Sebab penghuni slalu tau kemana jalan arah pulang.
~Selamatmalammilkyta❤
• • •
Alina menunggu Alam membuka matanya. Dia sangat khawatir saat melihat kakak pacarnya itu pingsan yang dibantu oleh Arlan tadi pagi.
Sekarang sudah jam 07:30, sudah kurang lebih empat jam Alam pingsan. Dan luka yang berada di pipi juga di bibir juga sudah di obati.
Jika kalian bertanya sejak kapan Alina berada di rumah Alam, dia sudah dari semalam disini. Sepertinya setelah Alam berangkat ke bogor, dirinya datang kesini. Sebab saat dirinya menunggu kedatangan Alam, Alam tak kunjung pulang.
"Lo gak bakal ninggalin dia lagi kan?"
Arlan, pria itu masih setia menunggu Alam dari tadi. Karna Josua juga tidak di rumah, jadi Arlan memutuskan untuk menunggu Alam membuka matanya. Dia tidak cukup percaya Alina bisa mengurus Alam.
"Kalo lo mau ninggalin Alam lagi, lebih baik pergi sekarang sebelum Alam sadar." Ucap Arlan lagi.
Alina menggeleng pelan. Bagaimana bisa dia meninggalkan Alam lagi? Kemarin saja dua hari Alina habiskan untuk menangis, menangisi Alam lebih tepatnya. Alina ingin kembali kesini, kembali pada kakak pacarnya. Dia menyesal karna telah berniat jauh-jauh dari Alam.
"Kok kak Arlan ngomongnya gitu? Gak suka ya sama Alina." Tanya Alina pelan.
Arlan menggeleng, dia tidak bermaksud seperti itu. "Bukan gitu, gue cuman gamau liat Alam terluka lagi." Arlan kemudian mengelus rambut Alina yang berada di sampingnya.
"Lo udah gue anggap sebagai adik gue sendiri, dan gue gamau sahabat gue nyakitin gue. Begitupun sebaliknya, gue gamau adik gue pergi dari sahabat gue."
"Kak Arlan udah pinter ngomong ya sekarang." Ceplos Alina tanpa sadar saat mendengar penuturan Arlan yang sangat panjang.
Arlan mendengus melihat itu, Alina memang tidak berubah.
"Alina selama dua hari ini di bogor nangis terus, pengen ketemu kakak pacar." Alina tersenyum tipis, kemudian dia memeluk Alam yang masih memejamkan matanya.
"Alina kangen kakak pacar." Bisik Alina di telinga Alam.
• • •
Alam merasakan hembusan nafas seseorang di lehernya, membuat dirinya merasa kegelian. Alam membuka matanya, menyesuaikan pencahayaan yang menyerangnya secara tiba-tiba.
Pandangannya menyamping pada seseorang yang menjadi alasan untuk dirinya merasa geli. Tubuhnya menegang seketika.
"Ai"
Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada Arlan yang sedari tadi ternyata memperhatikannya. Arlan menganggukan kepalanya pertanda jika itu benar Alina.
Tanpa kata, Alam langsung memeluk Alina. Tidak ada kebahagiaan lain saat melihat Alina pagi ini. Alam terus memeluk erat Alina yang sepertinya tidak terganggu dengan tidurnya tanpa memperdulikan Arlan yang sudah keluar dari kamarnya.
Sebenarnya Alam belum mempercayai semua ini. Masih banyak pertanyaan yang belum terbayar, masih banyak pemikiran tentang Alina yang masih akan tetap meninggalkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by: Dngraphiccc_ Alam Erlangga Addison, Ketua dari Geng besar di kotanya, Geng Worewolf. Pria dengan Tatto di seluruh tubuh atasnya dan juga Tindik yang slalu menjadi ciri khasnya. Selain karena Alam itu...