37). KEPERGIAN ALINA

36K 3.7K 492
                                    

Kita harus tau bahwa gak semua orang sama, kita mempunyai pribadi yang berbeda-beda. jadi tolong, hargai setiap perbedaan.

• • •

"Tolong urus berkas sekolah Alina, Alina mau tinggal disana sama Ayah."

Tubuh Alam membeku seketika saat mendengar penuturan dari mulut gadisnya. Ia menggelengkan kepalanya tak terima, segera ia peluk kembali Alina namun gadis itu menolaknya.

"Alina udah maafin kakak pacar, Alina udah maafin kalian, sekarang biarin Alina pergi."

Alam menatap gamang pada Alina yang sekarang sudah dibantu ibunya untuk berdiri. Alina tidak boleh kemana-mana, Alina harus tetap bersamanya.

"Kamu gaboleh pergi, aku gak izinin itu." Cegah Alam dengan tegas.

Alina menatap Alam dengan air mata yang sudah turun sedari tadi. "Ai gak butuh izin kakak pacar sekarang. Ini jalan yang udah Alina pilih, makasih buat semuanya. Semoga kita ketemu lagi nanti, bahagia selalu kakak pacar." Alina mendaratkan kecupan singkat di pipi Alam yang sedari tadi menatapnya dengan kekecewaan.

Alam, pria itu masih terpaku dengan apa yang di ucapkan Alina. Baru saja dia akan mengejar Alina setelah dia sadar gadisnya telah di bawa pergi, tapi Arlan menahan dirinya.

"Biarin dia tenang dulu, gue yakin dia gaakan pergi. Ayo duduk dulu." Arlan mengiring Alam untuk duduk.

Alam memberontak, tentu saja. Gadisnya akan meninggalkannya, dan Alam tidak mau itu terjadi.

Sedangkan teman-temannya yang sedari tadi menatap keduanya langsung menghampiri Alam. Kecuali Vino, Putri dan Intan yang menyusul Alina.

"Gue gabisa diem Ar, Ai mau ninggalin gue. Gue harus kejar dia." Alam bangkit kembali setelah dia di dudukan paksa oleh Arlan.

Bugh

"Diem bego, biarin Alina nentuin keputusannya sendiri. Ini hukuman buat lo, ini hukuman buat kita. Kita emang udah keterlaluan sama dia." Ucap Haikal setelah dia mendaratkan pukulan ke rahang Alam.

Masih ingatkan jika Haikal akan beringas jika emosi? Namun dia tidak bermaksud untuk memukul Alam, dia hanya ingin Alam sadar. Dia ingin Alam tau, bahwa Alina juga sedang kecewa.

Vito da Erik yang tadinya ingin memarahi Haikal tidak jadi, mereka malah terdiam. Tanda menyetujui apa yang di ucapkan Haikal.

"Gue emang bego."

• • •

Alina, gadis itu sudah siap-siap untuk pergi dan tinggal bersama ayahnya. Dia sudah mengambil keputusan ini, dan dia tidak akan mengubahnya.

Sekarang, dia tengah berada di kamarnya. Vino, Intan dan Putri berada di bawah namun Alina tidak menemuinya.

Alina tau, mereka menganggap dirinya hanya berbohong dan hanya ingin menenangkan diri. Namun Alina benar-benar ingin pergi dari sini.

Saat ini dirinya sedang menulis surat untuk Alam. Dia akan mencurahkan semuanya. Tentang dia yang sedang tidak mengenali dirinya sendiri, dan tentang dirinya yang sedang benar-benar terluka.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang