5). JANGAN DI BAGI-BAGI

83.1K 8K 1.2K
                                    

Happyreading❤

• • •

Alam melangkahkan kakinya menuju kelas Alina sendiri. Teman-temannya sudah ia suruh ke kantin duluan. Banyak yang terang-terangan memujinya, tapi Alam tidak perduli.

Dia menyeritkan alisnya bingung saat melihat Alina yang sedang murung dibangkunya. Dia melangkahkan kakinya menuju Alina, membuat Alina kaget.

"Kakak pacar" Lirih Alina. Dia menunduk tidak berani melihat saat mata tajam itu memperhatikannya. Penglihatannya diam-diam mengintip tato Alam yang entah sejak kapan menjadi idolanya.

"Kenapa?"

Alina tidak menjawab, dia hanya diam. Alam melihat teman-teman sekelas Alina satu persatu yang seperti sedang menahan tawanya.

"Kenapa? Ada yang jahatin lo? Sini maju lawan gue"

Semua orang menelan ludah mendengar ucapan Alam.

Mampus!

Alina terperangah. Dia menggeleng pelan menatap Alam "Gaada yang gangguin aku kok kak" Jawabnya dengan senyuman seceria mungkin.

"Gue gasuka lo bohong!" Ucapnya penuh dengan penekanan.

Alina menunduk kecil, dia masih belum beranjak dari kursinya. Perempuan itu memainkan jarinya.

"Temen-temen tadi minta 'pj' sama Alina. Terus Alina tanya 'Pj itu apa?' Mereka jawab 'Pajak Jadian'. Trus Alina bilang Alina belum ditagih pajak sama pemerintah. Padahal tadinya Alina mau nraktir mereka aja, tapi mereka minta pajak"

Alam terdiam mendengar itu, Alina benar-benar polos. Dia mengedarkan pandangannya kepada teman-teman kelas Alina yang sedang meminta maaf lewat tangan yang dibentuk peace.

"Lo tau darimana kalo yang pacaran harus traktiran?" Alam masih bingung, kenapa Pj tidak tau tapi ada niat untuk mentraktir. Aneh bukan?

Alina tertawa kecil mendengar itu "Itu, kemarin bunda nanya 'Alam itu siapa kamu?' Trus Alina jawab 'Kata kakak pacar, kita tuh pacaran' trus bunda nanya lagi 'Kakak pacar itu alam?' Alina bilang iya. Trus kata bunda kalo pacaran harus traktir temen-temen biar pacarannya langgeng"

Hening.

Pantas saja. Alam pikir Alina tidak benar-benar polos. Rupanya kepolosannya tidak hanya dimanfaatkan oleh teman-temannya dengan baik, tapi juga oleh ibunya sendiri.

"Kenapa? Alina salah ya?"

Alam menggeleng tak tega saat melihat Alina bertanya dengan pelan.
Dia memperhatikan teman-teman Alina yang masih memperhatikan mereka, lebih tepatnya menatap takut Alam.

"Pesen aja" Ucapnya datar, dan singkat.

"Woaahhh bneran kak?"

"Yesss ditraktir holkay"

"Yey, akhirnya bisa makan duid orang kaya"

Alina mengerjapkan matanya saat melihat teman-temannya berbondong menuju kantin "Maksudnya kakak nelaktir mereka?"

Alam mengangguk. Lalu dia mengulurkan tangannya kepada Alina, Alina menggapainya dan ikut berdiri. Lalu mereka berdua berjalan menuju kantin.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang