Hari ini ada yang aneh pada Xue Mingyan. Biasanya setelah sarapan, dia akan berlatih pedang atau berkebun karena dirinya benci akan waktu yang terbuang sia-sia.
Tetapi sekarang, dia malah merenung di dalam kamarnya dan tidak keluar. Lala dan Lusi yang melihat perubahan sikap Xue Mingyan yang drastis ini menjadi khawatir.
"Nona, apa nona baik baik saja?" tanya Lala khawatir.
"Aku baik baik saja, hanya butuh sedikit waktu untuk memikirkan sesuatu. Bisakah kalian tinggalkan aku sendiri?" pinta Xue Mingyan.
Lala dan Lusi hanya bisa mengangguk pasrah ketika mendengarnya.
"Baiklah nona, jika ada sesuatu yang nona inginkan panggil saja kami," ucap Lala kemudian mengajak Lusi pergi keluar dari kamarnya Xue Mingyan.
Setelah Lala dan Lusi pergi, Xue Mingyan memejamkan matanya menahan semua amarahnya. Kenapa tidak? Dia sangat kesal sekali pada dirinya sendiri karena terus saja memikirkan kejadian kemarin.
"Akhhh kenapa dulu aku kurang asupan Pria tampan sihh!! Ini tidak adil, kenapa otakku terus memikirkannya. Jika tahu begini seharusnya dulu aku sering sering melihat pria tampan," keluh Xue Mingyan sambil menepuk nepuk kepalanya.
Ya, benar. Sejak kemarin pikiran Xue Mingyan terus pada pria yang mengikutinya selama ini. Dirinya menolak tetapi pikirannya tidak! Ini sungguh membuatnya menjadi galau.
"Cih, sayang sekali wajahnya yang tampan itu," sesal Xue Mingyan kesal saat mengingat perilaku pria itu kemarin.
Dia tidak pergi dari kamarnya karena pria itu. Xue Mingyan masih malu saat mulutnya tidak sengaja memujinya tampan.
Mengingat jika selama ini pria itu telah memperhatikannya, jadi Xue Mingyan memutuskan untuk berada di kamar seharian ini saja.
Dirinya menyesal ketika sebelum kehidupan keduanya dimulai Xue Mingyan malah fokus belajar dan bermain saja. Tidak pernah sekalipun dia mengagumi pria tampan seperti teman-temannya dulu.
"Huhuhu, harusnya aku mendengarkan teman-temanku dulu," sesal Xue Mingyan sedih.
Memang dulu teman-temannya sering mengajaknya untuk mengagumi para pria tampan, tetapi dia malah menolaknya keras karena menurutnya itu tidak berguna.
Sekarang dia harus kesusahan, pikirannya sama sekali tidak bisa diajak berkompromi. Apakah ini yang dirasakan oleh teman temannya dulu? Yang jelas sekarang Xue Mingyan seperti itu, terus mengingat wajahnya.
"Hei otak! Jangan memikirkannya lagi, atau aku akan menyakitimu," ancam Xue Mingyan sambil menunjuk nunjuk kepalanya.
"Aikhh aku sudah gila mengancam diriku sendiri. Apa yang harus kulakukan?" tanya Xue Mingyan sedih.
Dia langsung berdiri semangat ketika sebuah ide melintas di kepalanya.
"Baiklah, sudah kuputuskan mulai saat ini aku akan melihat para pria tampan agar aku bisa melupakannya Whahaha," ucap Xue Mingyan senang.
Tetapi kemudian dia termenung ketika sesuatu yang ganjal dirasakannya.
"Tapi, kenapa aku terasa familiar dengan wajahnya?" tanya Xue Mingyan pada dirinya sendiri.
Dia berusaha mengingat kejadian yang terdahulu. Hampir setengah jam dia terus memikirkan siapa pria itu. Dan kenapa terasa sangat familiar dengannya?
"Buntu! Kenapa aku tidak menemukan apapun. Aku ingin tahu siapa pria itu dan kenapa wajahnya terasa sangat familiar denganku?" tanya Xue Mingyan bingung pada dirinya sendiri.
Akhirnya dia lelah terus berusaha mengingat kejadian yang sudah dia lupa. Dia benar benar lupa sekali, orang yang menurutnya tidak penting langsung dilupakannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess's Revenge Plan [TAMAT]
Fantasy[Fantasy - Chinnese ] [Romance - Komedi ] *** Aku tidak tahu mengapa bisa ada di sini? Saat bangun, aku sudah memasuki tubuh orang lain dan melintasi waktu ke masa lalu. Sang pemilik tubuh asli ku adalah seseorang yang lemah, dia sering ditindas, di...