-Empat puluh-

29 7 0
                                    

Brakk!!

Kevin membanting pintu dengan keras. Terpaksa ia harus datang ke tempat yang seharusnya ia tidak datangi. Rumah kedua orang tua kevin.

4 orang disana terkejut mendapati kevin yang sedang berjalan lurus kedepan dengan penampilan berantakan dan mata yang memerah.

Susi yang melihat itu langsung berlari kecil ke arah putra nya dan langsung memeluk kevin dengan erat. Ia benar-benar rindu dengan putra kesayangan nya itu.

"Kevin.... Akhirnya kamu kembali..." Lirih susi di tengah-tengah pelukan hangat nya.

Kevin hanya diam. Tidak menepis dan juga tidak membalas pelukan sang ibunda. Ia hanya menatap lurus kedepan, tepat nya menatap chelsea dengan tatapan membunuh.

Ya, disana ada anton dan chelsea yang berkunjung. Chelsea yang diatatap pun hanya menunduk sedikit takut.

Setelah pelukan susi terurai, kevin dengan cepat melangkah menghadap wanita yang sangat ia benci saat ini.

Kevin hanya memandangi chelsea dengan intens. Sedangkan chelsea berusaha supaya tidak tampak takut, tapi kepala nya berkata lain.

"Kenapa nunduk? Takut kebongkar kebohongan lo?" Tanya kevin dingin. Susi pun sampai terkejut melihat ekspresi kevin yang sangat emosi tapi tetap tenang.

"Ka-kamu ngomong apa..sih vin.." Cicit chelsea dengan suara pelan.

Prangg!!

Kevin melemparkan vas bunga dihadapan chelsea dengan keras, membuat anton segera menarik pergelangan tangan putri nya untuk mundur.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di pipi kevin sehingga mengeluarkan setetes darah yang merah dan segar.

"Daddy!!!" Pekik susi kuat karna gerald lah yang memukul kevin hingga berdarah. Dengan cepat, susi berlari ke arah dapur untuk mencari kotak obat dan mengobati luka sang putra.

"Brengsek kamu vin! Daddy gak pernah ngajarin kamu untuk kurang ajar! Dia itu calon istri kamu!" Teriak gerald dengan penuh amarah. Untung saja, pecahan vas bunga itu tidak melukai anton maupun chelsea. Jika sampai terluka, gerald tak segan-segan memukuli kevin hingga tewas.

Kevin tertawa getir sambil mengusap darah yang terus keluar dari sudut bibir nya. "Calon istri? Masa depan aku cuman sama vinka!"

Gerald, anton dan chelsea terkejut.

"Vinka? Anak tukang kuli itu?" Ucap gerald dengan sinis.

"Cih! Aku gak peduli. Dia mau anak siapa dan kerja nya apa. Bukan seperti anda yang mementingkan kedudukan dan harta" Ledek kevin yang membuat gerald tambah marah.

"Dan lo. Lo udah bikin kesalahan besar. Gue akan pastiin berita itu bakal hilang secepat mungkin. Dan lo bakal dihujat habis-habisan sama netizen" Ucap kevin yakin dengan sungguh-sungguh. Chelsea meneguk saliva nya susah payah. Jangan sampai itu semua kejadian, batin chelsea.

Bugh!

Kevin dipukul lagi bertubi-tubi oleh gerald sangking emosi nya.

Riyan hanya menatap nanar kepada 4 orang manusia di bawah. Posisi nya sekarang ia sedang dilantai atas menyaksikan banyak nya pertumpahan darah. Sebenarnya, Riyan tak tega melihat adik nya diperlakukan seperti itu oleh ayah nya sendiri. Tapi di lain sisi, ia juga masih kesal terhadap kevin yang mempunyai hubungan khusus dengan vinka, pujaan hati nya.

"Daddy hentikan!!!" Pekik susi keras lalu segera mendorong gerald hingga menjauh dari kevin.

Susi meneteskan air mata nya. "Kamu jahat ger! Kalau dia gak mau yasudah tidak usah dipaksa!" Susi segera memeluk kevin untuk tidak membalas gerald. Ia dengan telaten membersihkan memar² yang ada di wajah putra nya sambil menangis.

Hanya Sebatas PenggemarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang