Happyreading❤
• • •
Disetiap langkah kaki mereka berdua, Alina slalu menempel pada Alam. Tangan Alina slalu ia lingkarkan sendiri pada tangan Alam, membuat mereka seperti pasangan pada umumnya.
Saat ini mereka sedang berada di Mall. Tadinya Alam ingin langsung membeli burung sesuai ucapannya, tapi Alina menolak, katanya nanti saja karena dia sedang ingin menonton film yang sedang buming pada saat ini.
"Kakak jangan jalan sini"
Alam ikut menghentikan langkahnya karena Alina berhenti melangkah, dia menatap bingung pada Alina.
"Kenapa?"
Alina bergidik ngeri sambil menatap kedepan membuat Alam ikut menatap pada objek yang ditatap Alina. Seketika Alam paham saat melihat objek itu, ternyata Toko boneka.
"Yaudah, lo jalannya sebelah sini." Alam menarik tangan Alina yang masih melamun untuk bertukar tempat. Alina menggeleng lesu "Tapi Alina takut"
Alam menghela napas, dia harus sabar.
"Tenang, ada gue lo aman"
Barulah Alina mengangguk, senyumnya sedikit terbit. Dia percaya pada Alam, bahwa Alam pasti melindunginya.
Alam berinisiatif untuk merangkul Alina, membuat Alina terpenjat kaget, kemudian Alina melebarkan senyumnya "Enak sih dirangkul, tapi kesannya kita kaya kakak adek kak"
Alam berdecak malas mendengar itu. Memang benar sih, Alam tubuhnya sangat tinggi dan kekar. Sedangkan Alina menurut Alam sangat mungil.
"Udah sekarang kita pergi" Alina mengangguk lalu mereka berjalan dengan Alina yang seperti diseret tubuh Alam.
Alina memejamkan matanya saat mereka melewati toko boneka itu, untung saja ada kaca penghalangnya.
Alam tersenyum kecil melihat itu. Dia mengeratkan rangkulannya pada Alina, berusaha menenangkan Alina seolah bicara 'Jangan takut, gue ada buat lo'."Udah lewat belum kak?" Tanya Alina dengan mata yang masih dipejamkan.
Alam sebenarnya ingin mengangguk, tapi melihat wajah lucu Alina dia mengurungkan niatnya. Dia menatap dalam wajah Alina, entah mengapa jantungnya dua kali berdetak lebih cepat. Tanpa dia sadari, Alina membuka matanya.
"Alina ada belek ya?" Alam terpenjat kaget medengar suara Alina. Dia berdehem untuk menutupi kecanggungannya.
"Nggak, Ayo lanjut"
Alina mengerucutkan bibirnya sebal, kenapa Alam sangat irit bicara sekali? Padahal kan mereka sudah beberapa hari ini berpacaran. Lalu mereka kembali berjalan menuju studio.
"Lo tunggu disini, gue mau pesen tiket sama beli minum dulu"
Alam menunjuk bangku menyuruh Alina duduk disana. Alina hanya mengangguk saja dan Alam langsung meninggalkan Alina.
"Gak sabar deh mau nonton filmnya" Gumamnya pelan. Tak lama kemudian Alam kembali dengan minuman dingin dan popcorn membuat Alina tersenyum senang.
"Buat Alina?" Alam mengangguk "Gak sama es krim sekalian?" Alam mendengus "Dikasih hati minta jantung" Alina terkekeh.
"Wah berarti Kakak pacar udah ngasih hatinya buat Alina ya?"
Alam tertegun mendengar pertanyaan lugu dari Alina itu. Benar, Alam sepertinya sudah memberikan hatinya sejak awal pertemuan mereka.
"Udah ayo katanya mau nonton"
• • •
"Kakak pacar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTERS (OPEN FREE ORDER)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by: Dngraphiccc_ Alam Erlangga Addison, Ketua dari Geng besar di kotanya, Geng Worewolf. Pria dengan Tatto di seluruh tubuh atasnya dan juga Tindik yang slalu menjadi ciri khasnya. Selain karena Alam itu...