28). LUKA DARI MASALALU

35.8K 3.5K 453
                                    

Ada yang seneng gak aku up?

SELAMAT MEMBACA! ENJOY❤

• • •

Alam, pria bertato itu pagi ini sudah rapi dengan kaos hitam dan celana senada. Juga sepatu hitam, dan jangan lupakan tindik yang berada di telinganya. Menambah kesan bad boy pada dirinya.

Hari ini hari minggu, jelas sekolah libur. Dan dia baru saja pulang dari markas, seperti kebiasaan mereka yang slalu tidur di markas setiap malam minggung.

Dia berencana untuk mengajak Alina keluar hari ini, dia akan menebus waktu saat dirinya terbaring lemah di Rumah sakit kemarin.

"Udah rapi aja" Cibir Leo yang tiba-tiba berada di belakangnya.

Gerakan Alam terhenti saat sedang memasangkan tindik pada hidungnya, dia membalikan badannya ke arah adiknya itu.

"Gak punya attitude?" Alam bertanya dengan pandangan yang tajam pada Leo yang sedang terkekeh kecil pada dirinya.

"Oh, ayolah man. Gue adik lo, gue bebas dong masuk kamar lo kaya gini." Leo malah semakin berani dengan menidurkan dirinya dikasur kesayangan Alam.

"Pergi" Ucap Alam dingin, berusaha mengontrol emosinya. Mungkin kemarin Alam membiarkan Leo berbicara sesukanya karena dia sedang malas berurusan dengan Leo.

Tapi sekarang, dia tidak akan membiarkan Leo terlalu masuk kembali pada kehidupannya, seperti dulu.

"Maaf" Ucap Leo Lirih. "Maaf, gue emang bego. Gue gatau kalo mama selingkuh, maaf juga karena gue mama jadi kaya gini." Leo meneruskan ucapannya membuat Alam terdiam.

"Gue gatau kalo akhirnya kita bakalan kaya gini, gue nyesel udah ja--"

"Apa kata maaf lo bakalan balikin dia? Apa kata maaf lo bakalan nyembuhin luka mama? Apa kata maaf lo bakalan ngembaliin mama? Apa kata maaf lo bakalan nyembuhin derita Pelangi dulu?" Tanya Alam menuntut, pria itu menjatuhkan dirinya di lantai.

"Lo tau apa yang bikin gue hancur? Itu saat pelangi mati. Gue ngerasa gak layak jadi kakak karena ngebiarin adiknya mati di tangan kakaknya sendiri. Gue ngebiarin lo nyabulin adik lo sendiri, gue ngebiarin lo lecehin dia dibelakang gue."

Alam memeluk lututnya sendiri, luka itu kembali datang dengan kedalaman yang terjang. Dadanya kembali sesak membayangkan Pelangi-adiknya yang mati karena depresi.

Satu tetes air mata turun dari matanya, Alam tidak menyegah ataupun menghapusnya. Biar saja, mungkin memang sudah waktunya dia mengungkapkan semua yang ada di dalam hatinya.

"Kenapa harus Pelangi?"

"Kenapa juga harus lo? Gue pengen bales semuanya, tapi gue gabisa." Alam kembali melanjutkan bicaranya saat Leo tak kunjung membuka suara.

Leo merasa hatinya ikut sakit melihat kakanya seperti itu. Sebenci apapun Leo pada Alam, dia tidak pernah melihat Alam seperti ini.

Dari dulu, dia memang selalu membenci Alam karena dia merasa orang tua mereka hanya menyayangi Alam dan juga Pelangi-adik mereka.

Leo yang waktu itu dibutakan oleh rasa benci pun menjadi salah langkah, dan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Dia malah melecehkan adiknya sendiri karena memang Pelangi sangat dekat dengan Alam.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang