51. Lembut

5.8K 585 46
                                    

Author capek nulis, jadi hargai.
______________________________

Happy reading 💋

"Akhh...!" Lisa mendesah sakit, merasakan bokongnya mencium lantai ditambah dengan tubuh Sehun yang menimpa tubuhnya. Sangat berat.

"Apakah tubuhnya terbuat daribatu!" Batinnya berucap, mencoba mendorong tubuh Sehun menjauh dari atas tubuhnya.

"Se-sehun.. berat, kamu meremukan tubuhku!" Ucap Lisa

Sehun diam langsung bangkit dari atas tubuh Lisa, ekspresi wajahnya berubah menggelap dan dingin. Lisa menyadari itu dan langsung terdiam tidak berani berbicara lagi.

"Kenapa ekspresi wajahnya terlihat gelap seperti itu!" Batin Lisa berucap, ia merundukan kepalanya kebawah tidak berani menatap mata Sehun.

Suasana menjadi tegang, oksigen disekitar mereka terasa menipis. Seketika menjadi hening, alunan musik yang mengalun indah tadi sudah berhenti berputar. Hanya suara detak jantung Lisa yang terdengar, berdegup sangat kencang. Keringat dingin, mulai berjatuhan.

"Kamu tidak apa-apa?" Suara lembut dan hangat itu menghentikan detak jantung Lisa sebentar. Ia segera mengangkat kepalanya menatap wajah pemilik suara lembut itu, yang tak lain adalah Sehun. Sangat mengejutkan.

Tangan kiri Sehun terangkat mengelus puncak kepala Lisa. Kedua alisnya terangkat keatas, membentuk kerut-kerutan kecil disana.

"Kenapa, Sehun berubah lembut seperti ini? Bukankah tadi dia sedang marah?!" Batin Lisa pun bertanya-tanya. Baru beberapa detik yang lalu ia melihat wajah menyeramkannya, kenapa sekarang wajahnya berubah lembut dan hangat. Aneh sekali. Apakah Sehun memiliki kepribadian ganda? Jika benar, itu akan sangat menyeramkan.

"Bu-bukankah kamu marah padaku?" Lisa memberanikan   diri untuk bertanya. Daripada benaknya semakin banyak timbul pertanyaan.

Ekspresi wajah Sehun berubah serius, sama seperti tadi. Lisa langsung merunduk takut. Tamatlah sudah riwayatnya sudah membuat Sehun marah. Dalam hati ia berdoa, agara Sehun tidak menghukumnya ataupun melakukan sesuatu yang ia tidak suka.

"Tuhan semoga pria ini tidak menghu-" doa Lisa terhenti, mendengar suara tawa Sehun  begitu kerasnya.

"Hahahha...!"

Sehun tertawa sangat kencang, sampai air matanya keluar. Kedua tangannya memegang perutnya, sara geli terus menyerangnya karena perkataan lucu Lisa barusan.

Lisa mendongakan kepalanya lagi, melihat ke arah Sehun bingung. Tatapan matanya seolah mengatakan "Apakah pria ini sudah gila!"

"Kenapa ketawa?" Tanya Lisa, tapi tidak digubris oleh Sehun. Pria itu masih sibuk tertawa, sampai membuat Lisa merasa jengkel. Jika ia berani, sekarang Sehun pasti sudah habis ia pukuli. Tapi itu hanya dalam pikirannya saja, nyatanya ia tidak berani memukul ataupun mencubitnya sedikit saja. Itu bukanlah ide yang bagus untuknya.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Sehun berhenti tertawa. Lisa kemudian memberikan tisu pada Sehun, untuk mengusap air matanya yang keluar.

"Thanks!" Ucap Sehun, menerima tisu tersebut.

"Ya Tuhan, tanganmu!"
Lisa terkejut melihat tangan kanan Sehun mengeluarkan banyak darah. Darahnya sampai menetes ke lantai.

Sehun melirik santai ke tangannya, kemudian berucap "ah, ini hanya luka kecil. Tidak apa-apa!"

"Luka kecil!" Nada suara Lisa mengeras, mendengar ucapan dan sikap Sehun yang santai. Luka kecil katanya? Orang juga tahu kalo luka ditangan Sehun itu bukanlah luka kecil melainkan luka besar. Seperti robek terkena benda tajam.

Psycho | Hunlis | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang