yang sudah mulai sadar.
"Oh ya mom.. Atau kita lapor polisi aja ya? Biar dia di penjara sekalian!" Lanjut Chelsea.
"Aku.. Aku.. Gak bersalah Chel!" Bela Vinka seraya mendorong Chelsea agar melepas tarikan rambut nya di Kepala Vinka.
"Ouh, Mana ada maling yang ngaku? Aku akan telepon polisi!"
Chelsea mengeluarkan sebuah handphone dan mengetik nomor. Ia segera berkata "pak! Ke rumah sakit mutiara di jalan indah alam no 169. Kamar melati no. 16. Disini ada pembunuh!"
Vinka terkejut. Bersamaan dengan itu pintu terbuka lebar, memperlihatkan 3 orang di depan nya.
"Siapa bilang Vinka bakal di penjara?" Tanya Sekar angkuh.
❣❣❣
Besok part end!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Sebatas Penggemar
RomanceHanya penggemar biasa yang seolah takdir mempermainkan aku dan dia dengan membuat perasaan ini menjadi lebih dari sebatas pengagum belaka. *** Kevin Alatas, seorang musisi terkenal yang akan dijodohkan oleh aktris papan atas bernama Chelsea Vanira...