17. Kecewa

11.1K 1.2K 6
                                    

"Jangan tinggalkan aku Kakak!" teriak Xue Mingyan dan langsung bangun dari tidurnya.

Seluruh tubuhnya berkeringat dan nafasnya tidak teratur. Dia menatap ke sekelilingnya.

"Hah hah, sepertinya itu hanya mimpi. Kenapa aku memimpikan Kak Chen?" tanya Xue Mingyan pada dirinya sendiri. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dengan ditopang oleh kakinya sendiri.

Hampir 1 bulan dirinya tinggal di dunia ini, tetapi mengapa harus bermimpi tentang keluarganya sekarang? dan mimpi itu terasa nyata sekali baginya, pikirannya menjadi kacau dan gelisah.

Dia bingung apa yang terjadi dengan kehidupan dulunya, mengapa semua ingatan itu muncul? Lantas, kenapa dia tidak mengingat hal lainnya?

Tok tok tok

Suara ketukan pintu itu berhasil menyadarkan Xue Mingyan dalam lamunannya.

"Masuk," balas Xue Mingyan.

Lala dan Lusi membuka pintunya pelan dan menjumpai Xue Mingyan yang tengah terdiam melamun. "Nona, apakah tadi malam nona bermimpi buruk?" tanya Lala menebak.

Xue Mingyan menatap Lala, dia juga bingung apakah mimpi itu baik atau sebaliknya. "Tidak apa apa, kalian tidak perlu mengkhawatirkannya," balasnya.

Lala mengangguk mengerti kemudian dia membantu Xue Mingyan bersiap siap dengan dibantu Lusi.

***

"Ada apa Huanran, kenapa kau tiba-tiba muncul?" tanya Liu Xingsheng penasaran dengan kedatangan Huanran yang tiba tiba ini.

"Tuan, aku ingin memberitahumu bahwa Pavilliun Nona Xue Mingyan hangus terbakar," balasnya ragu.

Liu Xingsheng yang sedang membaca dokumen-dokumen Kerajaan itu langsung berdiri lalu menggebrak mejanya dan berhasil membuat Huanran terkejut.

"Bagaimana dengan Xue Mingyan?" bentak Liu Xingsheng khawatir.

"Ka-kakinya terluka karena terkena kobaran api," balas Huanran ragu.

Liu Xingsheng terduduk lemas, pikirannya sekarang kacau. "Kenapa itu bisa terjadi?" tanyanya lagi.

"Se-sebenarnya yang membakar Pavilliunnya adalah Nona Xue Mingyan sendiri, sebelumnya dia telah menangkap pelakunya tetapi kemudian dia menyuruh pelayannya untuk membakar Pavilliun miliknya," panjang Huanran.

Liu Xingsheng terdiam, dia mengerutkan dahinya berpikir kenapa Xue Mingyan harus melakukan itu.

"Fengying, temani Huanran di sini, jangan biarkan siapapun masuk ke dalam sebelum aku pulang. Aku akan pergi menemui Xue Mingyan," perintah  kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

Huanran menghela napas lega, sungguh tadi itu menegangkan sekali. Fengying yang melihat Huanran seperti itu menertawakan kesengsaraannya.

"Fengying sialan, kau akan mendapat karmamu nanti. Lihat saja!" kutuk Huanran kesal.

***

Xue Mingyan sedang terduduk diam merenungkan mimpinya semalam. Dia tengah sendirian saat ini karena tadi dirinya menyuruh Lala dan Lusi membuatkan makanan untuknya.

"Hei Raja Neraka sialan, kau pasti mendengarkanku bukan? Jawablah, kenapa kau mengingatkanku lagi dengan Kakakku hah? Dan siapa orang itu? Mengapa malam ini aku bermimpi tentang kehidupanku yang lalu? Lantas kenapa aku tidak mengingat hal lainnya? Tidak cukup apa melemparku ke sini!?" keluh Xue Mingyan sambil menatap kesal ke atas sana.

"Kau pasti mendengarkanku, kan? Tenang saja aku tidak akan menyakitimu. Tapi, jika kau tidak menjawabku, maka aku akan mati lagi sekarang! Agar aku bisa menghajarmu di sana karena tidak menjawab pertanyaanku ini," tambahnya lagi.

The Princess's Revenge Plan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang