36). RUMAH SAKIT

36.6K 3.7K 796
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK, VOTE DAN KOMEN. YU RAMEIN!!

HAPPY READING💖

• • •

"Ai." Alam mencoba meraih tangan gadisnya, tidak menyangka respon dari Alina akan begini. Sungguh, dia hanya mengikuti saran teman-temannya saja. Tidak ada maksud untuk menakuti Alina.

"Apa?" Balas Alina menantang. "Kamu tau banget kan kalo Alina tuh takut sama duyung, terus kenapa harus ada duyung disana?" Tunjuk Alina pada duyung-duyung yang masih berenang disana.

"Trus tau juga kan kalo Alina takut boneka? Kenapa ada badut-badut itu disana?." Alina menatap sekelilingnya.

Ada teman-temannya dan juga teman-teman Alam, ditambah ibunya dan ayah Alam disana. Matanya menatap nyalang pada mereka.

"Jadi kalian juga ikut dari rencana ini?" Tanya Alina dengan menggelengkan kepalanya tidak percaya. Tubuhnya yang sejak tadi memang sudah lemas langsung terjatuh ke bawah.

Indah yang mendengar itu langsung ingin menghampiri Alina namun Vino menahan lengannya.

"Gaada yang ngertiin Alina." Ucapnya sambil memeluk lututnya sendiri.

Alam menggelengkan kepalanya, dia tentu mengerti Alina. Dia langsung menyusul beringsut duduk di tanah dan memeluk Alina dengan erat. Tidak perduli banyak yang memperhatikan mereka.

"Aku gak bermaksud apa-apa, aku cuman pengen buat kamu bahagia di hari ulang tahun kamu."

"Aku pengen tunangan sama kamu baby girl."

Teman-temannya yang sedari tadi menonton langsung menghampiri mereka karna mereka melihat wajah Alina yang pucat.

"Lam, Alina." Ucap Vino dengan khawatir.

Alam yang mendengar itu langsung melepaskan pelukan mereka dan menatap Alina yang sepertinya mulai kehilangan kesadarannya.

"Shit" Umpat Alam.

Dia langsung membopong tubuh gadisnya dan membawanya ke rumah sakit, disusul ibu Alina dan teman-temannya. Alam langsung masuk ke kursi penumpang dengan Alina di pelukannya. Dia sudah tidak memperdulikan pestanya.

"Vin buruan" Teriak Alam pada Vino yang sebenarnya sudah siap mengemudi.

"Iya" Vino pun langsung menancapkan gas disusul mobil Ayah Alam dan beberapa motor teman-temannya.

Alam langsung menyumpah serapahi dirinya sendiri saat Alina menutup mata di pangkuannya, dia mengelus rambut Alina dan sesekali menciumnya. Ini memang salahnya, seharusnya dia tidak keterlaluan.

"Maafin aku." Lirih Alam.

• • •

Disinilah Alam bersama teman-temannya sekarang, menunggu Alina yang sedang di periksa Dokter. Dengan Alam yang sedang meminta maaf pada Indah. Indah memang tidak mengetahui semuanya, dia hanya tau Alina akan mendapat kejutan tapi tidak tahu ada rencana itu.

"Gapapa bang, Alina pasti cepet sadar." Indah mengelus lengan Alam, dia juga sangat khawatir dengan keadaan Putrinya namun dia tidak mau membuat Alam semakin merasa bersalah.

"Kamu tau kan Alina juga sering gini, inget gak dia beberapa kali ke rumah sakit karna hal kaya gini?"

Alam terdiam mendengarnya. Benar, beberapa kali gadisnya memasuki Rumah sakit karna kasus yang sama. Dan bodohnya kali ini dia yang menjadi penyebabnya.

LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang