Buat kalian yang komen kalo konfliknya berat, dari awal aku udah bilang kalo konfliknya gaakan berat. Lagian aku ngerasa belum ada konflik yang terlalu menonjol deh dari awal, maksudnya yang enggak bertahan lama. Pokoknya kalian cukup percaya sama aku aja wkwk
Yaudah deh skip, calon istri jefri nichole mau kalian baca kelanjutannya.
• • •
Alina tidak tau apa yang ia rasakan sekarang. Dia merasa, seperti ada sesuatu yang menghantam hatinya saat ini. Dengan tatapan tak percaya ia layangkan pada Putri yang menatapnya dengan tatapan merasa bersalah.
"Putri tega sama Alina."
Alina tidak tau dosa apa yang ia perbuat pada sahabatnya, sampai-sampai mereka tega berhianat padanya. Dia merasa selama ini dia baik pada Putri dan begitu juga pada Intan.
Dia baru menyadari, ternyata ini yang diinginkan Intan dari permintaannya tempo lalu. Bukan karena Putri menyukai Vino, tapi Putri yang menyukai Alam.
"Maafin aku Na." Ucap Putri dengan nada yang merasa bersalah.
Alina menggelengkan kepala tak habis pikir, dia menghapus air matanya yang sudah mengalir sejak tadi. Lalu tatapan kebencian dia layangkan pada Intan tanpa memperdulikan teman sekelasnya yang sudah mengerubuni mereka.
"Kamu!" Alina menunjuk Intan dengan telunjuknya. "Kamu itu harusnya penengah. Kamu harusnya gak boleh bantu salah satu diantara kami kalo menyangkut soal perasaan. Kamu harusnya gak giniin Alina."
Sungguh, selama dua tahun menjadi teman Alina, mereka baru kali ini melihat Alina benar-benar marah dan terluka. Selama ini mereka hanya mengenal Alina yang manis dan ceria.
"Aku kemarin udah nurutin kemauan kamu, tapi hari ini aku tau kalo permintaan kamu buat jaga hati dia yang jelas-jelas mau ngerebut pacar Alina." Ucapnya dengan menyebut nama 'dia' untuk Putri.
"Jangan salahin Intan Na, ini salah aku."
"Jangan aku-aku deh, Alina gak butuh temen yang belok kaya kalian."
Akhirnya Alina berdiri setelah mengatakan itu dan keluar kelas sambil berlari. Tujuannya adalah menuju taman belakang sekolah yang sangat sepi.
Alina mendudukan dirinya di bangku yang memang berada di sana, dia terduduk dan menangis tersedu-sedu. Sungguh, dia tidak menyangka jika temannya itu melakukan hal ini padanya.
Dengan segera ia mengirimi Vino pesan untuk menyuruhnya datang kesini. Hanya Vino yang ia percaya sekarang, tidak lagi Alam yang sepertinya akan menghianatinya juga.
"Na" Panggil Vino dengan tergesa-gesa. Dia sangat khawatir mendapati adiknya yang tengah menangis seperti ini, di tempat sepi pula.
Alina langsung menghambur pada pelukan Vino, Vino pun menyambut pelukan Alina dan mengelus punggung Alina agar Alina sedikit tenang.
Vino merasa sakit saat adik kecilnya menangis seperti ini, sungguh dia lebih suka Alina yang manja dibanding menangis begini.
"Abang, temen Alina pada belok." Ucap Alina dengan menatap Vino.
"Belok? Maksud kamu mereka homo?" Tanya Vino yang tak mengerti arti kata 'Belok' versi Alina.
"Bukan bang. Tapi Putri suka sama kakak pacarnya Alina." Alina kembali menangis kencang mendengar kenyataan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by: Dngraphiccc_ Alam Erlangga Addison, Ketua dari Geng besar di kotanya, Geng Worewolf. Pria dengan Tatto di seluruh tubuh atasnya dan juga Tindik yang slalu menjadi ciri khasnya. Selain karena Alam itu...