4. Awal

26.3K 1.3K 123
                                    

Author capek nulis, jadi hargai.

______________________________

Happy reading 💋

Lisa masih berada didalam toilet, melakukan ritual pentingnya. Beberapa kali ekspresinya berubah, saat panggilan alam itu enggan untuk meninggalkan tempatnya. Hanya dengan bantuan anginlah yang mendorongnya keluar. Lisa menghela nafas lega, wajahnya berkeringat. Untung saja makeupnya waterproof, sehingga tidak menghapus riasanannya.

"Ugh, rasanya lega sekali. Setelah mengeluarkannya walupun sedikit sulit!" Ucapnya, sambil mengelap keringat di wajahnya.

Kalo ia tau akan begini. Lisa lebih baik tidak ikut makan tadi. Sehingga ia tidak perlu menderita seperti ini. Perutnya terasa sangat mules dan sakit karena makanan pedas yang mereka makan, sebelum berangkat. Tteokbokki, makanan pedas khas Korea.

"Tuan Sehun, bisakah kita bermain sekarang!"

Lisa mendengar suara seorang wanita berbicara. Ia tidak tahu suara siapa itu, tapi entah kenapa nada suaranya terdengar aneh ditelinganya? Dan apa maksud kata 'BERMAIN' itu. Kenapa ambigu sekali.

"Siapa yang berbicara itu? Kenapa dia memanggil nama seorang pria? Inikan toilet perempuan. Tidak ada pria disini?!"

Lisa membuka telinganya lebar-lebar, mencoba mendengarkan apa yang wanita itu katakan.

"Tuan Sehun, aku sudah tidak tahan!" Wanita itu berbicara lagi. Kali ini kalimatnya lebih ambigu lagi.

Ekspresi wajah Lisa berubah bingung. Apa maksud perkataan wanita itu? Apa dia mau melakukan panggilan alam juga? Sama seperti Lisa.

Ah, perut Lisa mules lagi. Sesuatu dari dalam perutnya menuntut untuk keluar. Ia sedikiy mengendan, mendorong sesuatu dalam perutnya untuk keluar. Lisa sudah tidak tahan lagi, sesuatu dalam perutnya harus dikeluarkan.

Prettt...

Lisa menghela nafas lega. Perutnya sudah tidak terasa sakit lagi. Sekarang ia sudah merasa mendingan. Tidak sia-sia usaha mengendannya, akhirnya sesuatu dalam perutnya bebas keluar.

"Suara apa itu?" Tanya wanita diluar itu.

Lisa terkejut, ia lupa ada seseorang diluar. Sial, kenapa harus ada orang diluar sih. Sangat memalukan. Ingin rasanya ia bersembunyi dilubang tikus, tapi sayangnya tubuhnya terlalu besar, untuk bersembunyi di sana.

"Apa kamu baru saja buang angin?!"

Kali ini suara seorang pria yang Lisa dengar. Apakah ia salah dengar? Barusan itu suara pria? Lisa menyingkirkan rambut yang menutupi telinga. Ia sedikit mendekatkan telinganya kepintu, menguping.

"Ti-tidak tuan Sehun, aku tidak akan berani!" Ucap wanita diluar itu takut.

Pria itu tiba-tiba mengebrak pintu bilik milik Lisa. Hampir saja membuat Lisa berteriak kaget. Ia akan ketahuan sedang menguping.

"Awas saja jika kamu berani, aku akan membuatmu tidak akan bisa untuk buang angin lagi. Mengerti!" Ancam pria diluar itu.

Lisa meneguk salivanya. Bergidik ngeri dengan perkataan pria diluar itu. Bahaya sekali jika pria diluar itu tahu, bahwa Lisa lah yang membuang angin. Apakah pria itu akan? Arg, lebih baik ia mempercepat ritual alamnya. Daripada berada lebih lama ditempat ini. Lagi pula perutnya sudah tidak terasa mules lagi dan sepertinya dua orang yang berada diluar tadi sudah pergi. Sekarang waktu yang tepat untuknya keluar dan kembali ke panggung. Teman-temannya pasti sudah menunggu. Perlahan Lisa menarik knop pintunya, melangkah keluar dari bilik toilet tersebut.

Baru saja ia perpikir sudah aman. Matanya langsung dibuat syok, oleh sepasang pria dan wanita sedang bercumbu diatas wastafel. Tidak, mata polosnya ternodai.

Psycho | Hunlis | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang