15. Mengapa?

11.5K 1.3K 10
                                    

"Nona, saya sudah melakukan semua yang nona minta," ucap Jian Li pada Shu Hang.

"Kerja bagus!" puji Shu Hang senang.

Dia berjalan ke arah jendela dan melihat keluar.

"Xue Mingyan, nasibmu sudah tak lama lagi," decak Shu Hang dengan senyum sinisnya ketika memikirkan rencananya yang berhasil.

***

"Nona, apa nona tidak apa apa?" tanya Lala khawatir.

Xue Mingyan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum canggung pada Lala. Dia malu sekali pada dirinya sendiri yang tiba tiba berteriak di depan Lala dan Lusi.

'Pria mesum itu ... lihat saja akan kubalas perbuatanmu itu Li sialan. Kau tiba-tiba menghilang saat aku tengah serius, sungguh mempermainkanku!' tekad Xue Mingyan di dalam hatinya ketika mengingat kejadian sebelumnya.

"Nona, hari semakin gelap. Anda beristirahatlah," saran Lusi.

Xue Mingyan mengangguk kemudian pergi berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Saat dia masuk, Xue Mingyan tersentak ketika melihat pria yang membuatnya kesal hari ini tengah terduduk diam di jendela kamarnya.

Segera Xue Mingyan menutup pintu kamarnya rapat-rapat dan menghampiri pria itu.

"Apa kau sudah siap mati untukku?" Xue Mingyan menyeringai sadis.

Dia benar-benar kesal pria di depannya, ingin sekali mengumpat dan berkata kasar padanya.

Pria itu terdiam, dia menatap ke samping tubuhnya dan menatap lekat Xue Mingyan.

"Bahkan jika itu kemauanmu, aku akan siap menerimanya. Tapi tolong, jangan tinggalkan aku, hatiku sudah terpaut denganmu Xue er, garis takdir kita telah terbentuk," balasnya sambil tersenyum.

Xue Mingyan tertegun mendengarnya. Sebuah ingatan muncul, sinar cahaya yang menyinari wajah Li dan tiupan angin yang membelai lembut rambutnya mengguncang sesuatu yang ada di hatinya.

Ingin sekali mulutnya berkata, tetapi ntah mengapa mulutnya terasa kelu, tak dapat berkata.

"Aku akan pergi, jagalah dirimu baik-baik," ucapnya kemudian berjalan pergi lalu menghilang.

Xue Mingyan terdiam menatap kepergiannya Li. Pria itu ntah mengapa mengingatkannya pada seseorang, tapi tak tahu siapa.

***

Tepat tengah malam, banyak para penjaga dan pelayan berlarian memadamkan api di paviliun Awan milik Xue Mingyan. Tetapi dalam satu jam, api itu tak kunjung padam dan malah menjadi besar.

Hampir seluruh paviliun Awan habis terbakar karena dilahap oleh kobaran api yang besar.

"Apa yang terjadi!?" tanya Perdana mentri.
Perdana mentri datang bersama dengan Selir Niang ke pavilun Awan karena mendengar kegaduhan di sana.

"Tuan, apinya semakin membesar, akan lebih lama memadamkannya," ucap seorang penjaga.

"Dimana Xue Mingyan? kenapa aku tidak melihatnya?" tanya Perdana Mentri tidak menghiraukan ucapan penjaga itu sebelumnya.

"Apa yang terjadi ayah? kenapa paviliun kakak seperti ini? Dimana kakak?" tanya Shu Hang khawatir.

"Tenanglah Hang er," ucap Perdana Mentri berusaha menenangkan Shu Hang.

"Cepat katakan! dimana dia?" tanya Perdana Mentri tegas.

"Sa ... sampai sekarang kami masih belum men ...."

"Ayah aku di sini, uhuk uhuk." 

Xue Mingyan muncul dari samping Perdana Mentri. Shu Hang membulatkan matanya sempurna ketika melihat Xue Mingyan ada di depannya sekarang.

The Princess's Revenge Plan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang