-Dua puluh satu-

58 8 0
                                    

"Engga mau!!! Lepasin!!! Aku bisa jalan sendiri uwaaaaa" Vinka memukul dada kevin sangking malu nya dilihat oleh semua orang di lobby maupun orang-orang di parkiran tersebut.

Dari kejauhan, seorang laki-laki berbadan kekar melihat mereka dengan tatapan senang lalu segera mengeluarkan benda pipih dan...

Ceklek!

Memotret nya.

•••

"Kevin! Kita mau kemana sekarang?" Tanya vinka malas.

Mereka sedang menuju ke suatu tempat yang lagi-lagi dirahasiakan oleh kevin.

"Masih marah ya? Ututututu jangan cemberut dong. Nanti wajah nya kaya...."

"Kaya apa?!"

"Kaya bebek, hahahaha" Kevin tertawa ngakak seraya mengontrol segera tawa nya karena ia sedang mengenudikan mobil.

"Ish!" Vinka mengalihkan pandangan nya ke luar kaca jendela. Ia benar-benar kesal dengan kevin saat ini. Cowok yang sangat tidak peka!

"Bercanda vinka... Kamu kaya barbie kok" Ucap kevin semanis mungkin.

"...."

"Vinkaaa, jangan liat kesana terus. Nanti ada mobil. Wajah kamu nanti ke lindes gimana coba"

Vinka segera menoleh ke arah kevin dengan kesal.

"Ish! Kalo ngomong suka nakut nakutin!" Vinka kembali kesal lalu menatap lurus ke arah jalan yang ramai.

"Yaudah... Jadi kamu mau gimana dong?" Tanya kevin sembari mengelus puncak kepala vinka dengan lembut.

"Ya enggak gimana-gimana. Aku dari tadi nanya tapi gak kamu balesin terus"

"Kan suprise, vinka!"

"Bodo lah"

Kevin menarik lagi tangan nya dari puncak kepala vinka. Lalu segera bicara dengan nada yang lebih serius daripada tadi.

"Jadi kamu mikir kalo aku bakal ngajak kamu ke tempat yang aneh - aneh?" Tanya kevin dingin.

"Bukan git--"

"Apa kamu lihat aku seperi laki-laki yang tidak bisa dipercaya?"

"Apaansih kev. Berlebihan banget. Maksud aku tuh---"

"Sudah. Kita pulang saja"

Vinka menatap kevin dengan tatapan menyesal. Aku salah ngomong kali ya? Harus nya aku gak ngomong gitu sama kevin. Batin vinka sedih.

"Kevin....."

"..."

"Ak-aku minta maaf..."

".... "

"Kevin! Jangan marah dong yaampun"

"...."

Vinka mulai kesal karena selalu dikacangi oleh kevin. Ia segera bertindak diluar batas supaya bisa menarik perhatian dari sang empu.

"Sini!"

"E-eh apaan sih!" 

Ckiiitttttttt.

........

Suasana gedung yang terbilang cukup besar ini penuh dengan keramaian orang-orang. Mengingat hari ini adalah hari minggu.

"Vinka! Tunggu!" Teriak kevin lalu segera menghampiri vinka dengan tergesa-gesa.

"Ih lepasin!" Vinka menepis tangan kevin yang berniat ingin menggandeng nya.

Flashback on

Hanya Sebatas PenggemarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang