17). MEMBELI BURUNG BERSAMA

42.4K 3.8K 77
                                    

Happyreading❤

• • •


Hari-hari telah berlalu, hubungan keduanya juga semakin dekat. Alina yang sekarang sangat manja pada Alam, dan Alam juga menjadi posesif pada Alina.

Siang menuju sore ini Alam sedang menunggu Alina di depan kelas Alina. Rencananya dia akan mengajak Alina membeli burung yang ia janjikan. Alam tersenyum tipis melihat Alina yang keluar dan tersenyum padanya.

"Kakak pacar"

Dengan senyum yang bertengger di wajahnya, Alina menyapa Alam. Seperti kebiasaannya, dia akan menyapa dahulu dengan panggilan itu setiap bertemu Alam.

Alam tersenyum, dia mengelus kepala Alina dengan lembut. "Pulang sekarang?" Tanyanya.

Alina mengangguk, dia menengok kebelakang pada kedua sahabatnya. "Alina pulang duluan ya, babay" Ucapnya. Lalu Alina menarik lengan Alam menjauh dari kelasnya.

Alam menggenggam tangan Alina sambil berjalan menuju parkiran. Mereka langsung memasuki mobil Alam. Memang, semenjak Alina sakit, Alam menjadi sering menggunakan mobil saat bersama Alina.

"Temen geng kakak mana? Kok gak ngintilin kaya anak kucing" Tanya Alina saat mobil Alam sudah melaju.

"Ada" Jawab Alam singkat.

"Maksudnya pada kemana?"

Alam terkekeh kecil mendapati Alina  yang sepertinya menahan kekesalannya. Diambilnya tangan Alina untuk ia genggam, dan di kecupnya  punggung tangan Alina.

Entah kenapa Alam menjadi romantis menurut Alina. Alam juga tidak tahu, dia hanya mengikuti naluri nya saja.

Alina tersipu diperlakukan seperti itu, meski sering tapi tetap saja.

"Eh, kita mau beli burung kak?" Tanya Alina antusias saat mobil Alam berhenti didepan toko burung.

Alam mengangguk. Lalu dia membukakan sabuk pengaman Alina yang saat ini sedang berbinar bahagia.

"Ayo turun" Ajaknya. Alina mengangguk semangat lalu mengikuti Alam keluar mobil.

Alam menggandeng tangan Alina dan membawanya kedalam. Dia menghampiri seorang pegawai disana.

"Permisi mbak"

Pelayan itu mengangguk dan tersenyum, sepertinya umurnya sudah seperempat abad. "Iya mas, ada yang bisa saya bantu"

Dia berdecak kagum saat melihat Alam yang masih memakai baju seragam Sma dengan ditangannya terdapat banyak tato, Tindik dihidung dan di telinga.

"Kamu mau burung kaya gimana?"

Bukannya menjawab, Alam malah bertanya pada Alina. Alina yang sedang memperhatikan burung-burung pun menoleh pada keduanya.

"Em boleh liat-liat gak kak?"

"Gimana mbak?" Tanya Alam.

Si pegawai mengangguk "Tentu saja. Mari saya antar"

Alam dan Alina mengangguk dan berjalan di belakang si pegawai itu.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang