Part 66

128 24 26
                                    

Malam makin merangkak larut sudah menuju pagi. Arkhan, Hasna, Aliya dan Fauzi dengan wajah letih menunggu di parkiran rumah sakit.

Mereka berusaha memejamkan mata sejenak mengusir lelah karena Hafidz belum sampai.
Kabar terakhir yang mereka dapat, ambulans yang membawa Hafla baru memasuki  tol dalam kota.

Suara hp terdengar. Hasna menggoyangkan lengan suaminya.

“Bi... hpnya bunyi.”

Arkhan terbangun dan mengeluarkan hp dari saku celana. Alarm-nya berbunyi sudah waktunya ia tahajjud seperti biasa. Arkhan segera mematikannya.

“Ummi capek nggak badannya?” tanyanya lembut pada sang istri.

Hasna mengangguk, “Pegal badan ummi, Bi. Tapi nggak papa. Sudah alhamdulillah kita sudah dapat kabar soal Hafla. Ummi nggak bisa bayangin kalau Hafla kenapa-napa ya Allah... sedih banget, Bi...”

Arkhan tersenyum sambil mengangguk. Sandaran jok mobil yang dipakainya berdampingan dengan Hasna masih rebah ke belakang.

Arkhan mengubah posisi tidurnya menyamping menatap istrinya. Tangannya membelai lembut pipi Hasna.

“Abi baru pertama kali lihat Ummi nangis kaya semalam. Abi nggak tega...”

Hasna tersenyum haru.

“Jangan nangis lagi ya, Um...” bisiknya lembut sambil mencium kening istrinya.

Mata Hasna mengembun. Diraihnya tangan suaminya, dikecup penuh hormat,”In syaa Allah.” Jawabnya.

Arkhan tersenyum manis. Ia mendudukkan tubuhnya sembari menegakkan jok mobil. Matanya menatap pelataran parkir.
Mobil Fauzi masih parkir tak jauh darinya.

“Abi ke masjid dulu, ya.”

Hasna mengangguk,”Iya. Ummi disini menunggu kabar dari Hafidz ya, Bi.”

“Iya.”

Arkhan pun keluar. Hasna membuka gawai dan menanyakan posisi Hafidz. Ternyata mereka sudah dekat. Hasna segera mengabari di WA grup keluarga agar Aliya dan Fauzi tahu.

Wanita paruh baya itu menegakkan kembali posisi jok mobil sambil menutup mulut menguap panjang.

*****

Azan subuh sudah terdengar mendayu-dayu. Ersha sudah sejak tadi bangun, sudah menunaikan salat tahajjud, namun ia belum tahu kabar terbaru mengenai putri mungilnya.

Mila, Siska dan Suryani nampak terlelap dengan wajah letih, Ersha tak tega membangunkannya.

Hpnya entah ada dimana, sejak awal ibunya menyuruhnya masuk kamar untuk beristirahat tanpa diijinkan membawa hp apalagi melihat televisi.

“Yaa Allah... lindungi dan jagalah putriku selalu...” bisiknya dengan air mata berlinang. Kedua tangannya ia tutup di wajah menahan suara isak agar tak pecah.

“Sha...”

Ersha menoleh. Siska nampak bangun. Wanita itu tidur di bawah bersama bayinya dan juga Mila, sementara sang ibu entah kapan berganti posisi dengan kakaknya itu yang sejak awal tidur seranjang dengannya.

“Jangan nangis... Hafla sudah ketemu. Dia baik-baik saja.”

Mata Ersha membulat,”Ya Allah, Kak... serius?”

“Iya.”

Ersha langsung menghambur memeluk Siska,”Alhamdulillah yaa Allah...” isaknya.

Siska tersenyum haru sambil mencium pipi sahabatnya.

“Jangan nangis lagi, ya... alhamdulillah semua sudah selesai.”

Lillaah..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang