Pangeran Zhiaofeng tengah berdiri terdiam melihat tubuh Li Chunfeng yang sudah tidak bernyawa lagi.
Dia telah meninggal karena cacing mata mata yang ada pada tubuhnya terus menggerogotinya.
"Li, aku sangat kecewa padamu." ujar Pangeran Zhiaofeng menatap tubuhnya Li Chunfeng yang sedang terbaring di sebuah peti.
Pangeran Zhiaofeng tersenyum sinis ketika mengingat Li Chunfeng yang begitu tergila gila pada Shu Hang sebelumnya.
"Aku sudah mengingatkanmu sejak awal untuk tidak dekat dengan wanita busuk itu." ujarnya kesal.
"Lihatlah, kau sendiri yang mengalami kerugiannya bukan?" tanyanya.
Pangeran Zhiaofeng mengepalkan tangannya kuat ketika teringat Shu Hang, wanita yang telah membuat sahabatnya seperti ini.
"Jika bukan karena permintaan terakhirmu, aku mungkin sudah melenyapkan wanita itu."
Pangeran Zhiaofeng berjalan mendekati peti mati Li Chunfeng.
"Li, aku akan memastikan permintaan terakhirmu terjadi. Aku berjanji padamu." ucap Pangeran Zhiaofeng tekad.
Setelah mengatakan hal itu, kemudian Pangeran Zhiaofeng berjalan pergi keluar dari ruangannya tadi.
***
"Kenapa? kenapa aku tidak boleh ikut!? apakah aku harus diam saja saat kau sedang masuk ke dalam sebuah bahaya?" tanya Liu Xingsheng kesal.
Xue Mingyan menggelengkan kepalanya, reaksi ini bukan yang diharapkannya sebelumnya.
"Kau tidak boleh pergi, aku tidak ingin sampai kau terluka dalam masalah ini." lirih Xue Mingyan.
Liu Xingsheng menghela napasnya gusar, "Justru aku takut kau yang terluka Xue er," balasnya.
Xue Mingyan menatap wajahnya Liu Xingsheng yang teduh. Sekelibat bayangan muncul tatkala dirinya melihat wajah Liu Xingsheng yang tersiksa, dan itu berhasil membuatnya takut.
Awalnya, Xue Mingyan akan mengizinkan Liu Xingsheng ikut, akan tetapi ketika tiba tiba muncul bayangan Liu Xingsheng yang kesakitan membuatnya mengurungkan niatnya kembali.
"Sepertinya kita harus memberi waktu untuk mereka." ucap Pangeran Kedua.
Mereka yang mendengarnya mengangguk mengerti, kemudian berjalan pergi meninggalkan Liu Xingsheng dan Xue Mingyan berdua.
"Aku tidak bisa membiarkanmu terlibat dalam permasalahanku Li," lirih Xue Mingyan.
Liu Xingsheng menggelengkan kepalanya, "Libatkan aku Xue er, aku tidak ingin diam saja melihatmu masuk ke dalam bahaya." bantahnya.
Xue Mingyan tetap bersikukuh, menolak Liu Xingsheng untuk ikut dengannya.
"Beri aku waktu satu minggu, hanya satu minggu. Jika aku tidak kembali maka kau bisa menyusulku datang ke sana." ujar Xue Mingyan.
Liu Xingsheng terdiam, dia bingung mengapa Xue Mingyan melarangnya untuk ikut pergi dengannya.
Dan sekarang malah membuat sebuah perjanjian seperti ini.
Xue Mingyan tiba tiba memeluk erat Liu Xingsheng dan berhasil membuatnya terkejut.
"Li, aku tidak ingin kau sampai terluka karena aku .... aku mencintaimu." ucap Xue Mingyan yang sedang memeluk Liu Xingsheng.
Liu Xingsheng tersentak, dia tak bisa berkata kata ketika mendengar pernyataannya Xue Mingyan barusan.
Xue Mingyan segera melepaskan pelukannya dan menatap kedua matanya Liu Xingsheng sambil tersenyum ramah.
"Kau percaya padaku kan? beri aku seminggu untuk membawa Shu Hang kemari. Jika dalam seminggu aku tidak datang, kau harus datang menjemputku." ujar Xue Mingyan sambil tersenyum menatap Liu Xingsheng.
Liu Xingsheng terdiam, dia bingung bagaimana menjawabnya.
"Baiklah, aku akan memberikanmu seminggu. Akan tetapi jika lebih dari hari itu kau tidak datang, akan kuledakan dan kuhancurkan seluruh kerajaan Bhaizhu." balas Liu Xingsheng sarkas.
Xue Mingyan tersenyum miris, dia menjadi ketakutan jika dirinya bermain main terlebih dahulu sebelum menyelesaikan tugasnya.
Dan pastinya itu akan memperpanjang waktunya di sana.
"Baiklah, terserah apa yang kau mau." ucap Xue Mingyan pasrah.
Liu Xingsheng terdiam, dia sedang berpikir apakah keputusannya sudah benar?
"Xue er, kenapa kau ingin sekali menangkap Shu Hang?" tanya Liu Xingsheng penasaran karena Xue Mingyan yang terkesan tergesa gesa ingin menangkap Shu Hang.
Xue Mingyan terdiam, dia menjadi kebingungan bagaimana menjawabnya.
"Emm, mungkin ini bukan saatnya aku memberitahumu. Tapi nanti, aku akan memberitahumu, aku berjanji." balas Xue Mingyan sambil tersenyum ramah.
Liu Xingsheng menangkup pipi kanannya Xue Mingyan dan tersenyum padanya.
"Kau harus berjanji, setelah masalah ini selesai. Kau akan menikah denganku," ucapnya sambil tersenyum jahil.
Xue Mingyan menunduk malu, dirinya menjadi sangat pemalu seperti ini.
Apakah ini yang dirasakan oleh Qixuan tadi pada saat digoda olehnya tentang hubungannya dengan Pangeran Kedua? itulah yang sekarang dipikirkan Xue Mingyan.
Liu Xingsheng yang melihatnya langsung mengangkat dagu Xue Mingyan untuk bisa menatapnya.
"Kenapa kau menunduk, jawab pertanyaanku." ujar Liu Xingsheng sambil tetap tersenyum jahil.
Blushh
Kedua pipi Xue Mingyan telah merona, "Haduh, kenapa aku harus menyatakan cintaku tadi. Bagaimana aku menjawabnya, lubang mana? aku butuh lubang untuk bersembunyi sekarang, aku sangat maluu!!!" keluhnya di dalam hati.
Liu Xingsheng tersenyum geli melihat Xue Mingyan yang salah tingkah karena pertanyaannya tadi.
"A .. aku .... aku harus pergi sekarang." ucap Xue Mingyan yang langsung berjalan pergi meninggalkan Liu Xingsheng dengan wajah yang sudah seperti Kepiting rebus saat ini.
"Tunggu aku!" ujar Liu Xingsheng ketika melihat Xue Mingyan yang berjalan pergi meninggalkannya dan tidak mempedulikan ucapannya tadi.
***
Pangeran Zhiaofeng sedang berdiri menatap keluar di kamarnya.
"Tuan, kenapa anda memanggil saya?" tanya Zaoji penasaran.
"Zaoji, kau carilah informasi mengenai Xue Mingyan, semuanya." perintah Pangeran Zhiaofeng dengan tetap berdiri di tempatnya.
Zaoji mengangguk, seketika dia langsung menghilang dari pandangannya Pangeran Zhiaofeng.
"Xue Mingyan, hanya mendengar namamu saja membuatku sangat penasaran dengan bagaimana dirimu." ujar Pangeran Zhiaofeng.
"Aku akan selalu menunggu kau datang kemari menghampiriku. Karena aku yakin, kau akan datang kemari." tambahnya lagi sambil tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess's Revenge Plan [TAMAT]
Fantasi[Fantasy - Chinnese ] [Romance - Komedi ] *** Aku tidak tahu mengapa bisa ada di sini? Saat bangun, aku sudah memasuki tubuh orang lain dan melintasi waktu ke masa lalu. Sang pemilik tubuh asli ku adalah seseorang yang lemah, dia sering ditindas, di...