Happyreading❤
• • •
Alina menatap tidak percaya pada pria dihadapannya. Apa tadi katanya? Dia jadi pacarnya? Yang benar saja, bahkan dirinya tidak mengenal pria itu. Dia menatap takut pada pria dihadapannya.
"Kamu siapa?"
Alam berdecak kesal sekaligus bingung. Apa benar perempuan yang baru beberapa menit lalu dia jadikan pacarnya tidak tahu dirinya siapa? Alam tidak percaya ada siswi yang sekudet ini disekolahnya.
"Lo gatau gue?" Alina mengangguk yakin "Emangnya kakak siapa?" Tanyanya lugu dan pelan.
"Gue Alam Erlangga Addison, pacar lo!"
Alina mengangguk paham, namun dia merasa pernah mendengar nama tersebut beberapa kali dari mulut sahabatnya. Tapi siapa? Sedetik kemudian dia sadar dan langsung terkejut.
"Kamu kak alam anak pemilik sekolah ini?" Alam mengangguk.
"Kamu kak alam ketua geng wolf itu ya?" Alam kembali mengangguk.
Alina beringsut menenggelamkan wajahnya kembali pada lipatan kakinya "Mending kakak pergi dari sini" Alam menaikan sebelah alisnya.
Dia berjongkok didepan alina "Kenapa?" Alina menghela napasnya lalu dia mengelap ingus yang sedari tadi meminta keluar karena terlalu banyak menangis. Menatap Alam takut dan mulai menjawab.
"Kata temen-temen Alina kamu itu bahaya, jangan cari masalah sama kakak. Makannya Alina gamau punya urusan sama kakak. Makasih ya tadi udah nolongin Alina dari kak Melisa. Alina pamit, Assalamualaikum"
Alina langsung pergi buru-buru dari sana sebelum Alam menyusulnya. Sedangkan Alam, dia malah terbengong mendengar ucapan Alina.
"Waalaikumsalam" Ucapnya seraya tersenyum tipis.
Baru saja dia akan menyusul Alina, suara teriakan kembali memenuhi gendang telinganya.
"AAA BONEKANYA BELUM PERGI. TOLONG ALINA TAKUT"
Alam berjalan tergopoh keluar dari toilet tersebut. Dia melihat Alina yang sedang memeluk dirinya sendiri.
"Tolong, itu buang bonekanya" Ucapnya lirih membuat Alam tidak tega melihatnya. Alam mengangguk dan mulai mengangkut boneka panda yang berukuran besar tersebut.
Sebelum benar-benar pergi, Alam mengatakan sesuatu yang akan membuat hidup Alina tidak tenang kedepannya.
"Soal ucapan lo tadi yang gamau ada urusan sama gue, lo gabakalan bisa berhenti urusan sama gue. Karena lo tetep jadi pacar gue, gaada penolakan!"
• • •
Alina berjalan dengan rasa takut di dirinya sekarang. Alina memang benar-benar takut pada boneka. Dan itu sudah menjadi rahasia umum. Tapi dia tidak menyangka, kakak kelasnya itu akan membullynya dengan boneka hanya karena alina lebih cantik dari dia.
Entah mengapa Alina sangat menakuti hal yang sangat disukai oleh perempuan lain. Jika kalian bertanya mungkinkah Alina mempunyai trauma? Tidak. Alina sehat sentosa tanpa ada yang menghantui. Entahlah, dirinya sendiri juga tidak mengerti mengapa bisa setakut itu pada boneka. Selucu apapun bentuknya, Alina tetap takut.
"Alina, lo kemana aja sih hah?"
Intan, sahabatnya menatap kesal sekaligus khawatir pada alina. Alina tersenyum tipis, dia mencoba tersenyum agar intan tidak khawatir padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by: Dngraphiccc_ Alam Erlangga Addison, Ketua dari Geng besar di kotanya, Geng Worewolf. Pria dengan Tatto di seluruh tubuh atasnya dan juga Tindik yang slalu menjadi ciri khasnya. Selain karena Alam itu...