"Apakah kau menerimaku jika aku menyatakan perasaanku padamu?" tanyanya langsung.
Xue Mingyan terdiam, dia benar benar terkejut dengan pertanyaannya Jendral Yun.
Selama dua kehidupannya, baru kali ini seseorang menyatakan perasaannya langsung padanya.
Bahkan Liu Xingsheng yang melamarnya saja, belum mengutarakannya secara langsung seperti ini.
"Tunggu! apa?" tanya Xue Mingyan refleks.
Jendral Yun menatap Xue Mingyan serius, dia tidak menghiraukan pertanyaannya Xue Mingyan sebelumnya karena dirinya yakin bahwa dia pasti tahu maksudnya.
Xue Mingyan menghela napas panjang, dia benar benar bingung bagaimana harus menjawabnya.
"A ... aku hanya menganggapmu tidak lebih dari teman saja." ucap Xue Mingyan ragu.
Jendral Yun terdiam, tetapi kemudian dia bertanya lagi.
"Apakah kau sudah mencintai Liu Xingsheng?" tanya Jendral Yun penasaran.
Xue Mingyan tidak menjawab pertanyaannya Jendral Yun, karena gara gara pertanyaannya itu dirinya menjadi melamun.
Melamun mempertanyakan perasaannya sendiri pada Liu Xingsheng.
"It ... itu tidak ada hubungannya dengan pernyataanmu tadi. Dari awal aku hanya menganggapmu sebagai teman dekatku saja." ujar Xue Mingyan.
"Apakah kita tidak bisa lebih dari itu?" tanya Jendral Yun tidak menyerah.
"Tidak bisa!"
Xue Mingyan sedikit tersentak karena refleks tiba tiba mulutnya langsung menolaknya begitu saja.
Jendral Yun tersenyum miris, "Kau mencintai Liu Xingsheng, kau benar benar mencintainya."
"Tidak! ma ... maksudku ini tidak ada hubungannya sama sekali dengannya." bantah Xue Mingyan.
Jendral yun menatap intens Xue Mingyan, "Kalau begitu katakan kalau kau tidak mencintainya," perintahnya.
Xue Mingyan menatap balik Jendral Yun, entah kenapa tiba tiba dia enggan melakukan apa yang diminta Jendral Yun tadi.
"Ada apa denganku? mengapa aku menjadi ragu seperti ini?" tanya Xue Mingyan bingung di dalam hatinya.
Jendral Yun tersenyum miris, dia benar benar sedih saat mengetahui bahwa Xue Mingyan mencintai Liu Xingsheng dan bukan dirinya.
"Baiklah, aku tidak akan bertanya ini lagi padamu. Melihatmu bahagia saja sudah membuatku senang, tapi ... bisakah kita masih berteman seperti dulu?" tanya Jendral Yun ragu.
Xue Mingyan tersadar dari lamunannya karena pertanyaannya Jendral Yun barusan.
Dia beralih menatap kedua matanya Jendral Yun dan langsung tersenyum.
"Apapun itu, kau masih menjadi teman terbaikku Wei," ucapnya senang.
Jendral Yun terdiam, setelah sekian lamanya seseorang menyebut nama kecilnya lagi.
Akan tetapi kemudian dia membalas senyumannya Xue Mingyan.
***
Pangeran Zhiaofeng berjalan dengan tergesa gesa ketika mendapatkan kabar bahwa Li Chunfeng sahabatnya sendiri jatuh sakit.
Dia berjalan memghampiri ruangan tempat istirahatnya Li Chunfeng.
Terlihat Li Chunfeng yang sedang terbaring lemah menatap sendu Pangeran Zhiaofeng yang baru saja tiba.
"A ... apa yang terjadi?" tanya Pangeran Zhiaofeng bingung.
Semua orang yang ada di dalam tidak berani menjawabnya.
"Aku tanya apa yang terjadi hah?" tanya Pangeran Zhiaofeng kesal karena tidak ada seorangpun yang menjawab pertanyaannya sebelumnya.
Li Chunfeng segera bangkit dari tidurnya dan menyuruh semua orang untuk keluar meninggalkannya bersama Pangeran Zhiaofeng.
"Sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku Li?" tanya Pangeran Zhiaofeng lagi sambil berjalan menghampirinya.
Li Chunfeng terdiam, dia bingung bagaimana menjelaskannya pada sahabatnya ini.
"Aku tidak apa apa, hanya ...."
"Bohong!" potong Pangeran Zhiaofeng kesal.
"Jangan mencoba untuk menyembunyikannya lagi dariku." tambah Pangeran Zhiaofeng.
Li Chunfeng menarik napasnya pasrah, "Zhi, saat pertama kali aku bertemu dengan Shu Hang dia sedang dalam kondisi buruk. Seseorang telah memasang cacing mata mata dalam tubuhnya. Aku yang pada saat itu tergila gila padanya, melakukan hal bodoh yang merugikanku sekali." jelasnya.
Pangeran Zhiaofeng membulatkan matanya tidak percaya dengan ceritanya Li Chunfeng barusan.
"Ka ... kau memindahkannya?" tanya Pangeran Zhiaofeng memastikan.
Li Chunfeng tersenyum dan perlahan menganggukkan kepalanya.
"Kau gila apa? berkorban hanya untuk wanita seperti dia!?" tanya Pangeran Zhiaofeng kesal.
Dia begitu kesal karena cacing mata mata itu perlahan menggerogoti tubuh inangnya sendiri yang berakhir kematian untuknya.
Dan yang menjadi inangnya sekarang adalah sahabatnya sendiri.
Li Chunfeng terdiam tidak menjawab pertanyaannya Pangeran Zhiaofeng tadi.
Dirinya juga menyesal karena waktu itu dengan suka rela memindahkan cacing mata mata dari tubuh Shu Hang ke tubuhnya sendiri.
Itu semua dia lakukan atas cintanya yang begitu besar pada Shu Hang. Akan tetapi Shu Hang malah membalas dengan penderitaan untuknya.
Pangeran Zhiaofeng tidak tega melihat Li Chunfeng yang sakit seperti itu.
Dia mengepalkan tangannya kuat, dan berniat untuk pergi keluar.
"Aku akan membunuhnya sekarang juga!" ujar Pangeran Zhiaofeng.
Li Chunfeng tersentak, langsung saja dia menahan Pangeran Zhiaofeng untuk tidak pergi.
"Zhi dengarkan aku, kumohon." pinta Li Chunfeng.
"Dengarkanlah, permintaan terakhirku Zhi." tambahnya dengan lembut.
Pangeran Zhiaofeng menatap Li Chunfeng sendu. Dia benar benar sedih dengan apa yang menimpa sahabatnya ini.
***
Setelah percakapannya tadi dengan Jendral Yun, Xue Mingyan pamit untuk pergi.
Dia berniat pergi ke kerajaan Bhaizhu untuk membawa Shu Hang dan menghukumnya.
Xue Mingyan sudah tekad dengan rencananya ini, dan tidak akan peduli bagaimana tanggapan orang lain tentangnya.
Akan tetapi sebelum pergi dia berniat untuk menemui Liu Xingsheng terlebih dahulu di Kekaisaran.
"Nona, apa nona yakin akan pergi sendiri ke sana?" tanya Lala khawatir.
"Lebih baik nona membawa kami untuk menemani nona." tambah Lusi.
Xue Mingyan tersenyum lembut, "Aku tidak bisa membiarkan orang terdekatku dalam bahaya karena permasalahanku dengan Shu Hang." balasnya ramah.
Lala dan Lusi hanya bisa pasrah, sedari tadi mereka terus saja berusaha mendesak tuannya agar membawa mereka pergi juga.
Akan tetapi sia sia, Xue Mingyan bersikeras menolak mereka untuk pergi dengannya.
Xue Mingyan menatap keluar jendela keretanya, entah kenapa dia menjadi tegang saat keretanya hampir sampai di Kekaisaran.
Setelah beberapa saat akhirnya tibalah Xue Mingyan di Kekaisaran.
Perlahan dia turun dari keretanya dan langsung disambut oleh Liu Xingsheng sendiri.
Xue Mingyan sedikit terkejut karena Liu Xingsheng yang menyambutnya seakan tau bahwa dirinya akan datang kemari.
"Xue er, aku sudah menantikanmu kembali." ucap Liu Xingsheng senang.
Xue Mingyan tersenyum, kedua pipinya sedikit merona saat melihat raut wajah senang di wajah Liu Xingsheng.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess's Revenge Plan [TAMAT]
Fantasi[Fantasy - Chinnese ] [Romance - Komedi ] *** Aku tidak tahu mengapa bisa ada di sini? Saat bangun, aku sudah memasuki tubuh orang lain dan melintasi waktu ke masa lalu. Sang pemilik tubuh asli ku adalah seseorang yang lemah, dia sering ditindas, di...