Hanya Sebatas Penggemar

-Tiga puluh tiga-

Hai semuanya! Maafin aku yang telat update 😭

Kemungkinan hari ini aku bakal pendekin part nya. Kenapa? Karna siang tadi aku maless banget buat nulis. Terus cerita aku yang satunya belum diupdate juga. Ini aku usahin banget biar update terus. Soalnya mau cepet-cepet namatin cerita ini☹️☹️

Buat kalian yang gak bosen-bosen baca cerita aku. Satu kata buat kalian, I LOVE YOU!

Langsung aja klik vote dan follow akun ini😍 btw cerita ini bakal tamat bentar lagi.

Happy Reading!!!

❣❣❣

"Mana sih vin? Kok temen kamu lama banget" Keluh Sekar yang tadi hanya mengumpat saja karna menunggu teman vinka membutuhkan waktu yang lama.

"Sabar kar. Orang sabar disayang Tuhan" Ucap vinka berkotbah.

Sekar hanya mendengus kesal. Tak terasa waktu sudah berlalu 15 menit tetapi orang yang ditunggu-tunggu belum datang juga.

"Mana sih vin?!! Temen kamu itu emang lele----" Ucapan sekar terpotong karna mendengar sebuah suara yang tak asing di telinga nya.

"Ikan lele?"

Vinka menahan tawa nya. Riyan menghampiri mereka dengan gaya cool andalannya. Semua orang pasti terpukau termasuk vinka dan kecuali sekar.

Dalam waktu beberapa detik, sekar dan Riyan melempar pandangan bingung, aneh, dan tak asing. Sampai pada akhirnya sekar berteriak kencang, membuat vinka refleks menutup mulut sekar yang barbar.

"ELO! ELO KAN YANG WAKTU ITU----MMPHHH" Sekar menepis tangan vinka dari mulutnya. Dengan semangat 45 ia menghampiri Riyan dengan tatapan sinis.

"Lo? Yang waktu itu jalan gak pake mata?" Ujar Riyan tenang tapi sinis.

Sekar melotot tak terima. "Heloo! Dimana muka yang waktu itu ngelempar handphone gue sampe rusak?" Tanya sekar tak mau kalah.

Masih ingat part pertama yang memperlihatkan adegan sekar dan pria jangkung bertengkar karna sebuah masalah sepeleh yaitu bertabrakan? Kalo lupa baca lagi:)

"Gue gak ngelempar. Lo aja yang ga punya mata" Elak Riyan berusaha setenang mungkin di depan vinka.

"Lo yang gak punya mata---"

"Udah! Udah! Apaan sih kalian berdua ini? Bukannya kenalan malah berantem. Kalo kaya gini, aku nyesel ajak kalian berdua!" Emosi vinka meluap-luap. Ia malah ikutan pusing mendengar pertengkaran tidak bermanfaat dari dua sejoli ini.

Riyan dan sekar saling bertatap sinis. Keduanya kembali membalikkan badan lalu pergi dengan urusan masing-masing.

"WOI! KOK JADI GAK ADA YANG TEMENIN AKU SIH?!" Teriak vinka kuat membuat beberapa orang melihat ke arah nya.

"Males. Ada orang stress" Ucap Riyan dan sekar bersamaan membuat vinka melempar botol ke arah mereka dengan satu persatu.

"Awas kalian kalo mau temenin aku jualan lagi!" Vinka mendorong cepat gerobaknya lalu pergi dengan secepat kilat.

❣❣❣

D

alam perjalanan pulang menuju rumah kecil nya, vinka menggerutu kesal mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

"Niat gak sih mereka mau nemenin aku jualan?" Umpat vinka masih merasa kesal.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.35. Itu adalah jadwal vinka untuk pulang ke rumah nya.

Baru setengah jalan ia sampai, sebuah mobil merah dengan kecepatan diatas rata-rata berhenti tepat di depan gerobak vinka. Membuat sang empu berhenti mendadak.

Pengemudi itu keluar dengan anggun. Seolah putri yang takut tersentuh kotoran debu di jalan.

"Chelsea?" Tanya vinka ciut. Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu ia sedikit trauma. Apalagi saat mendengar perkataan 'Calon istri kevin'. Masih terngiang semua perkataan dan hinaan dari bibir wanita anggun itu.

Chelsea mendekat dengan tatapan sinis dan jijik. Ia sedikit menjaga jarak melihat gerobak dan vinka yang dekil. Pikirnya seperti orang gelandangan.

"Mau apa lagi?" Tanya vinka berusaha santai untuk tidak memperlihatkan sisi ketakutan nya.

Chelsea berdecih pelan. "Mulai berani ya lo?" Ucap chelsea dengan smrik iblisnya.

Vinka menggela nafas pelan. Berusaha menguatkan hati nya untuk bersabar.

"Ada apa tuan putri? Mau mengancam saya untuk mejauhi calon SUAMI anda? Tenang. Sudah saya usahakan"

❣❣❣

Iya author tau kok part nya pendek:)