Hari demi hari terus berlalu. Ujian sekolah sudah di mulai dari dua hari yang lalu, dan itu artinya hanya tersisa hari ini. Oleh karna itu Alam dan Alina bertemu hanya rumah saja karna Alam sangat sibuk.
Entah apa yang Alam sibukan, yang jelas Alam juga menjadi jarang pulang. Josua bilang kalo Alam sedang mengurus tentang perkuliahannya. Alina sebenarnya sangat merindukan pria itu, namun dia juga harus mengerti kesibukan Alam.
Belum lagi wejangan dari sang Bunda jika dia harus mandiri dan mulai hidup tanpa Alam sebab mereka akan jarang bertemu nantinya. Alina mengerti hal itu, namun menurut dirinya tidak harus secepat ini.
Jadinya, dua hari ini Alina sibukan untuk belajar karna dirinya juga akan ujian setelah Alam selesai ujian. Ya meskipun Alina akui masih di selingi sambil membaca novel-novel kesayangannya.
Seperti saat ini, Alina sedang membaca novel kesayangannya di teras rumah Alam. Sebenarnya dia sangat bosan tinggal disini jika tidak ada Alam, namun dia juga tidak mungkin tinggal dirumahnya sendiri.
Sekarang langit sudah akan gelap, namun Alam belum juga pulang. Padahal Josua sudah pulang dari tadi siang karna katanya tidak banyak pekerjaan. "Kakak pacar kemana sih"
Alina sangat khawatir akan kesehatan Alam akhir-akhir ini karna dirinya jarang melihat Alam makan di rumah. Buku yang ia sedang genggam langsung ia tutup dan Alina meraba sakunya untuk mengambil ponselnya.
Baru saja dia akan menghubungi Alam, ada sebuah panggilan dari Bundanya. Senyum Alina langsung terbit dan dengan segera ia mengangkat telpon dari ibunya, melupakan soal Alam yang belum pulang-pulang.
"Hallo Bunda, Alina kangen." Ucapnya saat panggilan keduanya terhubung.
Terdengar kekehan di sebrang sana, membuat Alina tersenyum. "Bunda juga kangen, Bunda ada kabar baik buat kamu."
"Apa itu?" Tanya Alina antuasias
"Bunda sama ayah mau pulang besok"
Mata Alina membulat mendengarnya, hampir saja dia berteriak kegirangan. "Huaaaa bunda beneran kan? Gak bohong kan bunda?" Jeritnya tertahan dengan senyum yang tak terbendungkan.
"Iya sayang, Alhamdulillah urusan kami disini selesai. Yasudah, bunda mau lanjut beres-beres. Kamu disana baik-baik."
"Siap nda, jangan lupa oleh-oleh."
"Iya, bunda tutup. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah telponnya tertutup Alina langsung masuk kedalam rumah Alam dengan semangat empat lima. Dia akan memberi tahu Josua perihal ini.
"PAPA JOSUA" Teriak Alina dengan kencang sambil menuju kamar Josua yang berada di lantai bawah.
"Papanya kakak pacar" Alina mengetuk pintu kamar Josua dengan semangat.
Tak berselang lama, muncul lah Josua dengan pakaian santainya. Bisa Alina tebak jika Josua baru saja bangun tidur sebab pria itu masih menguap saat membuka pintu.
"Kenapa nak?" Tanya Josua. Tidak biasanya Alina mendatanginya.
Alina menyengir kuda dan segera memeluk Josua. "Alina seneng banget"
Josua tersenyum sambil membalas pelukan gadis yang menjadi kekasih anaknya itu. "Bagus dong, seneng kenapa emangnya?"
Alina yang mendengar itu langsung melepaskan pelukan mereka. Dia menatap Josua dengan pandangan yang seperti meminta pendapat.
"Emm, Papa kakak pacar mau oleh-oleh apa dulu?"
"Oleh-oleh?" Josua menaikan sebelah alisnya. "Kamu mau liburan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by: Dngraphiccc_ Alam Erlangga Addison, Ketua dari Geng besar di kotanya, Geng Worewolf. Pria dengan Tatto di seluruh tubuh atasnya dan juga Tindik yang slalu menjadi ciri khasnya. Selain karena Alam itu...