55. Dikasihani

3.4K 411 32
                                    

Author capek, jadi hargai!!
______________________________

Happy reading 💋

"Hahaha ini yang aku suka. Tunjukkan sifat aslimu Sehun. Bagiaman kamu membunuh orang dengan wajah tampanmu!" Kris tersenyum gila. Padahal tangannya terluka oleh pisau milik Sehun.

Sehun tidak mengubris perkataan Kris. Ia sudah kehilangan akal sehat. Pupil matanya menggelap, keinginan untuk membunuhnya sangat besar. Jiwa iblis sudah mengusai diri Sehun. Ia bahkan tidak mengenali siapa yang ia sedang serang sekarang. Dalam pikirannya hanya ada kata 'BUNUH DAN BUNUH' tidak peduli pada siapun.

Kris sangat senang, sisi gelap Sehun sudah kembali lagi. Rencanannya berhasil untuk mengembalikan Sehun ke jati dirinya yang lama yaitu seorang psikopat kejam. Bahkan jika Sehun membunuhnya sekalipun, ia akan mati dengan senang hati.

"Sehun berhenti! Kamu akan membunuhnya!" Cegat Lisa melihat kebrutalan Sehun memberi serangan.

Sehun menghentikan aksinya. Akal sehatnya sudah kembali, sekarang ia bisa berpikir dengan jernih. Tidak seperti tadi, ia kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Menyerang Kris dengan membabi buta. Seperti iblis yang haus akan darah.

"Beruntunglah, nyawamu kali ini ku ampuni!" Kata Sehun menarik kembali pisaunya dari dalam perut Kris. Tubuh Kris langsung terjatuh kelantai, perutnya banyak mengeluarkan darah. Entah sudah berapa tusukan yang Sehun berikan padanya. Pasti itu rasanya sangat menyakitkan.

"Kenapa berhenti? Padahal tinggal sedikit lagi! Apa kamu sedang mengasihaniku?" Kris menatap tajam kearah Sehun.

"Ya aku mengasihanimu, jadi pergilah, jangan ganggu kami lagi!"

"Pff. Mengasihani musuh adalah sifat pecundang!" Katanya tersenyum miring pada Sehun.

Sehun mengabaikan perkataan Kris. Ia melangkah, menghampiri Lisa yang terduduk lemas diatas kursi. Diam-diam Kris bangkit dan langsung berlari ke arah Sehun. Melayangkan pisaunya ke arah Sehun, tapi dengan cepat Sehun menghindarinya dan menancapkan pisau kecil miliknya ke dada Kris. Kris langsung tesungkur ke lantai, darah segar mengucur dari dadanya.

Uhuk. Kris tersedak. Mulutnya mengeluarkan banyak darah. Sebuah senyuman terukir dibibirnya.

"Aku tidak pernah menduga, wanita itu begitu penting bagimu. Sampai kamu mengorbankan ku!" Kris tersenyum miris.

"Aku tidak pernah mengorbankan mu, hanya saja aku tidak bisa diam saat kamu ingin melukai wanitaku!" Balasnya, ia membelakangi Kris. Sehun tidak bisa melihat wajah kesakitan Kris sekarang. Itu membuatnya merasa bersalah.

"Jika kamu begini terus, kamu tidak akan bisa melindungi orang yang kamu sayang!" Kata Kris. Suaranya mulai melemah, wajahnya perlahan memucat.

Sehun mencoba untuk tidak memperdulikan ucapan Kris, ia berjalan menghampiri Lisa. Mengendong tubuh Lisa ke lengannya, kemudian membawanya keluar.

"Tidak peduli siapapun musuhnya, aku akan tetap melindunginya!" Kata Sehun, sebelum keluar dari balik pintu.

Kris tertawa kencang, mendengar perkataan Sehun barusan. Itu membuat perutnya sangat geli. Tapi bersamaan dengan itu, hatinya juga ikut sakit. Entah karena efek pisau yang tertusuk didadanya atau karena Sehun lebih memilih Lisa daripada dirinya sendiri. Keluarga satu-satunya.

Para member lain terdiam bingung dikursi. Melihat Kris yang tertawa seperti orang gila di lantai. Belum lagi dia beberapa kali tersedak dan muntah darah. Kris terlihat sangat menyedihkan. Walaupun mereka tidak tau jelasnya, mereka merasa kasihan pada Kris.

"Ma-manager Kris. Kamu tidak apa-apa?" Tanya Jisoo khawatir.

"Sstt, jangan berisik Jisoo. Nanti manager Kris bangun dan membunuh kita bagaimana?!" Kata Rose takut

"Iya aku tau, tapi apa kalian tidak kasihan melihatnya seperti itu?" Jisoo berucap.

Rose terdiam. Dia memang kasihan pada manager Kris. Beberapa bulan ini dia sudah mengurus mereka dengan baik. Mereka tidak mungkin lupa jasa manager mereka itu. Walaupun tadi dia berniat membunuh mereka.

"Benar yang dikatakan Jisoo. Walaupun manager Kris berniat jahat pada kita, tapi dia juga sudah mengurus kita beberapa bulan terakhir ini!" Jennie ikut bersuara.

Kris semakin keras tertawa. Mendengar perkataan para member. Lelucon apa ini. Padahal ia tadi berniat mau membunuh mereka. Kenapa mereka masih peduli padanya? Dasar para pecundang lemah.

"Ja-jadi kita bagaimana?" Tanya Rose. Siapa yang akan melepaskan mereka? Lisa dan Sehun sudah keluar duluan meninggalkan mereka.

"Heum, aku juga tidak tahu." Jawab Jisoo bingung. Mereka sama-sama terikat. Hanya manager Kris lah yang tidak terikat. Mereka tidak mungkin memintanya untuk melepaskan ikatan tali mereka. Bukannya dilepasin yang ada malah mereka dibunuh olehnya. Apa yang harus mereka lakukan sekarang.

Tiba-tiba pintu didobrak hingga roboh. Suho, Kai, dan Chanyeol masuk ke dalam ruangan tersebut. Mereka segera menghampiri member Blackpink yang sedang terikat diatas kursi. Masing-masing dari mereka melepaskan ikatan tali ditubuh para member.

"Kami akan menyelamatkan kalian!" Kata Suho segera melepaskan ikatan tali ditubuh Jisoo.

"Bagaimana kalian bisa ada disini?" Tanya Jisoo pada Suho yang sedang melepaskan ikatan tali ditubuhnya.

"Nanti saja bicaranya, kita harus keluar dahulu dari sini!" Balas Suho, menggenggam tangan Jisoo keluar.

"Tunggu, teman-temanku bagaimana?!"

"Tenanglah, mereka akan membawanya. Sekarang ayo kita keluar!"

Jisoo mengangguk mengerti, mereka pun keluar duluan dari ruangan itu. Disusul oleh Chanyeol dan Rose dan terakhir Kai dan Jennie. Walaupun sempat terjadi perdebatan antara kai-Jennie dan Rose-Chanyeol. Mereka terlihat saling bermusuhan terutama Kai dan Jennie.

Ditempat lain. Sehun sedang mengemudi didalam mobil, sedangkan Lisa berbaring lemah di kursi belakang. Sehun terus melihat kebelang, khawatir dengan kondisi Lisa yang lemah.

"A-ku tidak boleh ke rumah sakit!" Ucap Lisa lemah.  Penggemarnya akan tau jika ia terluka dan sangat khawatir, jika mengetahui dirinya masuk rumah sakit.

"Iya. Kita tidak pergi ke kerumah sakit. Kita akan ke mension ku. Sejeong akan mengobatimu disana. Bertahanlah sebentar lagi!" Kata Sehun, semakin mempercepat laju mobilnya.

Setelah beberapa lama, mereka sampai didepan mension. Sehun segera menggendong tubuh Lisa yang sudah tidak sadarkan diri masuk kedalam mension, membawanya ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tidak lama kemudian Sejeong sampai, langsung mengeluarkan alat-alat medisnya. Segera mengobati luka Lisa.

"Bertahanlah Lisa. Aku tidak mengijinkanmu untuk meninggalkanku!" Kata Sehun sangat khawatir. Ia menggenggam tangan Lisa erat, matanya sampai berkaca-kaca.

Untuk kedua kalinya, Sejeong melihat Sehun sekhawatir ini. Apakah wanita itu begitu penting baginya? Sampai membuat Sehun yang dingin menjadi sangat khawatir seperti ini. Huf, sepertinya memang tidak ada tempat lagi untuknya di hati Sehun. Lebih baik Sejeong menghapus perasaannya pada Sehun.

"Ingat kita masih memiliki kontrak yang belum selesai. Kamu harus hidup!" Ucapnya. Air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Tenanglah, lukanya sudah ku obati. Sekarang dia sudah baik-baik saja!" Kata Sejeong, merapikan kembali alat-alat medisnya ke dalam tas.

"Trimakasih, aku sudah tidak tahu lagi. Apa yang akan terjadi, jika terjadi sesuatu padanya!" Ucap Sehun, menggenggam tangan Sejeong erat.

Sejeong membalas tersenyum, melepaskan tangan Sehun. Kemudian keluar dari kamar tersebut.

"Aku melepasmu padanya. Selamat tinggal cinta pertamaku!" Batin Sejeong berucap.


Tbc

Maaf guys kalo singkat. Kemampuan nulis author sedang tidak baik. Butuh support banget dari kalian.

Psycho | Hunlis | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang