13). DALANG

60K 4.6K 234
                                    

Happyreading❤

• • •

Alam menatap datar perempuan yang berada didepannya. Perempuan itu tengah diikat dengan tali yang memakai kursi, jadi posisinya perempuan itu duduk dikursi dengan tubuh yang diikat.

Perempuan itu adalah Melisa.

Alam melakukan ini bukan karena alasan, tapi karena dia tau jika Melisa lah yang menculik Alina. Anak buahnya memberi tahu dia setelah mereka selidiki.

Alam sudah memberi pelajaran pada Leo, dan sekarang tinggal Alina. Alam mencengkram dagu Melisa dengan keras.

"Atas motif apa lo jahatin cewek gue" Desisnya pada Melisa yang sudah bercucuran Air mata.

Dengan air mata yang semakin berderai Melisa mencoba menjawab "Di-a, cewek itu ud-ah rebut kam-u dari aku" Jawabnya terbata-bata karena Alam semakin mengeratkan tangan ke rahangnya.

Alam terkekeh sinis mendengar itu. Dia berdecih kemuka Melisa, Melisa tidak kaget, dia sangat mengetahui bagaimana Alam jika sedang emosi.

Tidak cukup disitu, Alam menendang kursi yang diduduki Melisa sampai terjatuh. Yang artinya, Melisa ikut terjatuh. Melis menjerit karena tubuhnya terasa sakit.

"Siapa yang lo sebut rebut barusan? Gue? Cih, bahkan gue jijik sama lo Melisa!" Bentak Alam murka.

Melisa semakin meraung, belum pernah Alam memanggil namanya langsung. Sekalinya memanggil, keadaanya sedang begini. Demi apapun, dia semakin membenci Alina.

Sedangkan Alam sepertinya belum puas. Biar saja dia disebut berani pada perempuan, Alam hanya ingin Alina tidak ada yang mengganggu. Itu saja!.

Alam berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Melisa yang saat ini sedang tiduran menyamping sambil keringis. Alam menunjuk wajah Melisa dengan telunjuknya.

"Gara-gara lo, Alina trauma" Alam menghela napas "Sekarang gue kasih dua pilihan buat lo" Alam sebenarnya ingin bersenang-senang dahulu, tapi dia rasa dia sudah terlalu banyak bicara.

"Ap--a?" Cicit Melisa.

"Lo mau gue kirim ke rumah sakit atau lo mau gue kirim ke luar Negeri"

Melisa tidak menyangka Alam memberikan pilihan seperti itu, dia tidak ingin pindah. Dia juga tidak ingin masuk rumah sakit, tentu saja.

"Cepet" Gertak Alam.

"Luar Negeri aja hiks"

Alam tersenyum sinis mendengarnya "Bagus, lo harus tepatin janji lo buat pindah atau engga perusahaan bokap lo jadi taruhannya!" Ucapnya Finish.

Sedangkan Arlan yang sedari tadi berjaga didepan ruangan itu menghela napas. Untung saja Melisa memilih pilihan yang tepat. Jika tidak, Alam akan benar-benar mengirimnya ke rumah sakit. Tanpa perduli Melisa perempuan atau laki-laki.

• • •

Alam memasuki ruangan Alina, terlihat Alina sedang mengobrol lewat telpon bersama. Sepertinya Alina sedang melakukan Video call.

Alam juga melihat ada ibu Alina beserta kedua teman Alina, Intan dan Putri. Alam melangkahkan kakinya menuju ibu Alina yang sedang tersenyum karenanya. Dia mencium punggung ibu Alina dengan sopan.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang