10. Bukan Masalah Besar

14.1K 1.5K 18
                                    

Xue Mingyan berjalan dengan kesal ke Pavilliun Awan miliknya.

Lala dan Lusi saling menatap bingung melihat Xue Mingyan yang begitu kesal.

"Nona kenapa?" tanya Lusi.

"Akhh, semua rencanaku gagal gara gara Jendral Sialan itu!" hardik Xue Mingyan kesal.

Lala dan Lusi terdiam membatu mendengar semua ucapan Xue Mingyan.

Gagal? Itu yang disebut gagal? Lalu bagaimana rencana yang berhasil? Dan apa? Jendral sialan? Mereka baru pertama kali mendengar seseorang dengan beraninya menghina Jendral Yun.

"Nona, maafkan Lala yang lancang, Tetapi sebaiknya nona memperhatikan ucapan nona. Lala takut sesuatu yang buruk akan terjadi," saran Lala mencoba memberitahu Xue Mingyan.

"Aku tidak peduli, dia telah merusak seluruh rencanaku. Dan dia sangat murahan, melihat wanita saja langsung mengatakannya cantik. Entah berapa wanita yang telah menjadi korbannya ini," tolak Xue Mingyan kesal.

"Hanya satu, kau wanita satu-satunya yang kusebut cantik," ujar Jendral Yun di ambang pintu.

Lala dan Lusi kaget bukan main, dia tidak menyangka bahwa Jendral Yun mengikutinya dan mendengar semuanya dari awal.

"Memangnya aku tidak tahu laki-laki sepertimu? Kau mengatakan hal itu pada setiap wanita!" balas Xue Mingyan sinis.
Jendral Yun tersenyum, dia berjalan menghampiri Xue Mingyan yang tengah terduduk kesal.

"Kenapa? apakah kau cemburu?" tanya Jendral Yun sambil menyentuh rambutnya.

Langsung saja Xue Mingyan menepis tangannya yang tidak sopan ini, dia berdiri dan menatap tajam Jendral Yun.

"katakan padaku apa maumu datang kemari hah? Ini bukan tempat umum yang bisa seenaknya masuk dan keluar!" geram Xue Mingyan kesal.

Lala dan Lusi khawatir Xue Mingyan akan terluka karena telah berani terhadap Jendral Yun. Mungkin ke depannya mereka berdua harus selalu waspada.

"Kau tidak bisa diajak bercanda sekarang," ringis Jendral Yun sedih.

Xue Mingyan makin kesal karena sikapnya ini, dia menatap tajam Jendral Yun.

Jendral Yun yang ditatap seperti itu oleh Xue Mingyan langsung mengerti.

"Aihh, baiklah aku akan mengatakannya. Aku akan pergi ke Kaisaran besok," ucapnya.

"Ya sudah, kalau mau pergi, pergi saja. Kalau tidak ada urusan cepat pergi dari sini!" usir Xue Mingyan malas.

Langsung saja Xue Mingyan mendorong punggung Jendral Yun dan menggiringnya sampai ke depan pintu. Setelah Jendral Yun keluar, dia langsung menutup pintunya dengan keras tanpa mengatakan apapun.

"Lala, Lusi kalian harus mengunci pintu Pavilliunnya setiap saat. Aku takut pencuri akan masuk ke sini lagi," teriak Xue Mingyan agar Jendral Yun bisa mendengarnya.

Jendral Yun tersenyum mendengarnya, gadis ini benar-benar sangat berbeda dengan gadis lainnya.

"Nona, apa nona tidak salah mengatakan semua itu?" tanya Lala khawatir.

Xue Mingyan menatap bingung pada Lala. Pertanyaannya tadi sungguh membingungkannya, tetapi kemudian dia langsung mengerti maksudnya.

"Kau tidak perlu khawatir Lala, tidak ada yang bisa menahan diriku. Kau tidak perlu takut aku akan mendapatkan masalah besar karena ulahku, aku bisa menjamin hal itu," balas Xue Mingyan yakin.

Lala yang mendengarnya terdiam, jika tuannya tidak khawatir maka dirinya akan tenang.

"Aku sangat lapar, bisakah kalian membawakanku sedikit makanan?" tanya Xue Mingyan yang diterima anggukan langsung oleh Lala dan Lusi.

The Princess's Revenge Plan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang