7). BALAPAN

78K 6.4K 551
                                    

Happyreading❤

• • •

"Kakak mampir dulu yu, kata bunda tadi makan bareng dulu"

Alam berpikir sebentar sebelum mengangguk. Mungkin dia bisa mampir dulu untuk menghargai bunda Alina sebelum pergi ke markas untuk persiapan malam.

"Mau kan?" Tanya Alina antusias, Alam mengangguk membuat Alina memekik senang.

"Ayo biar Alina bukain pegernya" Alam tersenyum tipis.

"Awas elo nya Ai" Ucap Alam saat Alina masih berdiri disamping pagar. Alina tertawa kecil dan segera mundur. Dia membungkukan tubuhnya dengan tangan yang ikut ditundukan disekitar perut "Silahkan kakak pacar"

Alam terkekeh melihat itu, membuat Alina terperangah melihatnya. Alina berdecak kagum "Yaampun kakak"

Alam menaikan alisnya bingung "Kenapa Ai?"

"Kakak gak senyum aja udah ganteng, sekarang malah ketawa. Alina gakuat, pengen nyebur ke kolam"

Alam menatap datar Alina mendengar itu, membuat Alina membungkam mulutnya karena takut. Dia segera mundur untuk memberi jalan motor Alam.

Alam segera memasuki motornya ke halaman rumah Alina, dia menyeringai tipis saat menyadari ketakutan Alina padanya. Setelah mematikan motornya, dia langsung turun dari motor dan menghampiri Alina.

"Jangan takut, gue udah jinak sama lo"

• • •

Alam menatap Alina yang seperti ingin bicara tapi ragu. Sekarang mereka tengah berada di halaman belakang rumah Alina. Tadinya dia akan langsung ke markas, tapi melihat wajah memelas Alina mmebuatnya tidak tega. Disini ada taman kecil, katanya kepunyaan bunda Alina tapi diisi oleh burung peliharaan Alina.

Alam sudah melihat burung itu, burung berwarna hijau dengan kombinasi putih dan warna lainnya.
Alam semakin kagum dengan keanehan Alina setiap dia mengetahui keanehan Alina yang lainnya.

Seperti ini, bagaimana mungkin perempuan memelihara burung? Entahlah, yang pasti Alam merasa kagum dengan keanehan Alina ini.

"Kenapa?" Tanya Alam pelan.

Alina mendongak dan meringis "Em kakak mau gak bantuin Alina besok?"

"Bantuin apa?"

"Bantuin nyuci kotoran Rara sama Riri" Alam terkejut melihat itu, Alina yang melihatnya meringis.

"Eh maaf kak, Alina gak maksud gitu. Maksud Alina, kakak temenin aja deh gapapa. Alina bosen kalo nyuci kotorannya slalu sendiri"

"Emangnya bunda lo kemana?"

Alina mengerucutkan bibirnya mendengar itu "Bunda mana mau bantuin nyuci kotoran mereka kak"

Alam mengangguk mengerti "Besok gue kesini, jam berapa?"

Mata Alina membulat "Beneran?" Alam mengangguk "Yeyyy kakak dateng kesini jam 7 pagi ya?"

"Oke. Gue pulang, bunda lo mana?"

"Oh yaudah yu kita kerumah" Alam mengangguk. Lalu mereka berjalan menuju rumah untuk berpamitan.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang