2. Jeritan

37.7K 1.3K 131
                                    

Banyak follow, vote dan comen baru up
______________________________

Happy reading 💋

Sesampainya di Mension, Sehun segera membawa Naya ke dalam, menuju ke ruangan favoritnya. Pintu berwarna merah tepat disamping tangga.

"Masuk!" Perintah Sehun.

Naya segera masuk ke dalam, menuruti semua perintah dari Sehun. Mencoba mengambil hati pria itu. Setelah itu Sehun menyusul masuk ke dalam, tidak lupa ia mengunci pintunya kembali.

"Permainan menarik dimulai!" Sehun menyeringai iblis, melirik ke Naya yang sedang berdiri memperhatikan ruangan itu.

"Apa Tuan ini menyukai BDSM?" Batin Naya bergumam, memperhatikan benda-benda aneh yang terpajang di sekeliling ruangan.

Ada sedikit rasa takut dalam diri Naya, yang memintanya untuk segera meninggalkan tempat itu. Tapi pikirannya menolak. Ini adalah kesempatannya. Kapan lagi dia bisa bercinta dengan pria tampa nan kaya seperti tuan yang dibelakangnya itu. Naya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bagus ini. Toh sesakit apapun nanti permainannya, dia akan tetap  merasa nikmat nanti. Begitu pikirnya demikian.

"Kenapa berdiri disini?!" Tanya Sehun, tiba-tiba sudah berdiri di samping Naya.

"Ah, i-iya. Aku akan mengganti pakaianku dulu, tuan tunggu saja diatas ranjang!" Katanya, siap untuk pergi keluar kamar.

"Tidak usah, aku yang akan melepaskannya dan merobeknya nanti. Sekarang kamu duduk disana!" Perintah Sehun menunjuk kursi di depan ranjang itu.

Kedua alis Naya saling bertautan, membentuk garis-garis kerutan di keningnya. Ia bingung. Kenapa Sehun memintanya untuk duduk di atas kursi itu? Mereka kan mau bercinta.

"Ta-tapi tuan, bagaimana bisa kit-!" Kalimat Naya tertahan dengan tangan Sehun membungkam mulutnya dengan kasar.

"Aku tidak suka dibantah, jangan membuat ku marah!" Ancam Sehun mulai emosi. Kenapa wanita itu suka sekali bertanya? Membuat pusing kepalanya saja.

"Ba-baik!" Naya mengangguk mengerti, tubuhnya gemetar ketakutan.

"Bagus!"

Naya melangkah ke kursi itu, kemudian duduk diatasnya. Jantungnya terus berpacu dengan cepat, tubuhnya berkeringat padahal didalam ruangan itu terdapat Ac.

"Tu-tuan Naya sud-"

"Sttt. Jangan bicara sekarang. Permainannya belum dimulai!" Ucap Sehun, menutup mulut Naya dengan tangannya.

Mendengar kata permainan dari Sehun membuat Naya, tersipu malu. Rasa takutnya tadi langsung hilang. Imajinasi kotor dan melintas di pikirannya.

"Baik tuan!" Balas Naya patuh.

"Bagus dan panggil aku tuan Sehun!" Perintah Sehun kemudian berdiri disamping Naya dan mulai mengikat kedua tangan dan kakinya. Naya sama sekali tidak merasa curiga, ia sibuk dengan imajinasi liarnya.

Sehun selesai mengikat kedua tangan dan kaki Naya, ia kemudian berjalan ke lemari. Mengambil mainannya disana.

"Tuan Sehun, tolong cepat lakukan. Aku sudah tidak sabar ingin memuaskanmu!" Ucap Naya nafsu, ia sudah tidak tahan lagi. Ia ingin cepat-cepat bercinta dengan Sehun.

Psycho | Hunlis | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang