21). ALINA KANGEN KAKAK PACAR

38.1K 3.4K 59
                                    

GAK KERASA UDAH SATU BULAN LEBIH DUA HARI LIGHTERS MENEMANI HALU KALIAN🎉

"GUE JANJI KALO GITU MAU NGE FOLLOW AKUN AUTHOR NYA ABIS INI" Nah hayoh udah janji. Jangan lupa follow hihi😆

Selamat Membaca❤

• • •

Dengan mata yang berkaca-kaca, Alina menghadap ke Arlan. Berharap semoga Arlan akan mengabulkan permintaannya yang ingin bertemu Alam. Baru dua hari Alam pergi, tapi Alina sudah seperti mayat hidup. Alina tidak biasa ditinggal Alam seperti ini.

Sudah dua hari ini teman-teman Alam menjemput dan mengantarkannya menggunakan mobil. Tidak semua, mungkin bertiga dan yang dua lainnya mengikuti mobil mereka menggunakan motor.

"Kak please" Alina memohon pada Arlan yang menatapnya datar. Sedangkan teman-temannya yang lain hanya menghela napas.

"Lo gabisa maksa temen-temen gue buat ketemu Alam, sama gue juga. Harusnya lo bersyukur Alam pamit dulu sama lo" Teman-teman Alam memandang terkejut kepada Arlan.

"Lan--" Vino bermaksud memperingati Arlan.

"Dia emang harus diginiin biar ngerti" Arlan memandang Alina yang menunduk. Haikal mendekat pada Alina dan merangkul Alina.

"Ade abang gaboleh nangis" Alina mendongak menatap Haikal.

"Adik gue juga" Erik ikut-ikutan mendekat pada Alina dan ikut menghapus jejak air mata Alina.

Mereka berlima memang sudah menganggap Alina sebagai adik mereka. Mereka sangat menyukai Alina karena seperti anak kecil yang menggemaskan. Arlan pun seperti itu, tapi Arlan tidak terlalu memanjakan Alina seperti yang lainnya selama dua hari ini.

"Mending sekarang kita pulang, ayo"

Alina menghela napas saat mendengar ucapan Arlan. Dia melirik Erik dan Haikal yang berada di dekatnya. "Pulang ya kak? Padahal Alina pengen ketemu kak Alam"

Vino yang melihat itu tidak tega. Dia memutar otak mencari cara untuk membuat Alina melupakan Alam sejenak. "Gimana kalo kita beli es krim dulu?" Biasanya jika perempuan sedang tidak baik-baik saja pasti senang di tawari es krim.

"Enggak, Alina lagi gak pengen" Vino menghela napas berat. Dia mengisyaratkan kepada Erik dan Haikal untuk mengikuti Arlan yang sudah berjalan dari tadi.

"Alina pulang sekarang kalo gamau es krim. Kak Vino mau cari kak Vito dulu" Vito memang tidak sedang bersama mereka, tapi Vito sedang bersama pacar-pacarnya.

Dengan berat hati Alina mengangguk. Dia memang menurut pada Vino diantara yang lainnya. "Yaudah" Alina berjalan meninggalkan Haikal dan Erik yang sedari tadi di sampingnya.

• • •

Alina mengerutkan keningnya saat melihat ibunya membawa tas besar dan seperti terburu-buru. "Bunda mau kemana?" Alina menghampiri Indah yang baru selesai menelpon sambil berjalan.

"Sayang, bunda harus nyusul ayah kamu." Ucap Indah terlihat merasa bersalah.

Mata Alina berkaca-kaca. Kemarin Alam, sekarang ibunya juga?. "Terus Alina sama siapa? Alina ikut aja ya?"

Indah menggeleng, dia menghapus air mata Alina yang barusaja menetes. "Nggak sayang. Kamu disini aja, nanti bunda suruh Intan sama Putri nginep disini"

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang