Part 72

123 22 12
                                    

Hafidz dan Ersha bersyukur...
Tadi mereka khawatir Hafla akan kembali down, ternyata Andika membuat Hafla tetap bisa ceria.

Suasana hotel yang menyenangkan membuat Hafla lupa akan kesedihannya. Ia dan Andika sedang berenang bersama saat ini. Hafidz dan Ersha ikut turun bersama.

Karena kaki protesa Siska tak bisa terendam air, Ershalah yang bertugas menggendong bayi Andika agar bisa bermain air bersama Hafla. Keduanya menggunakan ban pelampung yang berbeda.

Riuh sekali dua bocil itu tertawa-tawa. Andika agak tergagap bila Hafla menggoyangkan kakinya hingga air menciprat kesana kemari.

"Pelan-pelan, kasihan Dek Andikanya, Kak..." ucap Ersha.

Hafla yang tak menyadari kalau gerakan kakinya menciprati wajah Andika segera menahan gerakannya. Namun Andika awalnya saja tergagap, sesudahnya bocah imut itu tergelak-gelak menikmati sensasi wajahnya yang terciprati air oleh Hafla.

Siska dan Sugianto memperhatikan dari meja payung sambil tersenyum.

"Hm...Pap... tadi apa yang disampaikan sama Lettu Hartono? Kok kayanya masalahnya serius, ya?"

Siska tiba-tiba saja teringat akan pertanyaannya tadi di rumah sakit yang belum dijawab oleh ayahnya.

Sugianto tersentak sejenak, senyumnya memudar dan wajahnya berubah sendu sama sekali tak menampakkan kebahagiaan. Siska jadi salah tingkah.

Sepertinya saat ini bukan saat yang tepat ia menanyakan pertanyaan tadi. Namun kepalang tanggung, ia sudah terlanjur menanyakannya karena rasa penasaran.

"Tasya... beberapa hari yang lalu dia berpulang." Ucap Sugianto lirih.

Siska terhenyak bukan main.

"Innalilahi... ya Allah... Kok bisa? Mencoba suicide lagi?"

Sugianto mengangguk pelan,"Kata dokter disana dia kabur. Sepertinya karena menuruti halusinasinya yang datang lagi. Trus polisi menemukannya menjatuhkan diri dari atas jembatan penyeberangan."

"Astagfirullahaladziim... " Siska sedih sekali.

"Risna sudah tahu? Ya Allah, Pap. Apa Risna masih mau mencabut gugatan kalau tahu adik sepupunya malah meninggal?" Tanya Siska sedikit panik.

Sepertinya kebebasan suaminya masih belum bisa dipastikan kalau seperti ini... yang ada Risna pastinya bertambah marah. Air mata Siska sontak mengembun.

Mengapa begitu banyak halangan yang merintangi kebebasan Ferdy suaminya...?

Sugianto berdiri dan berjalan mendekati kolam renang. Pikirannya suntuk sekali.
Dan mendekati Andika juga Hafla membuatnya sedikit terhibur melihat keceriaan dua bocah itu.

Hafidz dan Ersha yang tak sengaja memperhatikan Siska yang nampak menahan sedih saling berpandangan, namun karena Sugianto sekarang sudah mendekati mereka, mau tak mau pasangan suami istri itu tak lagi larut memperhatikan Siska.

Ternyata hanya sebentar saja, Sugianto berjongkok menggoda cucu kesayangannya dan juga Hafla. Hpnya mendadak berbunyi. Pria paruh baya yang gagah itu mengeringkan tangannya sejenak kemudian berdiri dan mengeluarkan hp dari saku celana.

Keningnya mengerut melihat nama yang muncul disitu.
Suryani..? Pria paruh baya itu segera membalik dan berjalan menjauh dari semuanya.

"Yo, Dek... ono opo?" (Ya, Dek... ada apa?)

"Assalamualaikum, Mas..."

Eh... Sugianto tersentak sedikit, medadak ia malu karena tak mengucap salam terlebih dahulu. Entah mengapa berhubungan dengan kekasih hatinya ini selalu membuatnya lupa diri.

Lillaah..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang