MAAF YA AKU BARU UPDATE, SOALNYA SEKARANG AKU LAGI JARANG DIRUMAH JADI JARANG ADA WAKTU BUAT UP HHE.
SELAMAT MEMBACA❤
• • •
"Minum obat ya Na?" Rayu Putri pada Alina yang terbaring lemah di kasur.
Alina menggeleng kecil, "Gamau, pait." Intan mendengus mendengar itu. "Namanya juga obat Alina"
Putri menghela napas, dia memberi isyarat pada Intan agar bersabar. Alina jatuh sakit akibat kejadian tadi malam saat hujan. Tubuhnya panas, dan Alina mengalami flu.
"Yaudah Put kita tinggalin aja dia ke sekolah, biarin aja kalo gamau minum obat" Mata Alina membulat kecil mendengar itu.
"Yaudah sana pergi" Ucap Alina lirih, dia memalingkan wajahnya ke samping. Putri menghela napasnya melihat itu.
"Alina" Panggil Putri dengan lembut, dia duduk di tepi kasur.
"Hm" Jawab Alina pendek tanpa menoleh pada Putri.
Putri tersenyum kecil, "Ketularan kak Alam ya? Kok jadi dingin gitu?"
Alina langsung menoleh pada Putri, air mukanya menjadi sendu. "Dimana kakak pacar? Sini suruh dia kesini"
Intan yang mendengar itu langsung pergi keluar dari kamar Alina, dia tidak kuat dengan soal pembicaraan keduanya.
"Kak Alam nanti kesini, kamu sekarang minum obat dulu ya?" Bujuk Putri.
Mata Alina berbinar mendengar itu, "Beneran kan?" Putri mengangguk. Alina tersenyum dan dia mencoba untuk duduk, namun tidak bisa karena terlalu pusing.
"Jangan di paksain Na." Putri dengan cekatan membukakan obat Alina dan memberikannya kepada Alina.
"Remukin dulu" Rengek Alina, Putri mengangguk. Putri mengambil kembali obat itu dan mulai meremukan obat itu lewat sendok dan diisikan air sedikit lalu memberikannya pada Alina.
"Ehmmm emmmh" Alina menunjuk air minumnya, Putri dengan cepat memberikannya pada Alina.
"Pait" Alina mengerucutkan bibirnya, "Tapi gapapa, asal ketemu kakak pacar." Lanjutnya sambil tertawa kecil.
Putri menatap iba pada Alina. Dia mengerti Alina merindukan Alam, tapi dia tidak bisa membantu banyak.
"ALINA BANG VINO DATANG"
"BANG VITO JUGA"
"KAK HAIKAL JUGA"
"KAK ERIK JUGA IKUT"
Suara teriakan itu disusul oleh orang yang berteriak. Siapa lagi kalau bukan Vino, Vito, Haikal, Erik, dan Arlan. Bedanya Arlan tidak berteriak.
"Jangan pada teriak, udah tau Alina lagi sakit." Ucap Arlan pada keempat temannya, sedangkan yang ditegur hanya menyengir.
"Kenapa ngeyel?" Tanya Arlan pada Alina, Alina menyeritkan Alisnya bingung. "Maksud kak Arlan ngeyel kenapa?"
"Lo kenapa ke Apartemen Alam" Arlan memperjelas pertanyaannya.
"Alina kangen kakak pacar, jadi Alina kesana"
"Udah tau dia gabakal ada disana" Cibirnya lalu Arlan pergi meninggalkan kamar Alina.
Alina yang melihat itu menunduk. Vino menghela napas melihat tingkah Arlan. Dia memberikan kode pada ketiga temannya untuk menyusul Arlan, mereka langsung menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by: Dngraphiccc_ Alam Erlangga Addison, Ketua dari Geng besar di kotanya, Geng Worewolf. Pria dengan Tatto di seluruh tubuh atasnya dan juga Tindik yang slalu menjadi ciri khasnya. Selain karena Alam itu...