49. Keras kepala

5.6K 638 56
                                    

Author cape nulis, jadi hargai!
______________________________

Happy reading 💋

Tit... tit.. ponsel Rose berdering. Sebuah panggilan masuk dari no tidak di kenal, luar daftar no kontak miliknya. Dengan tangan gemetaran, Rose mengangkat panggilan telpon itu.

"Ha-hallo?!" Ucapnya dengan nada gemetaran.

"Hallo nona Rose. Saya Mely penanggup jawab pemotretan untuk majalah VOG!" Jelas wanita itu dari seberang sana.

Rose bernafas lega, tadi itu sangat mendebarkan. Ia kira yang menelponnya adalah pria kanibal tadi.

"Heum soal itu_" Rose enggigit bibirnya ragu

"Saya tidak bisa untuk ikut pemotretan hari ini!" Lanjutnya.

"Kenapa?" Tanya wanita itu terkejut

"Saya tidak bisa mengatakan alasannya!" Ucap Rose. Ia tidak ingin ke tempat dimana pria kanibal itu berada.

Sial, Rose teringat lagi kejadian tadi. Tubuhnya kembali bergetar. Tangannya melayang menyentuh bibir.

"Ciuman pertamaku. Dasar kanibal brengsek!" Batin Rose marah.

Ia menekatkan dirinya untuk tidak kembali ke tempat itu lagi. Bodoamat dengan pemotretannya. Biarlah ganti rugi asalkan tidak bertemu pria itu lagi. Itulah yang Rose pikirkan, sebelum wanita itu kembali bersuara.

"Maaf nona Rose. Anda tidak bisa membatalkan kontrak photoshotnya. Jika tidak anda akan dikenakan biaya pinalty!" Kata Wanita itu.

"Tidak apa. Tapi kalo boleh saya tau berapa bayaran untuk pinaltynya?" Tanya Rose

"Untuk biaya pinalty pembatalan kontrak kira-kira sekitar 100 juta won nona Rose. Apakah anda yakin ingin membatalkan kontraknya?" Tanya wanita itu lagi.

"Apa?!" Rose langsung kaget mendengarnya. Dia mana ada uang sebanyak itu untuk membayar uang pinaltynya.

"A-apa itu tidak terlalu mahal ya?" Tanya Rose

"Tidak nona, itu sudah dari procedur dari perusahaan kami. Jadi bagaimana nona Rose?"

Rose diam sebentar, berpikir. Ia tidak bisa membatalkan kontrak pemotretannya karena biaya pinalty yang sangat besar. Tapi disatu sisi Rose takut bertemu dengan pria kanibal itu lagi. Ya Tuhan, apa yang harus Rose pilih.

"Nona Rose, apakah anda sudah memikirkannya? Tanya wanita itu tidak sabaran.

Rose menghela nafas panjang, sebelum berbicara. Ia sudah memutuskan kalo dia tidak jadi membatalkan kontraknya. Dalam hati Rose berharap tidak akan bertemu dengan pria kanibal itu lagi.

"Baik, saya akan kesana dalam 10 menit lagi!"

"Keputusan yang bagus nona Rose!" Ujar wanita itu kemudian mematikan ponselnya.

Rose menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku, menarik nafasnya dalam-dalam. Memberanikan dirinya untuk kembali ke gedung tadi.

"Tenang Rose, dia pasti sudah tidak ada disana. Kamu yang tenang!" Batinnya menguatkan.

Akhirnya setelah 10 menit perjalanan yang melelahkan Rose sampai ditempat pemotretan yang berada di lantai 10.

"Uh, lelah sekali. Kaki ku juga sakit!" Keluhnya. Wajahnya basah dengan keringat, bajunya juga basah.

Ini semua karena pria kanibal tadi. Jika bukan karena takut bertemu lagi dengannya, Rose tidak perlu naik lewat tangga seperti ini. Udah tempat pemoterannya berada di lantai 10 lagi.

Psycho | Hunlis | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang