'Tidak tahu apa yang dipikirkan nona, kenapa dia menyuruhku mengawasinya dengan sengaja membuat diriku terlihat?' tanya Lusi saat tengah memperhatikan Jendral Yun.
"Tuan, seseorang tengah mengawasi kita," ucap seorang pelayan pada Jendral Yun berbisik.
Jendral Yun tersenyum, dari awal dia juga sudah menyadarinya. Tetapi dia masih bingung, kalau ingin mengawasi dirinya kenapa harus seperti itu. Orang yang mengawasinya itu seperti sengaja membuat dirinya terlihat.
"Tidak apa-apa, bersikaplah seperti biasa. Aku ingin tahu tujuannya mengawasiku secara terang terangan seperti ini," balas Jendral Yun.
Pelayan itu mengangguk mengerti, dia membungkuk hormat pada Jendral Yun lalu pamit pergi meninggalkannya sendiri.
Lusi yang melihat Jendral Yun telah sendirian, langsung saja dia pergi dengan secepat kilat tanpa meninggalkan jejak sedikitpun agar tidak dikejar oleh orang lain.
Jendral Yun menatap Lusi pergi, kemudian dia tersenyum sinis.
'Dia bisa pergi tanpa menghilangkan jejak sedikitpun tetapi mengawasiku dengan menunjukan keberadaanya? aku sangat ingin tahu siapa yang menyuruhnya,' ucap Jendral Yun di dalam hatinya.
Ketika memastikan semuanya aman dan tidak ada yang mengikutinya, dia menghampiri Xue Mingyan dan Lala yang sedang berjalan jalan.
"Kau pulang? apakah Jendral Yun telah sendiri?" tanya Xue Mingyan saat merasakan keberadaannya Lusi.
Lala terkejut mendengarnya, dia menoleh ke belakang tubuhnya dan menjumpai Lusi yang sama tengah terkejut.
"Ba-bagaimana nona bisa tahu keberadaanku?" tanya Lusi penasaran.
Bagaimana tidak terkejut? Xue Mingyan langsung bisa mengetahui keberadaan Lusi tanpa ragu sedikitpun.
Dia mengira, Xue Mingyan tidak akan mengetahui keberadaanya karena Xue Mingyan tengah fokus pada tanaman bunga di depannya. Akan tetapi itu semua tidak seperti banyangannya sekarang.
Xue Mingyan merasa aneh dengan pertanyaannya Lusi, menurutnya Lusi sangat membingungkan sekarang. Bagaimana tidak? Jelas-jelas hawanya sangat terasa oleh dirinya.
"Entahlah, apakah tugasmu selesai?" tanya Xue Mingyan mengubah topik pembicaraannya.
Lusi langsung tersadar dari lamunannya itu.
"Sudah Nona, dia sedang menikmati pemandangan Taman Barat di Kediaman Perdana Mentri," balas Lusi.Xue Mingyan tersenyum sinis, semua berjalan sesuai rencananya sekarang.
"Lala, kau pergi temui pelayannya Shu Hang. Bilang padanya kalau Jendral Yun tengah sendirian di Taman Barat sekarang!" perintah Xue Mingyan.
Lala mengangguk mengerti, langsung saja dia pergi mencari pelayan pribadinya Shu Hang.
"Emm, sebenarnya apa yang nona rencanakan? Menyuruhku untuk mengikuti Jendral Yun dengan memperlihatkan keberadaanku dan menyuruh Lala menemui pelayannya Nona Shu Hang tentang keberadaannya Jendral Yun?" tanya Lusi penasaran.
Dari awal dia tidak mengerti, kenapa tuannya melakukan semua ini. Xue Mingyan tersenyum sinis mendengarnya.
"Kau tahu jika seseorang yang tengah bertunangan tidak boleh berjalan berduaan bersama pria lain?" tanya Xue Mingyan balik.
Lusi terdiam sesaat, tetapi dia langsung mengerti maksud tuannya ini.
"Ap-apakah nona ingi ..."
"Ini bukan seperti yang kau pikirkan Lusi, kau lihat saja nanti." potong Xue Mingyan.
Xue Mingyan langsung mengerti saat melihat raut wajah Lusi tadi.
Dia pasti mengira bahwa Xue Mingyan akan menyebarkan rumor buruk tentang Jendral Yun dan Shu Hang. Makanya dengan cepat, dirinya memotong ucapannya Lusi karena rencananya bukanlah seperti yang dipikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess's Revenge Plan [TAMAT]
Fantasy[Fantasy - Chinnese ] [Romance - Komedi ] *** Aku tidak tahu mengapa bisa ada di sini? Saat bangun, aku sudah memasuki tubuh orang lain dan melintasi waktu ke masa lalu. Sang pemilik tubuh asli ku adalah seseorang yang lemah, dia sering ditindas, di...