11). ALINA DI TEMUKAN

58.6K 5.4K 85
                                    

Happyreading❤

• • •

Alina membuka matanya perlahan, dia ingin meringis saat merasakan dahinya terluka, tapi tidak bisa. Bibirnya di lakban, dan dia baru menyadari saat melihat tangan dan kakinya yang diikat.

Dia merasa aneh ketika disisi-sisinya merasa hangat. Dia melirik kemudian terkejut mendapati boneka beruang dan panda disisi-sisinya. Tubuhnya ingin pergi, apalagi bonekanya dihadapkan ke tubuhnya.

Air matanya mengalir deras saat sadar dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Alina memejamkan matanya guna mengurangi ketakutannya, tapi tidak bisa. Dia membuka matanya kembali dan terkejut saat baru menyadari bahwa disini banyak boneka, dari yang kecil sampai yang besar. Meskipun pencahayaannya minim, tapi dia yakin itu boneka.

Lengannya meronta-ronta ingin melepaskan tali yang membalut tangan juga kakinya. Air mata semangin mengguyur membentuk aliran sungai pada pipinya.

Dia yakin sekarang sudah malam, dia takut ibunya mengkhawatirkannya. Dan harapan satu-satunya hanya, Alam.

Dia mengingat kembali kejadian sebelumnya sampai dia berada disini. Dia ingat, suara terakhir sebelum dia memejamkan mata adalah suara tawa perempuan.

Flashback on

Alina dan Melisa melangkahkan kakinya dengan Melisa yang menggandeng Alina.

"Lo mau gue traktir apa?" Tanya Melisa membuat Alina menoleh. Alina menatap Melisa antusias "Es krim boleh?"

"Oke, terus?"

"Udah deh itu aja hhe" Melisa mengangguk lalu mereka menyebrang jalan menuju caffe yang berada disebrang sekolah.

Mereka memasuki caffe itu dan menduduki meja yang didekat jendela. Dan memesan es krim pesanan Alina. Sedangkan Melisa memesan minuman biasa. Selang beberapa menit, pesanan mereka datang.

Alina langsung memakan es krim nya, sedangkan Melisa diam memperhatikan Alina yang sedang memakan es krim.

"Emm gue boleh tanya sesuatu gak?" Tanya Melisa hati-hati.

Alina mengangguk "Boleh, tanya apa emang kak?"

"Lo sama Alam udah pacaran dari kapan?"

"Em baru-baru ini kok kak, emang kenapa?"

Melisa menggeleng "Enggak, gue penasaran aja. Alam suka gimana sama lo?" Alina menatap Melisa bingung "Maksud gue, dia baik gak sama lo?"

Alina mengangguk lucu "Baik banget, kakak pacar sering nganterin kerumah terus suka mampir juga. Terus-terus pernah bersihin kandang burung Alina" Jelas Alina dengan masih memakan es krimnya.

Melisa terkejut mendengar itu. Hatinya berdenyut nyeri mendengarnya, Alam benar-benar mencintai gadis didepannya ini. Membuat dendam didalam dirinya semakin memuncak.

"Oh bagus deh" Jawab Melisa sekenanya. Dia melihat Alina yang sudah selesai memakan es krimnya.

"Udah selesai?" Alina mengangguk "Yaudah kita pulang" Alian kembali mengangguk.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang