8. Mabuk

31K 1.1K 41
                                    

Nulis itu susah, jadi tolong kesadarannya
______________________________

Happy reading 💋

Sehun langsung mencium paksa bibir ranum milik Lisa, melumat dan menghisapnya dalam. Ciumannya sangat intens.

Lisa terbelalak, langsung melakukan perlawanan dengan memukul-mukul dada Sehun. Berusaha mendorongnya menjauh. Tetapi tidak berhasil, Sehun malah semakin memperdalam ciuman mereka. Bahkan dia sampai menggigit bibir bawah Lisa karena tidak mau membuka mulut menolak lidah Sehun untuk masuk.

"Akhh.." Lisa mendesis sakit, ia terpaksa membuka mulutnya.

Sehun segera mengambil kesempatan itu, meneroboskan lidahnya masuk kedalam mulut Lisa. Mengabsen setiap sudut bagian mulutnya, lalu melilitkan lidahnya pada lidah milik Lisa yang kaku.

Lisa semakin memberontak, semakin kuat memukul-mukul dada Sehun. Ia sedikit kesulitan bernafas. Sehun tidak memberikannya sedikit ruang untuk mengambil oksigen. Dasar pria egois.

Sehun kemudian melepaskan ciuman mereka, menatap wajah Lisa yang ngos-ngosan karena kekurangan oksigen.

"Apakah kamu gila? Aku hampir mati kekurangan oksigen!" Protesnya.

"Ini baru permulaan sweety, akan aku buat kamu menderita setelah ini!" Katanya tersenyum jahat.

Sehun kembali mencium bibir Lisa, lebih dalam dan lebih intens dari tadi. Menghisap bibir Lisa kuat, hingga meninggalkan bekas membengkak.

Efek alkohol yang diminum Lisa tadi mulai bereaksi lagi, pandangannya mulai tidak jelas. Tenaganya juga berkurang. Kesadaran Lisa perlahan hilang dan tanpa sadar terbuai dalam permainan panas yang dibuat Sehun. Lisa membalas ciuman Sehun. Akal sehatnya sudah hilang.

"Semua wanita sama jalangnya!" Batin Sehun berucap. Menatap remeh kearah Lisa. Sehun melepaskan ciuman mereka lagi karena pasokan oksigen mereka yang menipis. Saling meyatukan dahi, merasakan setiap deru nafas mereka yang keluar dan saling berpautan.

"Aku sudah bilang, akan mendapatkanmu sejauh manapun kamu bersembunyi!"

Sehun menggendong tubuh Lisa ke atas tubuhnya, membawanya masuk kedalam sebuah ruangan tempat biasa Sehun beristirahat dalam kantornya. Ia lalu membaringkan tubuh Lisa diatas ranjang kingsize yang ada didalam rungan tersebut.

"A-apa yang mau kamu lakukan?" Lisa bertanya, sedikit sadar.

"Membawamu merasakan surga dunia Sweetie!"

Sehun kemudian naik keatas tubuh Lisa, menindih tubuh mungilnya. Ia lalu mendekatkan wajahnya, mencium bibir Lisa lagi. Adegan panas pun terjadi.

*

Lisa terbangun dari tidurnya kala sebuah tangan kokoh memeluk perutnya erat. Ia membuka matanya perlahan, kepalanya masih sedikit pusing akibat efek dari alkohol semalam yang ia minum. Pandangan matanya masih tidak jelas, sekeliling seperti berputar-putar. Lisa mengheleng kepalanya kuat, mencoba memfokuskan kontak matanya pada satu titik dan berhasil. Pandangannya kembali normal, walaupun kepalanya masih sedikit pusing. Lisa melirik kesekeliling ruangan. Ia baru menyadari kalo ruangannya berbeda dari ruangan milik Lisa. Dimana ini?

Lisa melirik kesampingnya, ia terkejut melihat Sehun yang tertidur pulas dengan tubuh polos yang tertutup satu selimut dengannya. Jantung Lisa langsung berdegup sangat kencang, matanya melirik sedikit kebawah. Melihat ke arah tubuhnya yang sama-sama polos seperti Sehun.

"A-apa yang sudah terjadi? Bagimana bisa aku dan pria ini?!" Batinnya berucap mencoba mengingat-ingat keronologi kejadian semalam.
Walaupun samar, ia mengingatnya sedikit. Semalam ia mabuk berat dan tiba-tiba Sehun mencium bibirnya paksa. Tapi anehnya Lisa tidak memberontak, Ia malah membalas ciuman pria itu. Terakhir yang Lisa ingat pria itu membawanya masuk kedalam ruangan ini. Setelah itu ia tidak tahu apa apa lagi yang terjadi.

"Aku sudah-!" Lisa tertegun, tidak kuat melanjutkan kalimatnya. Mahkota indah yang ia jaga selama 22 tahun sudah hilang dirampas oleh pria asing yang baru ia temui beberapa kali. Matanya berubah sayup, gumpalan air memenuhi kelopak matanya. Lisa menangis tanpa suara. Hatinya sangat hancur dengan kebodohannya sendiri. Mengapa ia sangat ceroboh sekali, tidak bisa menjaga mahkota berhaga miliknya sendiri. Apakah masih pantas ia disebut wanita sekarang!

Lisa bangkit perlahan dari ranjang, tidak ingin pria itu terbangun dan menyentuh nya lagi. Sudah cukup kejadian semalam, ia tidak akan mau kejadian itu terulang kembali untuk kedua kalinya. Ia melangkah pelan-pelan. Kakinya terasa sangat sakit.

"Akhhh..."

Lisa langsung menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan suara.
Memalingkan wajahnya kebelakang, melihat ke arah Sehun sebentar. Memastikan apakah pria itu terbangun atau tidak. Ternyata tidak. Lisa melanjutkan langkahnya menghampiri pakaiannya yang berserakan dilantai. Ia sedikit membungkukan badannya, memungut pakaian yang berserakan itu.

"Bagaimana aku bisa kembali dengan pakaian robek seperti ini!" batin Lisa berucap. Menatap prihatin pakaiannya yang mengenaskan itu. Ia pun mencoba menelisik ke sekitar ruangan, mencari lemari pakaian milik Sehun. Mata Lisa berhenti pada sebuah pintu kaca. Ia lalu berjalan menghampiri pintu kaca tersebut, ruangan biasa tempat Sehun berganti pakaian.

Lisa memperhatikan pakaian yang digantung, semuanya bermerek dan mahal. Ia pun memilih-milih pakaian milik Sehun yang cocok untuk ukuran tumbuhnya yang mungil.

"Ah, sepertinya kaos hitam ini cocok dibadanku!" Batin Lisa meraih kaos hitam didalam lemari Sehun lalu memakainya. Walaupun agak kebesaran untuk tubuh mungilnya. Ia menambahkan hiasan topi dikepala agar menutupi wajahnya.

Lisa bergegas berjalan keluar dari ruangan tersebut, ia sedikit mengendap-endap takut ada orang yang melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa bergegas berjalan keluar dari ruangan tersebut, ia sedikit mengendap-endap takut ada orang yang melihatnya.

Setelah beberapa menit akhirnya ia berhasil keluar dari gedung kantor tersebut. Ia sedikit berlari ke arah jalanan dan langsung memanggil taxi yang lewat. Lisa buru-buru masuk ke dalam taxi tersebut, ia menghela nafas lega kala taxinya menjauh dari area gedung pencakar langit tersebut.

"Hufff... Akhirnya aku bisa lepas dari gedung terkutuk tersebut!" Batinnya berucap. Ia kemudian mengambil ponselnya di dalam saku hotpants miliknya. Menyalakan layar ponselnya dan terkejut melihat banyak notif dari ponselnya.



To be continued!!

Singkat karena adegan 18+ dihapus demi kenyaman pembaca sekalian.

Psycho | Hunlis | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang