Jangan lupa klik bintang disebelah kiri, dan komen🤗 Happyreading❤
• • •
Disinilah Alina sekarang, di Rumah sakit. Alina sudah dipindahkan ke ruang VVIP setelah di periksa. Alina harus dirawat karena memang Alina masih mengalami ketakutan dan lemas, Karena itu Alina harus di infus.
Dokter juga menyarankan untuk Alina dibawa ke psikologis karena sedari tadi Alina hanya diam dan memejamkan matanya, Alina takut jika dia membuka mata akan banyak boneka. Membuat Alam dan juga Ibu Alina khawatir, padahal sebelumnya Alina tidak setakut ini meski sedari tadi sebelum suster memeriksanya Alina hanya menatap kosong.
"Sayang, makan dulu ya? Biar gak lemes" Bujuk Ibu Alina yang kesekian kalinya, namun Alina hanya diam. Membuat Alam merasa sesak didadanya, Alina pasti merasa trauma setelah ini.
Dia harus menemui Leo sekarang juga, dia yakin pelakunya pasti Leo karna hanya Leo yang mengetahui tempat itu.
"Tante, Alam pergi dulu ya" Pamit Alam pada Indah. Indah menghela napas dan mengangguk "Hati-hati ya bang" Alam mengangguk.
Dia mendekat pada Alina, lalu di elusnya rambut Alina, dan itu membuat tubuh Alina membeku. Alam menghela napasnya.
"Cepet sembuh, gue pergi dulu. Abis itu gue langsung kesini, gue janji"
Alam lalu pergi setelah mengelus pelan pipi Alina, dia berjalan kearah pintu dan dilihatnya disana ada Vito dan Haikal.
Sedangkan Erik dan Vino sedang dia suruh menuju markas untuk mengamankan anggotanya yang akan menyerang markas Geng Lion, dan Alam tidak mau jika mereka yang akan membalas itu. Dia ingin Leo mendapat balasan dari dirinya langsung.
"Arlan mana?" Tanyanya saat sadar jika temannya yang satu itu tidak terlihat.
"Katanya ada urusan" Sahut Haikal, Alam menyeritkan dahinya bingung. Kemana Arlan? Biasanya Arlan tidak pernah pergi saat Alam mempunyai masalah.
"Kalian tau urusan apa?" Vito dan Haikal menggeleng.
"Dia gak bilang apa-apa bos" Alam menghembuskan napasnya kemudian mengangguk menjawab ucapan Vito.
"Jadi gimana bos, kita langsung ke Leo sekarang?"
"Kalian tetep disini, biar gue yang nyamperi Leo"
Vito dan Haikal menghela napas, Alam slalu saja seperti ini. Alam mengerti kehawatiran mereka, tapi bagi dia, Leo tidak ada apa-apanya.
"Kalo nanti Arlan mau nyusulin gue, Tolong bilang sama dia ini perintah dari ketua" Alam sangat tahu Arlan, Arlan pasti akan menyusulnya jika tahu dia akan menemui Leo.
Haikal dan Vito mengangguk pasrah "Lo hati-hati bos" Alam mengangguk "Iya, jangan lama-lama. Soalnya nanti ibu bos kangen" Vito memamerkan cengiran bodohnya membuat Alam mendengus.
Alam kemudian berjalan menjauhi mereka setelah melihat sebentar ke arah pintu ruangan Alina.
• • •
Alam menatap rumah didepannya, ini rumah Leo. Rumah ini sudah lama tidak diinjaknya. Beberapa tahun lalu dia pernah atau bahkan sering kesini karena kepentingan dan kesehariannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by: Dngraphiccc_ Alam Erlangga Addison, Ketua dari Geng besar di kotanya, Geng Worewolf. Pria dengan Tatto di seluruh tubuh atasnya dan juga Tindik yang slalu menjadi ciri khasnya. Selain karena Alam itu...