33). ALAM DAN PUTRI

31.6K 3.5K 1K
                                    

HAPPY 4K LEBIH PEMBACA LIGHTERS🎉

Sebelum masuk ke cerita, aku mau curhat dulu gays. Jadi cerita ini udah dua kali di tawarin terbit dengan beda penerbit. Tapi aku engga nerima soalnya cerita ini belum tamat dan juga karena aku engga pd, takutnya nanti bukunya engga ada yang beli wkwk.

So, aku mau nanya ke kalian. Kalo 'seandainya' cerita ini suatu saat terbit, kalian bakalan beli bukunya engga? Dijawab ya❤

• • •

Alam menghisap rokoknya dengan perlahan, lalu dia menaikan kakinya ke atas meja yang berada di kantin sekolahnya. Saat ini memang semua kelas belum beristirahat karena masih pagi.

Seperti biasanya, Alam dan teman-temannya membolos dari jam pelajaran. Alam memutuskan untuk bolos ke kantin, sedangkan teman-temannya sedang bermain basket di lapangan.

"Ck, ngebosenin emang." Gumam Alam.

Dia merasa kesehariannya di sekolah setiap hari hanya bolos, lalu mengajak Alina ke kantin dan pulang mengantarkan Alina pulang. Tidak pernah dia mengikuti pelajaran seperti yang lain. Lalu pulang sekolah hanya nongkrong bersama teman-temannya. Alam rasa, dia perlu sedikit hiburan.

Pria bertato itu menyentuh anting yang ia pakai hari ini, lalu menghisap kembali rokok yang sedari tadi berada di tangannya.

Ponselnya berdering, menampilkan nama Erwin. Salah satu juniornya di Worewolf. Alam membawa benda pipih itu pada telinganya.

"Kenapa?" Tanya Alam langsung pada inti.

"Nanti malam ada balapan bos, mau di ambil?" Jawab Erwin di sebrang sana.

Alam tersenyum miring mendengarnya, tentu saja dia akan mengambilnya. Sudah lama sekali dia tidak menginjakan kakinya ditempat itu.

"Nanti malem gue kesana."

Alam mematikan telponnya dan menaruhnya di atas meja, tepatnya disamping kedua kakinya. Kedua alisnya terpaut saat mendapati Putri-sahabat gadisnya berjalan ke arahnya.

"Kak Alam" Panggil Putri.

Sungguh, Putri sangat takut saat ini. Meski seringkali makan bersama di kantin dengan Alam dan teman-temannya tapi tetap saja jika berbicara berdua begini dia merasa gugup karena tidak ada Alina.

Alam hanya diam sambil menunggu Putri berbicara kembali. Tak ada niat untuk dirinya menurunkan kedua kakinya. Alam tau apa yang membuat perempuan itu datang padanya.

"Makasih kak karena udah maafin Intan." Ucap Putri dengan tulus.

Tadinya Putri akan memohon pada Alam untuk memaafkan Intan, tapi sebelum itu terjadi ternyata pacar dari sahabatnya itu sudah memaafkan sahabatnya.

"Hm" Jawab Alam cuek. Pandangannya sedari tadi tertuju pada rokoknya setelah Putri berbicara.

Lagipula Alam memaafkan Intan hanya untuk Alina, agar gadisnya itu tidak menangis lagi seperti kemarin. Alam tidak ingin mata Alina kembali memerah karena menangis.

"Yaudah kak, gue duluan."

Putri berbalik dan dia melihat Alina dengan Intan yang memperhatikan mereka. Dengan sengaja dia pura-pura tersandung kaleng minuman bekas Alam dan tubuhnya terjatuh.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang